When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ruang kamar tampak sunyi. Andreas menatap Hanna yang diam membeku dari depan pintu. Wanita itu berusaha menenangkan diri dan menerima apa yang dilihat oleh matanya. Tubuh seksi yang hanya dibaluti pakaian santai dengan ukuran minim itu mengekspos keindahan yang menggoda pria. “Hanna.” Andreas menutup dan mengunci pintu. Dia membuka dan membuang kemeja biru yang dikenakan ke lantai. “Apa yang mau kamu lakukan?” Hanna menyadarkan diri dan menjauh dari Andreas. “Kamu harus membantuku. Ini pertama kalinya aku terjebak oleh seorang wanita yang berani memberiku obat jahat.” Tubuh kekar Andreas telah basah oleh keringat. Dia masih berusaha untuk menahan pengaruh obat. “Tidak!” teriak Hanna. “Ah, kamu sangat seksi. Aku tidak bisa menahan diri.” Andreas membuka ikat pinggang.