30 - March - Explosion

1078 Words
    “Sepanjang hari ini si pangeran seperti mencari seseorang dan aku tidak tahu entah sudah berapa kali ia mengambil ponselnya keluar dari saku dan seperti akan menelepon seseorang,” jelas Aya.     Jika benar Xu Qiang mencariku, aku benar-benar senang mendengarnya. Aku terdiam tanpa sanggup mengatakan apapun. “Kita harus mengkonfirmasi semua ini kepada pangeran. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi aku sangat khawatir dengannya jika dia tetap seperti itu,” Aya berdengus dengan sedikit cemas. “Kau benar-benar memikirkannya sampai seperti itu,” gumamku. Aya mengerling ke arahku. “Ketika aku melihatnya, yang aku lihat adalah bahaya yang mengincarnya dimana-mana. Dan itu membuatku ingin mengulurkan tangan untuk membantunya! Jangan berpikir aku tertarik padanya ya... dia terlalu muda untukku,” Aya berdesis dan tertawa langsung. Aku langsung berpikir bahwa Aya terlihat seperti kakak baginya dan terlintas di pikiranku jika kakak tiri yang dicari Xu Qiang seperti Aya, mungkin semuanya akan lebih baik.  “Aku tidak tahu apakah aku bisa menemuinya, tapi aku akan mencobanya,” kata Aya sambil mengajakku untuk ikut bersamanya. “Kau pasti sangat ingin tahu kenapa kontrakmu dibatalkan, bukan?” katanya lagi. Aku langsung mengangguk ke arahnya.     Kami sampai di hotel tempat Xu Qiang menginap. Tanpa membuat janji terlebih dahulu, kami kesulitan menemuinya. Sean menatap kami berdua dengan kening berkerut dan bertanya kenapa aku ada di sana. “Ada yang ingin kutanyakan pada tuan Fang Xu Qiang. Apakah aku bisa bertemu dengannya?” tanya Aya dengan sangat sopan. Baru kali ini aku melihat aura kharisma yang begitu kuat dari dirinya. Jabatannya memang lebih tinggi dariku dan tentu saja Sean pun menghormatinya.     Sean mengantar kami ke ruang tengah kamar hotel itu. Sesosok pria yang sangat kurindukan duduk di sofa menunggu kami setelah Sean memberitahunya. Jantungku kembali berdegup kencang dan rasanya dadaku hampir meledak karena perasaanku yang bercampur aduk.     Xu Qiang menoleh ke arahku dan aku dapat menangkap ekspresi terkejut dari wajahnya. Ia langsung memalingkan wajahnya dariku dan terlihat marah. Mungkin aku membuat kesalahan saat masih bekerja dengannya. “Panggil aku jika kalian sudah selesai,” Sean keluar dari ruangan itu dan meninggalkan kami bertiga. “Maafkan saya karena mengganggu anda malam-malam begini, pangeran. Ada yang ingin saya tanyakan pada anda........” Aya langsung menjelaskan pokok permasalahannya pada Xu Qiang sementara aku langsung menerjemahkannya.     Mata Xu Qiang langsung membelalak saat mendengar penjelasan dari Aya. Wajahnya terlihat sangat terkejut dan ia mengangkat sebelah tangannya. “Tunggu sebentar... Tomoka, kau datang kemari dan mengatakan kau tidak mau lagi menjadi penerjemahku, bukan? Bukannya kau mengatakan kau tidak suka dengan sifatku dan menelepon untuk membatalkan kontrak???” tanyanya sambil memandangku tajam. Aku langsung menggeleng kuat. “Aku tidak pernah berkata seperti itu dan malah diberitahu bahwa kontrakku telah dibatalkan olehmu!” jawabku cepat. Mata Xu Qiang semakin melebar, “Olehku?” bingungnya. Aku mengangguk langsung. “Ya. Aku jadi berpikir apakah aku membuat kesalahan hingga kau membatalkan kontrakku,” lanjutku.     Xu Qiang terlihat berpikir sejenak dan ia diam selama beberapa menit. Tiba-tiba, ia menengadah dan langsung memandangku. “Jadi inti dari yang kau katakan adalah kau masih mau bersamaku?” wajahnya sangat serius kali ini. “Y... ya...” jawabku sambil mengangguk. “Apa??? Aku tidak mendengarmu. Katakan lagi dengan keras,” Xu Qiang tersenyum menggodaku kembali. Senyum yang sudah lama tidak kulihat hingga membuat wajahku memerah. Ia langsung tertawa keras sekali dan memandangku dengan wajah girang. “A... aku mau bersama denganmu lagi... maksudku, aku mau bekerja denganmu lagi...” kataku dengan sedikit kuat dan terbata-bata. Wajahku merah sekali dan rasanya aku ingin bersembunyi. “Baiklah, aku mendengarmu kali ini...” dia terkekeh kembali. Sepertinya Xu Qiang merasa sangat puas. “Aku tidak yakin dengan penyebab kesalahpahaman ini. Tapi, aku punya ide,” Xu Qiang berdiri dari tempatnya dan berjalan ke arah pintu, “Sean! Kemarilah!” panggilnya.     Sean langsung masuk ke dalam ruangan itu bersama kami. Si pangeran langsung menatapnya sambil melipat kedua tangannya di d**a. “Kau berbohong padaku, bukan?” tanyanya. Sean kelihatan bingung dengan pertanyaan tuannya hingga ia mengernyit.     Sean memandang ke wajah Aya lalu ke arahku, tiba-tiba ia terlihat menyadari sesuatu. Aku langsung terkejut melihatnya. “Dia ingin menjauhkanmu dariku. Aku yakin ini semua adalah idenya. Tapi, ini agak sedikit berlebihan dengan membatalkan kontrakmu seperti itu,” Xu Qiang menatap Sean tajam hingga ia menunduk. “Saya melakukannya demi kebaikan anda...” katanya. Pangeran mengangguk pelan. “Aku tahu kau tidak akan melakukan apapun jika bukan demi kebaikanku. Tapi, kau tidak boleh mengulangi kesalahanmu kembali dengan bertindak sesukamu. Jika ada yang tidak kau suka, beritahu aku langsung,” Xu Qiang berdiri di sampingku dan meletakkan kedua lengannya di bahuku sambil tersenyum, “Tidak ada penerjemah yang lebih cocok untukku selain wanita ini. Aku mau kau memperbaiki kontraknya kembali,”     Aku berpikir bahwa Xu Qiang sepertinya tidak membenciku dan masih membutuhkanku. Aku masih bisa berada di sampingnya. Pikiran itu benar-benar membuatku gembira. Xu Qiang menoleh ke arahku dan bertanya, “Apa kau bersedia bekerja kembali?” ia terkekeh pelan.     “Yes, sir!” jawabku sambil tersenyum lebar. Aku dapat merasakan kehangatan darinya saat aku menjawab seperti itu.     BLAARRR!!! Terdengar ledakan dari arah dapur hingga membuat kami semua terlonjak.     “Suara apa itu???” Aya terlihat panik. Xu Qiang langsung memerintahkan Sean untuk memeriksa ke dalam dapur. Ia langsung memelukku saat ledakan tadi berlangsung. Apa yang terjadi??? Serangan teroris lagi??? Ketakutan mulai melandaku. Aku menyilangkan jari-jariku untuk berdoa. Para pengawal langsung masuk ke dalam dan mengambil posisi melindungi sang pangeran. Tidak berapa lama, Sean kembali bersama koki mereka.     “Tenang. Kita tidak sedang diserang. Si koki menumpahkan minyak ketika sedang memasak hingga kompornya meledak,” jelasnya. Aku dapat melihat noda-noda hitam pada seragam koki itu. Si koki langsung meminta maaf pada kami.     Sean meminta kami untuk segera meninggalkan kamar itu secepatnya karena api telah menyebar kemana-mana dan mereka tidak bisa tinggal di sana lagi. Asap hitam tebal mulai mengepul dari arah dapur. Terdengar derik benda-benda yang terbakar dan aroma yang tidak mengenakkan memenuhi ruangan itu. “Tuan, cepat keluar dari sini!” seru salah seorang pengawal. Xu Qiang menggeleng dan menyuruh mereka untuk membawaku keluar lebih dulu tapi para pengawal langsung membawanya keluar. “Tomoka! Cepat keluar dari sini!” panggil Aya cepat. Aku langsung mengangguk dan mengikutinya.     Aku masih syok melihat betapa cepatnya api menyebar hampir ke seluruh ruangan dan asap hitam tebal dimana-mana. Kami segera keluar dari ruangan itu dengan panik. Salah satu pengawal langsung menutup pintu kamar begitu kami telah keluar semua. Bau terbakar itu tetap saja keluar dari ruangan dan mulai memenuhi koridor.            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD