58 - June - Solving the Problem

1188 Words
    Kepalaku mulai pusing lagi. Masalah baru kembali muncul dan ini benar-benar membuatku cukup stress. Ayah masih belum siuman juga walaupun kondisinya telah stabil dan melewati masa kritis. Tidak hanya itu, laporanku semakin bertumpuk karena banyaknya aksi protes yang dilakukan masyarakat dan menuntutku untuk segera melaksanakan pernikahan dengan putri Garel. Nampaknya kondisi perekonomian saat ini sedang dalam masa kritis sehingga masyarakat mulai tidak sabaran untuk segera memulai perdamaian.     Paman Yu masuk ke dalam ruanganku dengan tergesa-gesa, “Kau tidak bisa terus diam seperti ini, Xu Qiang. Unjuk rasa dimana-mana karena mereka menunggu keputusanmu! Mungkin sudah waktunya untuk kita mengumumkan pesta pertunangan resmimu dengan putri Garel,” ucapnya tiba-tiba.     Aku terkejut sekali mendengarnya. Apa-apaan itu??? Kenapa dia yang harus memutuskan masalah genting seperti ini seenaknya??? “Tidak! Aku akan memikirkan cara lain daripada harus melakukan pernikahan konyol ini,” balasku. “Cara apa??? Dari yang kulihat, kau tidak menghasilkan solusi apapun untuk meredakan masalah ini. Aku akan menemui para dewan dan berdiskusi mengenai masalah ini,” paman Yu mendadak mengatakan hal itu dan langsung keluar dari ruangan.     Apa??? Dia akan menemui para dewan??? Aku benar-benar benci jika ia sudah melakukan cara ini. Sebagian besar para dewan adalah teman baiknya dan dengan sedikit ucapan manis darinya, mereka pasti akan menyetujui apapun yang dikatakan paman Yu. Jika semua dewan sudah sepakat, aku sendiri pun tidak bisa membantah mereka. Yang bisa membantah keputusan mereka hanyalah ayah.     Aku benar-benar memutar otak untuk mencari pemecahan masalah ini. Aku bahkan tidak menggubris putri Garel yang masuk ke ruanganku tidak lama kemudian. Dia tidak berkata apa-apa dan hanya duduk di sofa saja. Aku masih tidak memperdulikan putri Garel yang duduk di ruanganku setiap hari seperti itu seakan itu merupakan kebiasaan barunya saat ini. Saat sedang berpikir, aku memandang ke arahnya yang sibuk membaca buku bahasa Mandarin dengan tekun. Tiba-tiba, aku teringat sesuatu.     “Bagaimana keadaan Damian? Kenapa dia tidak ikut bersamamu kemari?” tanyaku tiba-tiba.     Putri Garel terkejut mendengarku mengajaknya bicara karena sejak ia masuk ke ruanganku, aku tidak bicara dengannya sama sekali. Ia langsung membesarkan bola matanya dengan semangat. “Damian tidak mau ikut denganku. Dia sebenarnya tidak setuju dengan permintaanku soal pertunangan ini,” ucap Garel dengan sedikit muram.     Apa??? Apa aku tidak salah dengar??? Damian juga tidak setuju dengan pertunangan ini??? “Kenapa dia tidak setuju?” tanyaku berusaha untuk terlihat biasa saja saat menanyakannya. Aku tidak ingin putri Garel curiga. Gadis ini masih cukup polos sehingga bisa ditanyai dengan mudah seperti anak kecil.     Putri Garel memanyunkan bibirnya, “Dia bilang kalau aku terlalu kekanak-kanakkan dengan menganggap jika kau mungkin tidak akan mengingat masa kecil kita lagi dan janji menikah itu hanya janji mainan saja. Tapi, akan kubuktikan kalau dia salah! Buktinya sekarang pertunangan kita diumumkan dan berarti janji itu akan bisa segera dilaksanakan!” Garel terlihat gembira sekali mengatakan hal itu.     Aku langsung berpikir jika Damian nampaknya juga tidak menyetujui cara pertunangan ini untuk mendamaikan kedua negara. Daripada menanggung malu, mungkin Damian tidak mau datang bersama putri Garel. Pintar juga dia...     Tiba-tiba, aku terpikir sebuah ide. Mungkin aku bisa membujuk Damian untuk membatalkan pertunangan ini. Tapi, dengan menggunakan apa? Tidak mungkin Damian akan mau menyetujuiku begitu saja jika tidak ada penawaran yang lebih baik. Nampaknya aku harus memikirkan masalah ini.     Mataku terpaku pada secangkir teh yang ada di sampingku. Kutatap permukaan airnya yang tenang dan seketika aku mendapatkan ide cemerlang. Aku berdiri secara mendadak dari kursiku sehingga membuat Sean dan putri Garel terkejut melihatku. Aku langsung berjalan cepat keluar dari ruanganku. Sean mengikutiku dengan terburu-buru. “Xu Qiang! Kau mau kemana???” panggil putri Garel tapi aku mengacuhkannya begitu saja dan terus berjalan menuju ruang arsip.     Setibanya aku di ruang arsip, aku langsung sibuk mencari beberapa bahan dan mempelajarinya. Sean benar-benar bingung melihat tindakanku. “Apa yang anda cari, tuan? Mungkin saya bisa membantu anda daripada anda harus repot-repot ke ruang arsip seperti ini,” ucap Sean. “Kalau begitu, ayo bantu aku mencari arsip mengenai perkebunan teh kita. Aku mau semua informasi lengkapnya,” perintahku padanya. “Baik, tuan.”     Sean ikut mencari di ruang arsip bersamaku dan ia akhirnya memintaku untuk kembali ke ruang kerja saja. Sean yang akan membawakan semua dokumen yang kubutuhkan daripada aku harus berkutat di ruangan arsip yang sempit.     Saat aku kembali ke ruang kerjaku, paman Yu sudah berada di sana dan duduk menungguku. Di tangannya ada sebuah amplop yang kuduga pasti hasil keputusan dewan. Aku tahu isinya mungkin akan cukup buruk untukku. “Kemana saja kau?” tanya paman Yu dengan wajah bosan menunggu. Nampaknya ia sudah cukup lama berada di ruanganku. “Mencari udara segar. Apa tidak boleh?” balasku dengan ketus. Aku langsung menengadahkan tangan meminta amplop itu dari tangannya. Paman Yu menaikkan alis melihat tindakanku.     “Aku tahu isinya pasti surat keputusan dewan, bukan? Berikan saja padaku karena itu pasti tujuan paman kemari,” kataku dengan malas. Paman Yu menghela napas melihatku yang tidak pernah sopan padanya akhir-akhir ini. Ia kemudian memberikan surat itu padaku.     Aku langsung membuka amplopnya dan membaca isinya. Mataku langsung membesar melihatnya. Apa??? Pengumuman pesta pertunangan akan diadakan seminggu lagi???     “Paman telah mengirimkan surat untuk pangeran Damian agar menghadiri pesta pertunangan ini. Setidaknya pihak keluarga mereka perlu datang untuk acara sepenting ini,” ucap paman Yu dengan santainya. Dia selalu sukses membuatku tidak bisa berkata apa-apa.     “Kenapa tidak sekalian saja paman undang orangtuanya???” balasku sengit. “Mereka tidak bisa datang. Paman memang sudah berusaha menghubungi mereka. Tapi, katanya untuk pertunangan cukup pangeran Damian saja yang mewakili,” paman Yu menjawab dengan santai.     Aku hanya menggertakkan gigi mendengarnya. Aku tahu paman Yu sengaja berbuat seperti ini agar aku tidak bisa lari dari acara pertunangan itu. Dia seakan-akan sedang membuatku tidak memiliki jalan lain lagi.     Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku dan aku tahu aku harus segera melaksanakannya. “Baiklah, aku mengerti paman. Sekarang tolong tinggalkan aku karena masih banyak yang harus kukerjakan,” kataku sambil menunjuk tumpukan dokumen pekerjaanku.     Paman Yu menaikkan alis melihatku berkata demikian. Namun, ia juga sepertinya tidak mau banyak berdebat denganku sehingga ia keluar dari ruanganku begitu saja. Tepat, pada saat ia membuka pintu, Sean hendak masuk sambil membawa tumpukan dokumen yang kuminta. “Apa itu?” tanya paman Yu dengan penasaran karena melihat dokumen-dokumen yang cukup banyak di tangan Sean. Ia sepertinya berusaha membaca judulnya namun Sean mengelak dengan cepat. “Pekerjaan untuk tuan Xu Qiang lagi, tuan. Permisi,” Sean membungkuk sedikit dan langsung berjalan masuk agar paman Yu tidak bisa melihat judulnya.     Paman Yu terlihat penasaran namun Sean langsung menutup pintunya sehingga ia tidak bisa melihat apapun lagi. Sean langsung menyerahkan semua dokumen itu padaku dan aku cepat-cepat memandangnya sambil menyuruhnya mendekatkan telinga. Aku tidak ingin ada yang menguping di pintu nantinya.     “Hubungi pangeran Damian diam-diam dan mohon padanya untuk bersedia melakukan pertemuan rahasia denganku sebelum hari pertunangan. Katakan ada yang ingin kudiskusikan mengenai perdamaian kedua negara,” perintahku padanya sambil setengah berbisik. “Ingat, jangan sampai ada yang tahu. Dan jangan lupa tolong cari penerjemah yang bisa dipercaya untuk pertemuan ini. Aku tidak ingin menggunakan penerjemah kerajaan karena bisa jadi paman Yu akan mengetahuinya,” tambahku. “Baik, tuan.” Sean langsung pergi meninggalkanku untuk menjalankan perintah.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD