When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hanna terdiam di tepi balkon. Tubuh indah itu dibaluti mini dress berwarna putih melambai-lambai tertiup angin. Rambut hitam dan lurus tergerai panjang melewati pundak yang terbuka. Dia menatap pintu gerbang yang tertutup rapat. Wanita cantik itu memperhatikan sekeliling. Berharap ada celah untuk lari dari rumah mewah King. “Hanna,” sapa Andreas. “King.” Hanna menoleh. “Maukah kamu menikah denganku?” tanya King pelan. “Apa? Itu tidak mungkin. Aku sudah menikah,” tegas Hanna. “Aku akan menerima keadaan kamu yang tidak per*w*n lagi,” ucap Andreas. “Dan aku akan memperlihatkan wajah asliku,” lanjut Andreas. “Tidak. Kita tidak bisa menikah.” Hanna menatap Andreas. “Apa kamu yakin?” Andreas tersenyum. “Tentu saja. Aku sudah punya suami,” ucap Hanna. “Bag