Bukan Kamerun yang meminta tetapi dia yang menawarkan. Dengan penuh rasa kesal Kamerun menatap dua teman sekelasnya,seolah bertanya. Sejak kapan para cecunguk ini hadir? Sedang Siti dan Amera hanya mengherdikkan bahunya lalu melanjutkan tugas piketnya. "Lu pada kenapa sih?" Kesal Kamerun sembari melangkah mendekati Raja dan juga cowok yang tak dikenal itu. Tatapan mereka berdua seolah saling menindas dan menjatuhkan satu sama lain. Ah tunggu! Apa mereka saling mengenal? Sepertinya begitu. Raja menatap Kamerun dengan raut wajah kesalnya. "Gue bantu lo! Gak lihat apa? Dan sekali lagi gue tegaskan! Lo gak boleh terima bantuan orang tidak dikenal." Raja segera melompat dari atas meja lalu berjalan mendekati cowok blasteran bule yang juga sama tampannya dengan Raja. Sebelas dua belaslah,hanya