Langit Gelap

1120 Words

Sudah tengah malam. Lukas duduk termangu menatap langit gelap yang tidak bercahaya. Setelah acara yasinan, ia hanya duduk saja di sini selama berjam-jam. Ia akui jika ujung-ujung kakinya mulai membeku, perutnya kembung karena angin malam yang ia hidup, dan badannya juga gemetar karena sedari pagi dirinya tidak nafsu makan. Langit seolah ikut bersedih. Malam-malam kemarin jutaan bintang selalu menghiasi semesta di musim kemarau ini. Langit tidak pernah segelap ini, sesunyi ini, menghitam bagai hati yang merasa sendiri. Lukas penasaran dengan kedua orang tuanya. Sebagai manusia biasa pasti ada rasa khawatie tentang bagaimana orang tuanya tidur beralaskan tanah yang dingin. Sepi, sunyi, tidak ada kasur yang empuk, tidak ada selimut, dan tidak ada obat semprot serangga. Ah, mungkin pikiran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD