“Aku benar-benar tidak menyangka akan ada ledakan di kamar pangeran...” nampaknya Aya masih sangat terguncang. Aku berpikir sesaat sebelum membalasnya. “Apa kau pikir ini adalah kesalahan dari koki itu?” tanyaku. Aku merasa ada yang aneh dengan ledakan ini. Aku masih saja menganggap ledakan ini sebagai serangan dari teroris. “Entahlah. Lebih baik kita cepat mengejar pangeran. Mungkin saja ada ledakan lainnya.” kata Aya. Xu Qiang menunggu mereka di lokasi yang jauh dari kamarnya dan dikelilingi oleh pengawal serta Sean. Ketika ia melihatku, Xu Qiang langsung berlari ke arahku. “Kau baik-baik saja???” tanyanya cemas. Aku mengangguk ke arahnya. “Ya. Tapi, ledakan itu..........” aku ingin menyampaikan kemungkinan yang kupikirkan mengenai teroris Mongolia lagi. Tapi, Xu Qia