Prolog
Sabrina meronta ketika Arka memegang kedua tangannya di atas kasur.
"Dasar anak pembantu berani dirimu giniin aku." Teriak Sabrina. Arka menindih Rina agar tidak memberontak dan mengunci dirinya.
"Iya, kenapa? Namanya juga kepengen. Gimana sih rasanya main sama anak majikan. Lagian ini balas dendamku karena sudah menghina ayah ibuku tadi." Kata Arka.
"Ngina apa? Aku gak ada menghina Ibu dan Ayahmu." Kata Sabrina.
"Ada, kau mengatai mereka pembantu rendahan yang ingin mengeruk harta keluargamu." Kata Arka sambil ingin mencium bibir Sabrina.
"Demi Tuhan Arka jika kamu perkosa aku dan mengasilkan anak akan kubunuh anak itu dengan tanganku sendiri." Kata Sabrina penuh kebencian.
"Justru itu yang ku inginkan Sabrina, anak dari dirimu. Tak mungkin kau menyakitinya karena di dalamnya ada setengah darah dagingmu.
"Jangan lakukan please Arka, aku sudah menikah." Kata Sabrina memelas.
"Terus? Aku tidak perduli." Jawab Arka. Ia membuka bajunya hingga terlihat tubuh sempurna milik Arka dan itu membuat Sabrina sedikit kagum dengan ukuran tukang kebun dan kuli di rumahnya. Rumah Sabrina sedang ada renovasi.
"Terkejut? Kau pikir diriku kurus kerempeng ck." Katanya. Sabrina mendorong Arka namun lelaki itu tersenyum tanpa jatuh ke belakang.
"Sabrina, sabrina kamu pikir tenagamu besar hingga mampu lepas dariku." Kata Arka. Sabrina panik hingga ia mengambil gelas plastik dan melemparnya bukan marah justru Arka makin senang dan tertawa.
"Dasar psikopat." Umpat Sabrina yang ingin menangis.