Malaikat Penolong

1157 Words
Edlise dan Maxime yang baru memasuki mobil, sedikit tertarik begitu melihat seorang pria lusuh dan berantakan di lempar keluar dari klub tanpa belas kasihan. Sepertinya, sebelum di lempar, pria itu sudah lebih dulu di pukuli, melihat penampilannya yang acak-acakan, kondisi wajahnya yang lebam dan sudut bibirnya yang berdarah. Usia pria itu sudah tak lagi muda. Sekitar melewati setengah abad, dan kelihatannya pengangguran . Pria tua itu terlihat memaki dan berteriak tak jelas dengan sebotol minuman di tangannya yang isinya sudah hampir tandas. “Sepertinya, pria itu... “ “Dia Jack. Jack Stold. Pria berumur empat puluh tahun yang suka berjudi dan menghabiskan waktunya di klub sialan itu!” jawab Max memotong perkataan Edlise. Edlise melirik lagi keluar jendela mobil. Pria tua itu, terlihat berjalan sempoyongan meninggalkan klub. Tak salah lagi, pria itu adalah ayah wanita yang sedang dia selidiki, dan sialnya sudah tuannya ketahui identitasnya. “Pulanglah Edlise,” titah Max sambil membuka jasnya dan menggantinya dengan jaket hoodie berwarna hitam. Edlise sedikit terperanjat. Tidak biasanya, tuannya akan mengubah keputusannya secara mendadak seperti ini. “Tapi Tuan?” “Jangan berpikir terlalu banyak, Ed. Pulang, dan istirahatlah,” potong Max kemudian keluar dari mobil setelah menutup kepalanya. Edlise juga keluar dari mobil. Dengan sedikit tergopoh-gopoh, Edlise mengejar Max yang sudah menjauh beberapa langkah dari mobil. “Tuan, Anda melupakan mobil,” ujar Edlise dan Max tertawa pelan. “Aku ingin olahraga malam. Cepat pulang, dan jangan mencoba untuk mengikutiku. Nanti, aku akan menghubungi bodyguard untuk menjemputku.” Edlise hanya bisa menghela napasnya kasar. Dia menjadi serba salah sekarang. Bagaimana bisa, dia lepas tangan dan meninggalkan tuannya berjalan sendirian tanpa pengawasan atau pengawalan ketat? Berjalan kaki pula. Tapi, jika Edlise masih nekat untuk mengikuti tuannya. Tentu saja, tuannya akan marah karena beranggapan, Edlise meragukan kemampuan tuannya untuk menjaga dirinya sendiri. “Ya Tuhan ... Sebaiknya aku pulang saja,” desah Edlise kemudian. Dia tak perlu khawatir berlebihan. Tuannya bukan sembarang orang yang akan mudah mendapatkan luka. Apalagi, misi tuannya malam ini hanya mengikuti seorang pria mabuk yang sialnya tidak penting. Tapi kenapa, sampai membuat tuannya rela berjalan kaki? Sepertinya, putri pria itu yang menjadi penyebabnya. Dan Edlise mengakui, jika perlawanan wanita itu sudah membangunkan sisi iblis dalam diri tuannya. Ya. Tuannya menyimpan dendam kesumat yang mendalam. Sepertinya wanita itu harus benar-benar waspada sekarang. *** Maxime mengikuti pria lusuh pemabuk itu dari jarak sedikit dekat. Kira-kira tiga sampai empat meter di belakangnya. Maxime tidak mau kehilangan jejak. Dia ingin melihat jelas, bagaimana kehidupan wanita lusuh yang ingin dia buat menderita. Pria lusuh itu, sesekali terdengar memaki tak jelas. Sepertinya, malam ini, pria itu kalah lagi dalam meja perjudian dan menimbun hutang. Maxime tertawa tipis. Dia pun tau. Pria-pria yang terjerumus dalam dunia perjudian, pasti akan mengalami sesal kemudian. Di sana, uang dan kemewahan hidup mereka, di pertaruhkan. Sudah menjadi hukum alam. Siapa yang cerdik menang dan yang jujur kalah. Akhirnya, mereka buta mata dan mempertaruhkan apa pun yang mereka miliki karena kecanduan dan berambisi untuk mendapatkan kemenangan yang sudah tak mungkin di dapatkan oleh seorang pengecut yang kehilangan jati dirinya. Di tengah perempatan jalan yang sepi, Maxime harus menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik pohon besar begitu melihat dua wanita yang melintas tiba-tiba di depannya, sekitar 1 meter dari tempatnya berpijak. Maxime memfokuskan pandangannya. Tak salah lagi. Maxime tidak mungkin tak mengenali ke dua wanita itu. Dia ingat betul. Wanita yang memakai baju biru itu, adalah pelayan bodoh yang menjadi penyebab dia di permalukan oleh wanita satunya yang memakai jaket kebesaran berwarna silver. Sialan! Aku temukan kau! Batin Maxime. Dia puas. Karena bisa melihat langsung wanita yang sebentar lagi akan masuk ke dalam neraka buatannya. Mendengar beberapa percakapan ke dua wanita itu, kembali membuat Maxime tertawa puas. Hukuman kecilnya, sudah di mulai, dan membuat wanita pembangkang itu tak mendapatkan pekerjaan di seluruh kota. Tapi, perkataan wanita itu berikutnya, membuat Maxime menyadari. Jika kehidupan wanita itu, sangatlah sulit dan menyedihkan. Ternyata, pria pemabuk yang sedang dia ikuti, sering melakukan hal-hal kasar pada wanita itu, yang artinya, pada putrinya sendiri. Uang yang di pakai pria itu untuk berjudi dan mabuk-mabukan setiap malam pun, juga hasil jerih payah wanita itu. Lebih tepatnya. Pria pemabuk itu, sudah menzalimi putrinya sendiri. “Gadis malang ... “ Maxime melirih pelan. Ke dua wanita itu kembali melanjutkan langkahnya sambil sesekali tertawa bersamaan. Maxime terus mengikuti mereka, sampai akhirnya Maxime merasa sedikit heran, saat rumah yang didatangi oleh pria pemabuk dan wanita pembangkang itu, berbeda. Maxime semakin penasaran. Dia memilih bersembunyi di balik pohon untuk melihat dengan detail rumah yang sebenarnya milik mereka. Sebelum, Maxime robohkan suatu hari nanti—mungkin saja. Tiba-tiba, Maxime melihat pria pemabuk itu keluar dari rumahnya dengan wajah marah. Botol minuman keras yang di pegangnya tadi, kini sudah pecah dan meruncing—tajam. Pria itu, melangkah dengan sedikit cepat, menuju rumah yang di masuki oleh wanita pembangkang tadi. Ya. Rupanya, rumah yang dimasuki olah wanita tadi, bukan rumahnya sendiri. Melainkan rumah wanita yang berbaju biru. Wanita pembangkang itu, sepertinya menghindari ayahnya, entah apa alasannya. Maxime melihat pria pemabuk itu marah-marah, saat pintu rumah itu ditutup dengan keras, dan sepertinya di—kunci dari dalam. Tentu saja, ke dua wanita itu akan takut setengah mati. Apalagi, pria pemabuk itu memegang benda yang bisa saja menghilangkan nyawa salah satunya. Maxime terus mengamati. Sampai akhirnya, dia melihat pria pemabuk itu menyeret putrinya sendiri, dengan tak berperikemanusiaan. Sebagai seorang ayah, seharusnya pria itu menyayangi putrinya, bukan malah memperlakukan anaknya dengan kejam seperti itu. “Sialan!” Maxime mengumpat pelan. Dia gemas sendiri, melihat kekejaman seorang ayah pada anaknya yang terjadi di depan matanya saat ini. Sedangkan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong wanita itu dari kekejaman ayahnya. Karena jika dia keluar dari tempat persembunyiannya, maka wanita itu tentu akan mengetahui keberadaannya di sana. Lantas, apa yang harus dia lakukan? Maxime masih belum bisa menentukan sikap. Tapi, beberapa detik kemudian, dia melihat, wanita berbaju biru itu keluar dari rumahnya dan mengambil sebalok kayu. Tentu Maxime tau betul. Apa maksud tersembunyi, yang wanita itu rencanakan untuk menolong temannya dari kekejaman ayahnya. Tapi kecerobohan wanita itu yang hanya akan memancing emosi pria pemabuk itu, tentu akan semakin membuat nyawa temannya berada dalam bahaya. Bisa-bisa pria yang sedang mabuk itu nekat dan melakukan hal-hal di luar nalar. Maxime merogoh saku jaket yang dipakainya. Senyuman tipisnya perlahan terbit, saat menemukan benda kecil itu berada di sana. “Good Night, Bastard!” Bruk! Bersamaan dengan ucapan selamat malamnya, pria pemabuk itu jatuh tersungkur ke tanah setelah Maxime tembak bagian lengannya, dengan senjata kecil rakitannya yang memang dia rancang khusus untuk menembakkan peluru seukuran jarum yang mengandung obat tidur. Sangat sempurna. Karena begitu peluru itu mengenai sasaran, maka saat itu pula, si korban akan langsung kehilangan kesadaran, karena obat tidur itu mengandung dosis tinggi yang akan menyerang langsung ke bagian saraf otak. Dan kejadian itu, tentu membuat ke dua wanita di sana, celingak-celinguk kebingungan. Tentu saja, mereka bingung saat melihat Jack yang tadinya hingar-bingar dengan amarahnya yang tak masuk akal, mendadak pingsan seperti mati mendadak. Dan, melihat kebodohan mereka, tentu saja membuat Maxime tertawa pelan di balik pohon besar tempat persembunyiannya. Aku ucapkan selamat! Malam ini, kedua wanita itu sukses, membuat sang penguasa tertawa penuh suka cita. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD