Aku kembali bekerja di kantor setelah pembatalan kontrak itu. Jun menatapku aneh selama beberapa hari. Hingga akhirnya ia mengajakku untuk minum teh bersama. Kami pergi ke sebuah kafe yang cukup tenang. Aku tidak tahu apa maksud Jun mengajakku keluar. Aku bertingkah layaknya tidak terjadi apapun. Tapi, sepertinya Jun telah mengetahui ada sesuatu yang telah terjadi. Akhirnya aku menjelaskan padanya tentang pembatalan kontrakku secara tiba-tiba. Dia mengangguk dan mengerti perasaanku yang dipecat tanpa pemberitahuan sama sekali. “Apa kau telah menghubunginya?” tanya Jun. Aku menggeleng. “Sayang sekali. Kau bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal padanya...” Jun menghela napas. Kata-katanya terasa menusuk hatiku. “Kau pasti akan mudah melupakannya, Manami. Dia terlalu kekanak-k