65 - July - His Father

1041 Words
    Sepanjang perjalanan kembali menuju istana, aku banyak bercerita dengan Damian dan tentu saja Tomoka berada di tengah-tengah kami untuk menerjemahkannya. Damian tidak lagi dingin seperti pertama kali kami bertemu. Ia sudah mulai bisa tersenyum di hadapanku dan itu benar-benar membuatku senang. Akhirnya, teman masa kecilku kembali lagi...     Saat kami tiba di istana, putri Garel langsung berlari ke arah kami karena terkejut melihat Damian berada di sana. Ia tidak tahu jika Damian akan tiba lebih cepat dari hari pertunangan itu. Yah, tentu saja karena kedatangannya juga karena permintaanku.     Damian langsung mengatakan pada putri Garel jika ia membatalkan pertunangan itu. Tentu saja Garel sangat terkejut mendengarnya. Namun, kata-kata Damian berikutnya yang malah membuatku terkejut. Damian selama ini melakukan penyelidikan rahasia dan mengatakan jika aku bukanlah pria yang melamarnya waktu kecil dulu. Wah, ini benar-benar berita yang membuatku senang sekali.     Garel membantah karena ia merasa masih sangat ingat dengan kejadian itu. Namun, Damian memintanya untuk mengingat kembali apakah pria itu memang benar-benar aku atau bukan.     Putri Garel akhirnya pasrah dan ia mencoba mengingat kenangan masa kecilnya. Saat ia menuturkan ingatannya, Tomoka mendadak menyadari sesuatu yang janggal. Saat Tomoka mengatakan mataku yang berwarna biru dan bukan cokelat keemasan, aku juga baru menyadarinya. Cerita Garel tidak sesuai dengan ciri-ciriku sama sekali!     Aku memang orang China, tapi mataku berwarna biru seperti orang barat. Alasannya adalah karena aku memiliki kelainan warna pigmen mata sejak kecil. Waktu lahir, mataku memang berwarna cokelat. Namun, seiring berjalannya waktu pigmen mataku berubah dan di umur tiga tahun warna mataku menjadi biru. Dokter mengatakan jika ini hanya kelainan yang tidak membahayakan penglihatanku. Yah, baguslah karena aku jadi lebih terlihat tampan dengan warna mata ini.     Damian menambahkan jika ia ingat waktu itu ia sedang berada bersamaku karena aku basah kuyup. Ah, ya! Aku ingat dengan hal itu. Damian bahkan sudah menanyakan pada pelayan yang bekerja di tempat resort itu dan memastikan jika pria yang bersama Garel bukanlah aku.     Mendengar hal itu, putri Garel menjadi sedih dan hampir menangis karena selama ini ia berpikir jika aku adalah jodohnya. Namun, tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Kemana Sean waktu itu? Aku ingat jika aku bersama Damian di penginapan. Tapi, aku tidak melihat Sean bersama kami.     Saat Sean menceritakan apa yang dilakukannya pada hari itu, ia mendadak menyadari sesuatu. Nah, ini dia... sepertinya Sean adalah pria yang bersama Garel waktu itu. Ah, entah kenapa aku merasa lega sekali mendengarnya. Kesalahpahaman ini akhirnya bisa terselesaikan.     Aku lega namun putri Garel yang tidak lega. Dia malah menangis karena menyadari jika dia salah orang selama bertahun-tahun. Aku bingung harus berkata apa karena aku merasa ini bukan salahku. Tiba-tiba, Sean yang menenangkannya sehingga aku sebenarnya ingin mendengus tertawa melihatnya. Tidak kusangka Sean yang biasanya kaku bisa bersikap manis di depan seorang gadis. Ah, nampaknya Sean akan segera memiliki jodoh nantinya, hehehehe...     Karena sudah ketahuan seperti ini, aku memberitahu Garel kalau selama ini yang menjawab surat-suratnya adalah Sean. Yah, setidaknya dia ternyata tidak salah mengirim surat selama ini. Saat aku melirik Sean, asistenku itu sepertinya mulai merasakan ia akan berada dalam masalah. Hahahaha... tidak apa-apa, Sean. Nikmati saja perjalanan cintamu~     Aku senang semuanya bisa berakhir dengan baik. Karena kami semua sudah berteman sejak kecil sehingga aku tidak ingin kami terus-menerus bertengkar seperti dulu. Ini semua berkat Tomoka, dia yang membantu kami agar bisa saling berbaikan lagi. Rasa sayangku padanya semakin bertambah dan aku ingin dia mengetahuinya.     Damian mengatakan jika mereka harus kembali ke Mongolia dan menjelaskan pada ayah mereka jika putri Garel ternyata selama ini salah paham. Mungkin akan sulit untuk menjelaskan pada rakyat mengenai pembatalan ini tapi kurasa semuanya akan bisa terselesaikan dengan baik.     Aku tahu pembatalan pertunangan ini pasti akan membuat paman Yu kesal dan marah luar biasa. Tapi, setidaknya aku bisa mengatasinya. Dia akan kesulitan berhadapan denganku nantinya karena aku yang akan mengambil alih semuanya.     Saat aku sedang memikirkan omelan apa yang akan dilontarkan paman Yu, Tomoka mendadak jatuh ke lantai. Tubuhnya lemas sekali sehingga aku panik melihatnya. Ternyata Tomoka juga merasa lega karena kedua negara bisa berdamai pada akhirnya. Aku paham perasaan itu karena nampaknya tidak hanya aku yang gugup saat pertemuan tadi, namun Tomoka juga merasakan hal yang sama.     Aku otomatis menggendong Tomoka dan ia terkejut sekali. Aku yang akan memastikan jika Tomoka baik-baik saja. Selain itu, aku juga ingin berbicara secara empat mata dengannya. Masih ada yang harus kami selesaikan.                                                                                       ***       Si pangeran ternyata membawaku ke kamarnya sendiri. Ia meletakkanku di sofa dan mulai membuat teh dengan tangannya sendiri. “Ini sebuah kesempatan yang langka lho, kau minum teh yang disiapkan oleh seorang pangeran,” katanya sambil memberikan secangkir teh padaku. Ia tersenyum kembali. “Ah, terima kasih.” aku balas tersenyum mendengar gurauannya.     Ah, rasanya benar-benar sangat enak. Rasa teh yang lembut dan aroma yang wangi menyegarkan seluruh tubuhku. Tiba-tiba, aku sadar kalau... aku dan Xu Qiang hanya tinggal berdua. Kami selalu bersama selama ini, tapi kali ini aku merasa canggung. Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mencari topik pembicaraan? Mungkin sudah terlambat untuk menanyakan kabarnya...     Ketika aku sedang memikirkan apa yang harus kukatakan, Xu Qiang terlebih dahulu membuka mulutnya.     “...kau benar-benar membantuku hari ini,” katanya.     “Aku senang kalau aku dapat membantumu,” jawabku sedikit kaku.     “Apa kau akan segera kembali ke Jepang?” tanya Xu Qiang. “Ya, aku hanya kemari untuk pertemuan ini,” jawabku polos.     “Aku mengerti...” Xu Qiang terdiam sesaat dan mengalihkan pandangannya sebelum akhirnya ia berbicara kembali.     “Apa hubunganmu dengan Dr. Hirata berjalan lancar?” tanyanya tiba-tiba.     “Apa? Dr. Hirata?” heranku. Entah kenapa Xu Qiang melemparkan senyum aneh ke arahku.     “Aku tahu kau sangat menghargainya. Karena itulah kau kembali ke Jepang bersamanya, bukan? Aku yakin ia tidak akan membuatmu sedih,” saat Xu Qiang mengatakan ini, ia tersenyum pelan dan ada ekspresi sedih merayap di wajahnya. Hatiku terasa sakit tiba-tiba.     Apakah mungkin... ia berpikir kalau aku dan Dr. Hirata berkencan? Apakah waktu di rumah sakit dia telah terbangun? Apa ia mendengar kata-kataku pada Dr. Hirata saat aku akan kembali ke Jepang?     “Umm... sebenarnya alasan aku kembali ke Jepang adalah...” aku tidak ingin Xu Qiang salah paham padaku jadi aku ingin menceritakan hal yang sesungguhnya padanya.     “Tuan Xu Qiang! Cepat kemari! Ayah anda telah siuman!” Sean tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dan tersenyum gembira ke arah sang pangeran.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD