HAPPY READING
***
Teguh menatap wanita yang kini sedang tertidur di tempat tidur. Teguh membuka kemeja putih yang ia kenakan lalu membersihkannya wastafel. Jujur ini pertama kali ia memboyong seorang wanita mabuk yang tidak ia kenal. Teguh menutup wajahnya dengan tangan, ia keluar dari kamar mandi, mengambil hanger menggantung kemeja yang sudah ia bersihkan. Ia bertelanjang d**a, menatap seorang wanita mengenakan dress hitam yang terbaring di tempat tidur.
Teguh memandang dress yang di kenakan wanita itu juga kotor karena muntahannya. Jujur ia seorang dokter, menangani ribuan pasien dengan latar belakang berbeda. Pasien telanjang adalah hal biasa ia lihat, ia tidak merasakan getaran apapun. Bahkan tidak peduli dengan hal tersebut. Namun wanita dihadapannya ini bukanlah pasien yang ia tangani. Namun anggap saja wanita itu pasiennya. Teguh membuka dress hitam wanita itu yang hanya menyisakan strapless bra dan g-string yang berwarna senada. Ia membenarkan posisi tubuh wanita itu. Teguh lalu menyelimuti tubuh wanita itu dengan badcover.
Teguh melangkah menuju tas berwarna hitam itu, ia penasaran siapa wanita ini. Ia mengambil dompet berbahan kulit. Mencari kartu identitas, ia mendapati apa yang ia cari, kartu berwarna biru dengan hologram diatasnya. Wanita itu bernama Lily Pamela, berumur 24 tahun, alamat Setia Budi, pekerjaan wirausaha. Ia melihat kartu nama bertulisan Lily Pamela, Founder Bertha Skincare. Di sana terdapat alamat email dan nomor kontak bisnis Lily Pamela. Ia meliirik Lily, menatapnya cukup serius, wanita itu memiliki branding yang cukup baik karena diumur 24 sudah memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Ia semakin penasaran siapa dia sebenarnya, dan seperti apa pembicaraan itu jika dalam keadaan sadar.
Teguh berbaring tepat disebelahnya Lily. Lalu mengubah tubuhnya menyamping menatap wanita itu. Sebenarnya ia suka melihat wanita dengan posisi eye see you seperti ini, karena dirinya dapat melihat secara leluasa wajah serta tubuh wanita itu. Jujur ia sebagai seorang pria ia menyukai wanita ketika tertidur. Karena ketika wanita tertidur selama delapan jam, ia akan benar-benar terlihat lebih segar dan terlihat cantik.
Teguh juga mulai memejamkan mata, ia tidak akan melakukan hasrat naluri laki-lakinya dengan wanita yang tidak sadarkan diri seperti itu. Karena jika ia melakukannya dalam keadaan benar-benar sadar bukan seperti patung seperti ini. Teguh tahu bahwa perubahan memang menakutkan, membuat tidak nyaman, bingung dan sulit. Namun perubahan hidup akan berdampak menjadi lebih baik. Teguh meraih tubuh ramping itu dan didekapnya. Ia tidak akan pernah lihat kebelakang, mengenang hari kemarin, ia akan tersenyum pada hai ini, esok dan hari baru. Semoga mimpi-mimpi ini adalah jawaban hari atas pertanyaan-pertanyaan esok.
***
Sementara di sisi lain, Aksa dan Neny berada di hotel The Gunawarman. Ini merupakan salah hotel yang memiliki konsep klasik, kemewahan arsitekktur eropa dengan interior yang dirancang dari desainer kelas dunia. Wilson menatap Neny yang berdiri di dekat sofa. Aksa menarik nafas, ia membuka kancing kemeja, ia akan istirahat karena rasanya cukup lelah. Ia menggantung kemejanya di hanger dan menaruhnya di lemari.
Neny menelan ludah ketika ia melihat pria bernama Aksa itu bertelanjang d**a. Tubuhnya bidang dan otot-otot tubuhnya terlihat jelas. Ia membayangkan betapa nyamannya jika direngkuh tubuh bidang itu. Oh Tuhan, kenapa ia dipertemukan dengan seorang dokter sexy seperti Aksa. Neny mematung dan hanya melihat, karena ia sibuk menata hatinya yang sedang gelisah.
Kamar ini memiliki arah jendela yang langsung menghadap ke gedung pencakar langit, walaupun agak terlalu jauh dari pusat kota, namun cukup tenang dan sangat intim. Ia memandang Kasur berukuran queen, LCD HDTV, iPod station, radio dan weker, brankas di dalam kamar, dan akses Wi-Fi berkecepatan tinggi. Aksa mengambil remote Tv, ia menekan tombol pada power, seketika TV menyala. Aksa melirik Neny. Wanita itu hanya diam.
Aksa melirik jam melingkar ditangannya menunjukkan pukul 23.10 menit. Ia menepuk bantal menyuruh Neny berbaring disampingnya. Ia tahu bahwa wanita merasa canggung dan tidak nyaman dengan keberadaanya.
“Mau sampai kapan berdiri di sana?”
“Sini tidur, istirahat. Kita nunggu besok pagi. Kamu tenang aja aku nggak akan apa-apain kamu, aku bukan pria yang seperti itu. Kecuali aku dan kamu sama-sama khilaf melakukannya”
Neny kembali berpikir, ia memastikan pria itu aman, tanpa menyentuhnya. Neny meletakan tas nya di meja. Ia membuka high heelnya di samping dekat dinding. Ia lalu duduk di sisi tempat tidur dan membaringkan tubuhnya ke bantal. Ia merasakan aroma parfume cardamom, fresh bergamot dan lavender. Parfume yang digunakan pria itu sedikit memberi efek menenangkan bagi setiap orang seketiarnya. Ia tahu bahwa parfume itu adalah parfume terbaik dikelasnya.
Neny menarik nafas panjang, ia melirik Aksa yang menatap ke arah layar Tv, “Apa kamu sudah menikah?” tanya Neny membuka topik pembicaraan.
Masalahnya ia pernah mengikuti dating apps, dan ia berkenalan. Kebanyakan pria yang ia kenal mengaku bahwa dirinya single dan padahal setelah ditelusuri bahwa pria itu sudah menikah dan memiliki anak. Ada sedikit trauma berkenalan dengan pria dewasa seperti Aksa.
Aksa memperlihatkan kedua jemarinya, “Apa ada cincin pernikahan di jariku”
“Tapi nggak semua pria menikah menggunakan cincin pernikahan” ucap Neny.
Aksa merubah posisi tidurnya menyamping menatap Neny, “Jika aku sudah menikah, untuk apa ke Leon? Lebih baik aku me time dengan anak dan istri di rumah, more comfortable dari pada mendengar hingar bingar musik di bar”
Aksa melihat iris mata bening itu, “Apa kamu sebelumnya pernah berkenalan dengan seorang pria yang sudah menikah?”
“Iya pernah di dating apps, semenjak saat itu aku tidak menggunakannya lagi. Aku lebih ke arah anti sipasi aja, berkenalan dengan seorang pria. Sekarang ingin berkenalan dengan pria secara real life”
“I see, begini aku kasih tau kepada kaum wanita di dunia ini. You know, dunia maya itu lebih kejam dibanding dunia nyata. Buaya-buaya online itu lebih jahat, jadi jangan terlena. Cinta itu tidak mudah dan tidak gampang. Terlalu gampang mengucapkan kata cinta, but it's not love”
“Aplikasi kencan online juga sering dimanfaatkan pria beristri. Yang ingin mencari selingan menghilangkan rasa bosan di rumah”
“Kamu tahu? Kamu perlu curiga jika diawal si pria sudah mulai membicarakan dirinya sendiri dan membesar-besarkan pencapaian. Kamu boleh curiga, biasa seorang penipu itu kebanyakan akan menarik perhatian target dan menyombongkan diri”
“Kamu juga sebagai seorang wanita jangan mudah percaya dengan cerita-cerita dari orang yang baru kamu temui. Kamu harus berani memfilter setiap omongan orang”
“Kamu harus hati-hati jika ada seorang pria mengajak kamu bertemu di tempat yang sepi dan private. Seperti di apartemennya dan di hotel”
“Dan berhati-hatilah dengan pria yang terlalu sempurna. Dia terlihat tampan, terlalu perhatian, dan terlihat seperti pria berkualitas. Sebuah penelitian menunjukan sebagian besar pria yang melakukan pelecehan seksual biasanya dihormati dan digambarkaan sebagai pria sempurna dan berkualitas?”
“Jika si pria sudah mengomong tentang materi lebih baik tinggalkan saja, walaupun kamu itu lulusan luar negeri sekalipun bisa membuat kamu menjadi sasaran empuk bagi mereka”
Neny mengerutkan dahi, ia menatap wajah tampan Aksa, “Apa kamu pria b******k?” tanya Neny menatap pria itu.
Aksa lalu tertawa, “Apa aku terlihat seperti pria b******k?”
“Sedikit”
“Owh ya !”
“Iya”
“Aku tidak munafik, aku memang suka wanita, aku suka seks, aku kadang minum alkohol, kalau lagi melepas penat. Tapi aku tahu cara memperlakukan wanita dan membuatnya merasa cukup baik”
“Umur kamu berapa?”
“36 tahun”
“Really?”
“Yes”
“Kamu harusnya sudah menikah dan memiliki anak”
“Seharusnya sih” Aksa terkekeh.
“Kenapa belum?” tanya Neny, ia memperhatikan rahang tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
“Menikah itu bukan prihal yang mudah menurut aku. Jika kamu sudah memutuskan untuk menikah maka kamu akan membuka masalah-masalah yang pasti akan terjadi. Ucapan selamat pada pernikahan berarti kita datang pada gerbang kehidupan baru. Berarti kamu sudah siap segala konsekuensi apa yang terjadi pada hari-hari berikutnya”
“Sebenarnya menikah itu mudah, aku tinggal lamar kamu. Kita langsung jadi suami istri. Namun yang sulit itu bertahan pada pilihan yang sudah kita buat. Dengan pasangan yang pastipun akan ada masalah”
“Apa karena itu, kamu tidak menikah sampai sekarang?” tanya Neny.
“Enggak, aku nggak pernah takut menikah. Hanya aku sedikit pemilih dalam menenutkan pasangan hidup” ucap Aksa.
Aksa melanjutkan kata-katanya lagi, “Keputusan menikah adalah pilihan hidup bukan tujuan hidup”
“Karena pada kenyataannya dalam pernikahan bukan menenggelamkkan mimpi-mimpi yang sudah kamu impikan. Mungkin yang kamu lihat bahwa pernikahan adalah hal-hal yang manis dan indah bersama suami, seperti makan malam bersama, bangun pagi disisi pasangan dan saling menghibur saat bersedih”
“Akan ada saat-saat pahit dalam sebuah hubungan, Cinta saja tidak cukup untuk mengarungi lautan dalam bahtera rumah tangga. Ingat pasangan bukanlah orang yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kamu. Dirimu sendirilah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kamu”
“Menikah yang aku tahu itu bukanlah kisah-kisah seperti dongeng. Realita tak semudah itu Neny. Namun aku tetap akan menikah jika aku sudah menemukan wanita yang tepat, berwawasan luas dan nyaman diajak diskusi”
Neny menarik nafas, “Kamu berkata seperti itu seakan pernah menjalani rumah tangga. Aku merasa kamu pria yang sudah memiliki istri dan anak. Bahkan kamu menceritakan pernikahan sangat detail”
Seketika Aksa tertawa, ia menatap Neny, “Aku berkata seperti itu karena aku membaca dari pengalaman hidup banyak orang Neny. Kamu tahu? Ribuan kasus perceraian terjadi setiap harinya. Itu saja sudah membuktikan bahwa menikah itu tidaklah mudah”
“I know … Do you have a girlfriend?” tanya Neny lagi.
“No, I don't have a girlfriend”
“Pantas saja kamu tidak memiliki kekasih, karena kamu tidak pernah serius dalam berpacaran”
“Siapa bilang aku tidak serius?”
“Aku”
“Sok tau kamu”
“Kalau cewek mendengar pendapat kamu seperti itu. Maka akan kabur sebelum bertindak”
“Kenapa?”
“Habisnya digantungin, main-main, tidak mau diajak serius, kabur semua deh”
“Kok kamu mikirnya gitu?”
“Iyalah, di mana-mana cewek butuh kepastian Aksa” sahut Neny lagi.
“Oh God, aku berkata seperti itu demi kebaikan bersama bukan main-main soal pernikahan. Aku pasti akan menikah dengan wanita yang tepat”
“Tidak ada wanita sempurna di dunia ini, sesuai impian kamu” dengus Neny.
“Pasti ada”
“Siapa? Aku aja yang baru kenal kamu. Aku nggak mau sama pria seperti kamu”
Aksa menarik nafas, ia lalu mengurung tubuh Neny. Karena baru kali ada wanita yang belum dikenal sudah menolaknya secara mentah-mentah. Padahal diluar sana banyak sekali wanita yang mengantri untuk menjadi pacarnya jika ia ingin.
Neny menelan ludah, ia menatap Aksa tepat dihadapannya, ia merasakan hembusan Aksan di permukaan wajahnya. Mereka saling berpandangan sekian detik.
“What are you doing?” ucap Neny memandang iris mata tajam Aksa.
“Asal kamu tahu, banyak sekali wanita yang mengantri menjadi pacarku diluar sana. Dan hanya kamu satu-satunya wanita yang belum mengenal aku, lalu tidak menyukaiku”
Neny memberanikan diri menatap Aksa dengan berani dan menantang, “Dan asal kamu tahu juga, tidak semua wanita menyukai pemikiran seperti kamu. Kamu salah satu pria yang sok pintar berbicara soal pernikahan, padahal kamu sendiri belum menikah”
Aksa menahan amarah, ia memandang Neny cukup serius.
“Aku pikir kamu salah satu pria yang sok tau, dan sok pintar !” timpal Neny dengan keras.
“Aku memang pintar Neny, jika aku tidak pintar aku tidak mungkin sekolah hingga dua belas tahun lamanya, demi mendapat gelar spesialis di namaku”
“Asal kamu tahu juga, aku pernah menangani ribuan pasien anak dari bayi yang baru lahir hinga anak beranjak dewasa. Jika otak aku tidak mampu, aku tidak mungkin bisa memberikan pengobatan pada bayi dari penyakit akut hingga kronis”
“Jika kamu tidak percaya bahwa pernikahan itu berat, menikahlah. Ceritakan kepadaku jika kamu mengalami perceraian setelahnya !”
Neny mendorong tubuh Aksa, namun tubuh pria itu masih tetap gagah mengurungnya. “Menyingkirlah” timpal Neny.
“No”
“Lepasin”
“Enggak”
“Atau aku teriak”
“Coba aja”
“Oh God. Apa mau kamu?”
Aksa mengalihkan pandangannya ke arah bibir tipis itu, “Mungkin jika aku melumat bibir kamu yang banyak bicara itu, akan merubah pemikiran kamu tentang aku”
“Enggak akan, emang kamu pikir dengaan menciumku, aku lalu bertekuk lutut kepadamu”
Aksa tertawa sumbang, “Mau kita buktikan ?”
“No”
“Kamu pasti akan menyukainya” bisik Aksa.
“Enggak akan”
“Pasti”
“Jangan lakukan itu”
“Kenapa? Apa kamu takut?”
Neny lalu tertawa sumbang, “Untuk apa aku takut kepada pria sok pintar seperti kamu”
“Oke, berarti setuju dengan tindakan aku”
“No …”
Aksa lalu melumat bibir Neny begitu saja, sebelum wanita itu melanjutkan kata-katanya. Ia akan membungkam bibir wanita yang banyak bicara dan tidak bisa dikasih tau. Ia merasa tertantang untuk menaklukan wanita keras kepala seperti Neny. Ia tidak peduli tangan wanita itu memberontak memukul dadanya dengan keras.
Aksa dengan cepat mengambil alih tangan Neny dan mencengkramnya erat. Kecupan itu awalnya cepat, ia menyesap dan memasukan lidah secara paksa. Namun sekian detik berlalu ketika Neny tidak memberontak, kecupannya berubah menjadi pelan dan lembut.
Kecupan yang ia lakukan membuat Neny mendesah dan wanita itu membalasnya. Oh God, ia tidak percaya bahwa Neny membalasnya dengan sangat lembut. Kecupan itu sangat pelan namun b*******h. Ia tidak akan membiarkan Neny membuka matanya. Meraka tahu bahwa ciuman adalah trik cinta yang dirancang oleh alam untuk menghentikan ucapan gombal.
***