Lolos Dari Maut

1191 Words
"Halo... jalang kecil!” "Ayah?" Kathe dan Risa sama-sama terbelalak, melihat kehadiran pria berantakan yang sialnya selalu Risa panggil b******k itu tepat di depan pintu dengan sebuah botol yang tajam di tangannya. Sialan! Pria ini sudah benar-benar gila! Apa dia hendak membunuh putrinya sendiri? Batin Risa saat melihat botol yang dipegang ayah Kathe berujung runcing dan tajam. Brak! Dengan spontan. Risa kembali menutup pintu di depannya, sebelum sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Tapi sialnya, Ayah Kathe sudah menahan pintu itu dengan sebelah kakinya yang diselipkan ke sisi pintu yang belum sepenuhnya tertutup rapat. "Apa yang kau lakukan?! Jangan ikut campur! Buka pintunya!" teriak Jack sambil mendorong pintu itu kuat. Berusaha membukanya agar bisa membawa Kathe pergi. Risa juga melakukan hal yang sama. Mendorong pintu itu berlawanan arah dengan Jack. Berusaha menutup pintu serapat-rapatnya. "Pergi dari sini b******k! aku tidak akan membiarkanmu membawa sahabatku!" jawab Risa dengan berang. Dia akan mempertahankan Kathe bersamanya, apa pun yang terjadi. Kalaupun harus membunuh pria itu, maka Risa dengan senang hati akan melakukannya. "Apa urusanmu bocah? Aku hanya mau membawa jalang itu!" teriak Jack semakin memperkuat dorongannya. "Wanita itu sudah membohongiku!" teriaknya lagi. "Bermimpilah kau bisa membawanya Ayah pembawa sial!" Kathe yang melihat perdebatan itu, memegang bahu Risa. Dia menatap Risa dengan pandangan bersalah. “Maafkan aku Risa. Biarkan aku keluar dan menemuinya,” ucap Kathe membuat Risa melotot—marah. “Kau gila huh?! Pria itu akan membunuhmu!” “Tapi, aku tidak mau kau dalam masalah.” “Bodoh!” Risa mengabaikan Katherine. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong pintu itu dan—berhasil. Pintu itu akhirnya tertutup rapat, dan Risa segera menguncinya. Bug! Bug! Bug! “Buka pintunya! Atau aku dobrak!” teriak Jack sambil menendang pintu rumah Risa dan sesekali mendorongnya. “aku akan membuat perhitungan dengan jalang sialan itu!” Risa memegang bahu Kathe dan sedikit mengguncangnya. “Kau dengar sekarang? Dia ingin menyiksamu, atau lebih parahnya dia ingin membunuhmu! Bagaimana kau bisa terus diam seperti ini huh?! Kenapa kau masih bertahan dan mau menuruti semua perintah pria berengsek itu, Katherine?! Jawab aku!” Risa berteriak marah. Dia harus bisa menyadarkan Kathe, jika dia berhak bahagia dan lepas dari pria b******k yang bergelar seorang ayah itu. “Pria b******k itu sudah melewati batas. Bukan hanya sehari, atau dua hari kau merasakan pukulan ayahmu. Sudah 7 tahun Katherine. Sudah terlalu lama kau menderita dan menjadi korban. Hiks ... Hiks.... “ Risa jatuh terduduk di lantai. Bukan karena apa, dia sering melakukan hal-hal konyol, bertingkah seperti tokoh-tokoh kartun, bicara ngawur ini itu, belajar bahasa gaul alay yang Katherine katakan bahasa planet, dan lainnya. Semua itu Risa lakukan, demi sedikit mengurangi beban kesedihan yang menggerogoti sahabatnya itu. Risa tau, Kathe lemah dan rapuh. Tapi, Kathe selalu menutupinya dari orang lain. Kathe selalu terlihat tegas dan tegar menjalani kehidupannya. Entah, bagaimana bisa Kathe menanggung beban kesedihan itu sendirian? “Tolong, demi persahabatan kita. Beri sedikit keadilan untuk hatimu yang terluka dan tubuhmu yang kesakitan setiap detiknya, Katherine. Hiks... “ Risa muak. Jika bisa, dia ingin mengakhiri semua penderitaan sahabatnya itu. Kathe, sudah terlalu lama menderita. Dan sialnya, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Katherine mematung dengan air mata mengalir deras. Risa benar. Sudah terlalu lama, dia menjadi korban atas keegoisan permainan yang takdir mainkan untuknya. Lantas, apa yang bisa dia lakukan selain tegar? Karena bagaimana pun, se busuk apa pun ayahnya, darah pria itu yang sudah membuatnya terlahir ke dunia. Katherine melantai dan menarik Risa dalam pelukannya. Risa begitu baik, dan entah bagaimana hidupnya jika tidak ada Risa yang selalu menemaninya saat suka maupun duka. “Maaf, sudah menarikmu dalam kesedihanku, Risa. Tapi, apa yang bisa aku lakukan selain tegar menghadapi ini semua? Dia ayahku. Se berengsek apa pun, dan sejahat apa dia memperlakukanku, dia tetap ayah yang harus aku hormati. Karena darahnya lah aku bisa terlahir ke dunia ini dan hidup di dalamnya. Hiks.. Hiks... “Jujur. Jika bisa, aku ingin pergi saja dan melupakan semua ini. Tapi, siapa yang akan memberikannya uang, mencuci bajunya dan memasak makanan untuknya? Tanpa aku. Dia akan menjadi gelandangan atau mati di jalanan. Tidak, Ris. Aku tidak mau, melihatnya seperti itu. Ibu pasti akan sedih, jika melihat hidup ayah semakin tragis. Hiks ... Hiks .... “Sudah cukup, ayah menyimpan kesedihannya sendiri dan menjadi seperti ini.” Risa tak bisa berkata apa-apa. Lidahnya terlalu kelu, untuk membalas perkataan Katherine. Entah, terbuat dari apa hati sahabatnya itu? Saat seseorang berniat membunuhnya, Kathe justru mengasihaninya. Sungguh, Katherine adalah wanita paling lembut yang pernah dia temui selama hidup. Risa melepaskan pelukannya. Dia menarik tangan Katherine dan menggenggam nya erat. “Tapi, berjanjilah. Kau akan memberikan sedikit keadilan untuk dirimu sendiri,” ucap Risa dan Kathe mengangguk—setuju. “Iya. Aku akan pergi, jika aku sudah tidak bisa bertahan lagi,” jawabnya dengan senyuman manis yang selalu dia persembahkan untuk hatinya yang rapuh dan sahabat terbaiknya itu. Brak! Katherine dan Risa berjengit kaget, begitu Jack berhasil mendobrak pintu itu. Jack berdiri dengan wajah bengis, pertanda kemarahannya sudah benar-benar memuncak. Ke dua bocah itu, sudah berani melawannya. “b******k! Kalian mau melawanku huh?! “ teriak Jack sambil menunjuk Kathe dan Risa menggunakan botol runcing yang di bawanya. “aku akan benar-benar membunuh kalian berdua!” teriaknya lagi sambil melangkah mendekat. Risa dan Kathe berdiri cepat, sambil melangkah—menghindar. Jarak mereka dan Jack, hanya bersekat meja di rumah Risa yang kebetulan dekat dengan pintu. “Kathe, cepat pergi! Aku akan melawannya!” ucap Risa, sambil siaga, melihat Jack yang tertawa licik—menyeramkan. “Tidak! Aku akan menyerahkan diri, agar kau selamat!” balas Kathe sambil mendorong Risa agar Risa menjauh. Bruk! “Aduh!” Kathe dan Risa, terpental ke belakang, begitu Jack menendang meja di depannya dengan kuat, dan tepi meja itu membentur kaki Kathe juga Risa yang berdiri dekat. Jack memutar meja, dan langsung menangkap kaki Kathe yang berniat kabur. “Hahaha ... Mau kabur ke mana lagi kau huh?!” sinis Jack sambil tertawa—puas. Akhirnya, dia bisa menangkap Kathe dan memberi perhitungan untuk jalang kecil itu. Risa mendekat dan berusaha mendorong Jack, agar Kathe bisa lepas. “Lepaskan dia berengsek!” teriak Risa. Tapi, sayang. Kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Jack sebagai pria. Bruk! Tubuh Risa, Jack dorong dengan kuat sampai tersungkur di lantai. “Jangan ikut campur! Atau aku akan membunuhku juga!” ancam Jack. Jack melepaskan kaki Kathe, dan beralih menjambak rambut Kathe dengan kuat. “Sini Kau! Beraninya kau membohongiku huh?!” Kathe meringis pelan. “Ampun Ayah. Tapi, aku tidak punya uang. Aku belum mendapatkan pekerjaan.” “Aku tidak peduli! Kau sudah berani membohongiku, dan sekarang rasakan akibatnya!” Jack menarik Kathe keluar dari rumah Risa. Tak peduli, permohonan Kathe yang mengiba dengan derai tangis yang menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Risa berlari keluar, menyusul Kathe yang di perlakukan bagai binatang. Ayah Kathe benar-benar sudah keterlaluan. Tak adakah, sedikit rasa simpati untuk Kathe yang jelas-jelas putri semata wayangnya? Risa mengambil sebuah balok kayu yang dia temukan di halaman. Risa akan melupakan, siapa status pria yang sedang menyeret sahabatnya dengan kejam. Tak peduli, pukulannya nanti, akan membuat Jack terluka parah atau mati di tempat. Dengan senang hati, dia akan menjebloskan dirinya sendiri ke penjara. Risa menghela nafasnya kasar. Tekadnya sudah bulat. Dia akan menyelamatkan Kathe apa pun yang terjadi nantinya. Kemudian dengan cepat, Risa berlari ke arah Jack dan... Bruk! Belum sampai balok kayu itu sampai di kepala Jack, tiba-tiba Jack jatuh dengan lemas di tanah, seolah-olah mati mendadak. Risa dan Kathe saling bertatapan. Tak mengerti dengan apa yang terjadi dengan Jack. Ini di luar nalar mereka. Bagaimana bisa, Jack pingsan dengan tiba-tiba? Apa ada yang membantu mereka di balik kegelapan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD