Bagian 4

971 Words
Arka baru saja selesai mandi ia mematut dirinya di kaca sambil melihat tubuhnya yang biasa- biasa saja dan di tangannya penuh dengan tatto. Entah apa yang di pikirkannya dulu hingga mau menato dirinya seperti ini, pergaulanlah yang menjadikannya seperti ini hingga akhirnya Arka menyesal dan berhenti bakal lagi. Dulu waktu di perantauan Arka seorang peminum, ngobat dll lalu semua itu berhenti ketika ibunya tau dan akhirnya ia kemudian bekerja di toko kue milik temannya sambil kuliah dan ngekos sebelum akhirnya di panggil kesini untuk bekerja bangunan. Arka bukanlah laki- laki kaya tapi ia berharap ingin memiliki usaha toko kue dan toko bangunan kelak. Door Door Door Suara ketukan pintu yang cukup keras membuyarkan lamunan Arka. Arka kemudian membuka pintu kamarandi dan nampaklah Rina sambil berkacak pinggang. "Kenapa?" Arka menaikan rambutnya yang basah setelah itu keluar dari kamar mandi. "Minggir, kamar mandi dirumah rusak dan aku harus menumpang mandi di kamar mandi ini." Kata Rina sambil masuk dan menutup pintu. Kamar mandi pembantu dan majikan terpisah karena tempat tinggalnya   juga terpisah. Arka langsung terdiam sebelum akhirnya masuk ke kamarnya untuk memakai baju. Setelah berpakaian lelaki itu keluar dan duduk di ruang tv kecil untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya. "Makan dulu le baru duduk. Ibu bawa makanan sisa dari rumah besar." Kata Ibu saat melihat anaknya duduk di bawah kakinya. "Nanti aja bu, males makan." Jawab Arka sambil menyulut rokok. "Arka nanti kalau ada rejeki hapus tatonya ya.. ibu gak suka nanti gak ada cewek yang mau deket sama kamu gimana? " kata Ibu "Iya bu, nanti aja hapusnya kalo Arka udah punya calon." Jawab Arka. "Ada siapa di kamar mandi Ka?" Tanya Bapak yang habis selesai sholat dan mendengar gemercik air. "Sabrina pak, katanya numpang mandi." Jawab Arka. "Oh." Bapak kemudian duduk dan ikut menonton tv disamping ibu. **** Sabrina keluar dari kamar mandi setelah merasa segar. ia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil ia bawa. "Sudah? Pintu keluar disana." Kata Arka tapi matanya fokus ke tv. Sabrina menengok sambil berkacak pinggang "Huh." Sabrina langsung melangkah pergi dan menuju ke dalam rumahnya. "Mandi dimana?" Tanya Mas Danna setelah melihat Rina dengan rambut yang basah. "Belakang." jawab wanita itu. "Kenapa gak disini? Dikamar mandi kamar kita kan bisa." ujar Danna. "Suka- suka saya." Jawab Sabrina sambil melangkah pergi dari suaminya. Danna memblokir jalan Sabrina "Kamu masih marah? Jangan marah.. besok aku akan berangkat bekerja lagi." Kata Danna. Sabrina tersenyum miring sambil melipat kedua tangannya. "Silahkan saja aku tidak melarang. Aku juga sudah tidak meminta apa- apa lagi kok, Permisi." Sabrina segera pergi ke kamarnya di lantai atas dan masuk. "Kerja apa kerja! Aku jadi curiga jadinya." Gumam Sabrina sambil mengeringkan rambut lalu menyisirnya. Oh ya, Sabrina sudah memakai baju dari kamar mandi tadi karena ia membawanya sebelum mandi. "Well, Arka wangi banget hehe." Tanpa sadar Sabrina tersenyum.  **** Hari mulai malam Sabrina yang dulu ingin berubungan dengan Danna kini tidak lagi. Menurutnya percuma juga toh ditolak, kini wanita itu tengah duduk di balkon rumah memandangi halaman belakang dengan gelas berisi sirup di tangan. Pandangan wanita itu tertuju pada kolam berenang yang memantulkan bias cahaya lampu di sekitarnya. Dari arah lain Arka keluar dari rumah dan berdiri di samping kolam sambil menghisap rokoknya. ekor matanya melihat bayangan wanita ia segera menengok dan Arka melihat Sabrina di balkon atas tengah duduk sembari melamun. "Apa yang ia pikirkan." Gumam Arka. Sabrina tak melihat Arka karena lelaki itu berdiri di dekat tanaman yang cukup rindang. Arka duduk sambil memandangi kecantikan Sabrina yang malang. "Nyatanya kamu memang cantik tapi nasibmu tidak cantik seperti dirimu." Batin Arka. Makan makin larut Sabrina yang di terpa angin malam langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah begitupun dengan Arka yang ia segera berdiri karena pemandangan indahnya sudah tiada. ❤❤❤ Sarapan pagi ini nampak diam tak ada balutan celotehan ala Sabrina. Biasa Sabrina akan berceloteh dan merengek ini dan itu. Arka baru lewat di samping mereka seraya menunduk untuk bekerja menyelesaikan dinding yang ia jebol. "Sarapanlah Arka lalu bekerja." Kata Sabrina yang tak sengaja melihat lelaki itu lewat dengan sopan. "Saya gak bisa sarapan pagi nanti siang aja." Jawab Arka langkahnya terhenti seraya menunduk.  "Sarapanlah duduk di samping Danna." Kata Sabrina lagi. "Rina, ada apa denganmu? Dia anak pembantu." Bisik Danna "Ini rumahku suka- suka aku. Toh kalian mau ninggalin aku dan cuma dia yang akan jadi temanku nanti. Apa salahnya mendekatkan diri." Jawab Sabrina. Papah dan Mamah langsung saling memandang tak enak. "Mamah dan papah ada urusan garmen di China. Sedangkan Danna kembali ke perusahaan bukan meninggalkanmu." Kata Mamah membela diri. "Oke." Jawab Sabrina sambil mengelap mulutnya. Ia berhenti makan dan langsung pergi ke kamarnya. Arka melihat mereka bertiga di meja makan setelah itu mengikuti langkah Sabrina. "Sabrina." Panggil Arka. "Apa?" Jawab Sabrina yang terus berjalan ke arah kamarnya. "Mau makan siang diluar? Makan mie ayam bersamaku." Ajak Arka. Sabrina berbalik ke Arka saat mereka sama- sama di depan pintu. Sabrina melihat Arka lalu tersenyum. "Mau..." jawab Sabrina. Arka tersenyum kemudian mengangguk. "Dari perumahan ini ada jalan besar di sana ada tempat mie ayam nanti kita kesana naik motor."  "Gak naik mobil aja? Berdebu kalau pakai motor." Tolak Sabrina karena gak mau pake motor. "Aku cuma punya motor." Jawab lelaki itu. Sabrina menangkap aura sedih di diri Arka bukan maksud merendahkannya tapi yah sudahlah. "Yaudah naik motor aja." Kata Sabrina cepat. "Haha aku hanya bercanda gak ada yang mau ajakin kamu makan mie ayam." Arka tertawa lalu masuk ke kamar Sabrina yang sudah serius langsung terlihat kesal. "Dasar Arka usil!" Teriak Sabrina kesal. Arka hanya tertawa sambil melanjutkan pekerjaan yang tertunda. ❤❤❤❤ "Kenapa Tuhan mengutuk kita sekeluarga begini." Ujar wanita yang masih terlihat cantik di usia lima puluh tahun. "Maafkan Daddy, mommy." Kata Daddy menyesal. "Sekarang bagaimana? Jika kita semua tidak ada siapa yang akan memimpin perusahaan ini?" Kata Mommy. "Masih ada, kita masih punya pengharapan mommy." Kata Daddy. Mommy langsung teringat anak lelakinya yang ia titipkan di panti. "Arka? Tapi ia tidak ada di sana sejak bayi Daddy." Mommy langsung terisak menangis ia menitipkan anak lelakinya agar tidak tertular penyakit tapi nyatanya anaknya hilang sejak bayi dan tak tau dimana. Pihak panti bungkam karena ada seseorang yang memintanya. "Kita akan cari dia mommy. Jangan bersedih." Kata Daddy menenangkan. ❤❤❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD