Kamerun melihat Jean dan Juan dari kejauhan,sosok pria kembar itu berjalan menghampiri dirinya dan juga ketiga sahabatnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi Kamerun sungguh tidak tau akan hal itu. Senyum menyedihkan terpatri kala Jean dan Juan berada tepat dihadapannya,hembusan nafas lelah terdengar saat--- senyum pekasa kedua pria tampan itu berkembang. "Maaf sudah membuat kalian khawatir." Seru Jean disertai ringinsan kepedihan. "Kami akan segera pergi kenegara kakek kami" kini Juan ikut menimpali ucapan saudara kembarnya. Oh jadi mereka kesini untuk berpamitan? Apa! Pamit? Tunggu! "Sebenarnya apa yang terjadi?" Kamerun mengibaskan tangan Jean yang akan menyalaminya,sungguh Kamerun tidak ingin berpisah dengan mereka,baru sebentar menjadi sahabat mereka Kamerun seolah merasa bertahun-