Pertemuan Pesaing

1566 Words

"Ah parah lo! Si Dina dibawain! Buat gue kagak ada!" gerutu Ardan yang tentu saja hanya bercanda. Adit hanya tertawa saja mendengarnya. Sementara Dina sudah sibuk di dapur. Ia memang berniat untuk masak berhubung perutnya lapar. Lalu tadi, Ardan juga bergaduh lapar. Tapi ia tak menyangka kalau Adit akan datang disaat seperti ini. Terlebih....haah. Ia menghela nafas panjang. Ia berupaya menghapus kenangan kelam di mana ia menangis di sepanjang perjalanan ketika berada di pesawat. "Bisa masak dia sekarang?" tanya Adit. Kini cowok itu ikut duduk di sofa di mana Ardan masih tiduran. Adit agak kepo karena melihat Dina pergi ke dapur. Ia ingin tahu apa yang gadis itu lakukan. Dua tahun berlalu, sepertinya akan ada banyak perubahan bukan? "Dia bahkan buka toko roti, Dit," cerita Ardan yang ten

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD