“Pangeran Damian, selamat datang.” sapa Xu Qiang dengan tersenyum. Ia mengulurkan tangan untuk menjabatnya. Tapi, pangeran Damian mengalihkan pandangannya dari Xu Qiang dan tidak menjabat tangannya sama sekali. Ketika ia menoleh dan melihatku, ia terlihat sedikit terkejut. “Bukankah aku bertemu denganmu di pesta...” kagetnya. “Ya. Saya penerjemah dari Jepang. Perkenalkan, nama saya Tomoka Manami,” aku menunduk memberi salam padanya. “Penerjemah... oh, ternyata begitu.” gumamnya. “Bahasa Mongolia-mu sangat bagus,” komentarnya sambil mengangguk sekali. Melihat reaksinya, tiba-tiba aku berpikir bahwa pangeran Damian tidak terlihat jahat sedikitpun di mataku. Tentu saja tidak mungkin menilai seseorang hanya dari penampilannya. Tapi, tetap saja aku tidak bisa melihatnya