23 - March - The Terror

1116 Words
    “Aku minta maaf karena telah membuat masalah besar untuk keluargamu...” kata Xu Qiang di dalam mobil.     “Tidak apa-apa. Sepertinya keluargaku menyukaimu,” aku tersenyum padanya. Xu Qiang balas tersenyum padaku setelah tertegun sejenak.     “Ibuku meninggal dan ayahku sibuk mengurusi negara. Aku benar-benar hampir tidak tahu bagaimana rasanya memiliki keluarga... Tetapi, setelah aku datang ke rumahmu, aku menyadari bahwa memiliki keluarga itu adalah hal yang menyenangkan...” kata Xu Qiang kemudian. Ia memegang kalungnya sesaat dengan ekspresi sedih. “Jika kau mau, kau boleh mengunjungi keluargaku lagi dan kita akan mencari saudaramu bersama-sama,” sahutku dengan antusias. Ia tersenyum memandangku. “Bukan kita akan mencarinya. Tapi, kita pasti akan menemukannya.” balasnya.     Aku ingin menjadi sumber kekuatan bagi Xu Qiang dan mendukungnya dengan selalu berada di sampingnya. Keinginanku kali ini bukanlah keinginan seorang penerjemah, melainkan keinginan pribadiku. Aku ingin tahu apa yang dipikirkannya tentang diriku?     “Menunduk!!!” teriaknya padaku tiba-tiba hingga aku terlonjak. Xu Qiang langsung mendorong kuat kepalaku agar menunduk.      DOORR!!!     Terdengar sebuah tembakan yang mengagetkanku. Kaca mobil pun langsung pecah dan berhamburan kemana-mana. Mobil kami langsung berhenti mendadak. Aku berusaha melihat apa yang terjadi tapi pangeran tetap menahan kepalaku agar menunduk.     Aku tidak tahu apa yang terjadi di luar sana. Sean langsung turun dan membuka pintu mobil untuk memberitahu Xu Qiang agar tidak keluar dari mobil. Aku langsung menyadari bahwa ada masalah besar sepertinya. Dari mana tembakan itu berasal??? pertanyaan itu terus tergiang di kepalaku. “Sebelah sana! Ada orang di sebelah sana!!!” teriak salah satu pengawal Xu Qiang.     Aku mendengar banyak suara langkah kaki yang berlari di sekitar mobil. Jantungku berdegup cepat sekali dan keringatku mulai bermunculan. Aku benar-benar tidak menyangka akan ada tembakan asli seperti itu. Padahal aku menyangka hal berbahaya seperti ini tidak mungkin terjadi di Jepang.     Terdengar kembali dua tembakan yang langsung membuatku berteriak. Aku langsung menutup telingaku dan berjongkok seketika. Tanganku gemetar luar biasa karena baru kali ini aku mengalami hal seperti ini. “Tenang saja, mereka akan segera menangkap penembaknya. Kau aman bersamaku,” Xu Qiang memelukku untuk menenangkanku.     Kehangatan dari pangeran memberiku kekuatan untuk melawan rasa takut dan airmata yang hampir mengalir. Aku merasa sedikit tenang bersamanya.     Tidak berapa lama kemudian, sebuah laporan tiba ke telinga kami. Penembak misterius itu telah ditangkap.     “Serangan dari kelompok rasis Mongolia lagi... sepertinya mereka memanfaatkan kunjunganku ke Jepang untuk menyerangku,” gumam Xu Qiang.     “Kelompok seperti ini benar-benar ada???” aku membelalak kaget. Aku memang mendengar bahwa hubungan kedua negara ini tidak baik. Tapi, aku benar-benar tidak menyangka situasinya akan memburuk seperti ini.     “Kenapa hubungan negara kalian dan mereka sangat buruk?” tanyaku.     “Sebenarnya hubungan negara kami dan mereka sangat baik pada zaman kakek buyutku. Tetapi, sejak ayahku membatalkan pertunangannya dengan putri Mongolia, hubungan kedua negara menjadi buruk.” jawabnya.     “Pertunangan?” kernyitku. Xu Qiang mengangguk sekilas.     “Ya. Setelah putri Mongolia mengidap sebuah penyakit yang tidak diketahui, pertunangan langsung dibatalkan. Tetapi, negara Mongolia mengatakan bahwa putri mereka ditolak oleh negara kami dan China pun mengatakan bahwa Mongolia mengirimkan putri berpenyakitan ke negara kami. Itulah awal mulanya,” lanjut Xu Qiang. Ia menghela napas panjang.     “Tapi, kau tidak perlu khawatir. Kelompok rasis itu tidak akan menyerang tanpa perintah dari bos mereka. Jadi, kami hanya perlu menangkap kepala kelompok mereka untuk mengakhirinya,” Xu Qiang memandangku.      Aku menatapnya dan menyadari bahwa pangeran sama sekali tidak kelihatan takut dengan adanya serangan ini. Sepertinya ia sudah terbiasa untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Aku semakin menyadari bahwa dunia kami sangat berbeda satu sama lainnya. Bagaimana bisa aku keluar dengan pangeran begitu saja tanpa pengawalan??? Aku benar-benar membuatnya dalam bahaya, pikirku dengan wajah pucat.     “Kau... berpikir kalau itu salahmu karena aku ditargetkan untuk ditembak, bukan?” tebaknya sambil memperhatikan ekspresiku yang terkejut. “Ba... bagaimana kau tahu?” kagetku. Xu Qiang langsung tersenyum. “Kau pikir sudah berapa lama kita bersama? Ketika aku melihat ekspresi wajahmu, aku langsung tahu apa yang kau pikirkan,” Xu Qiang mengacak rambutku pelan sambil tersenyum ramah.     “Aku bukanlah orang yang suka menyalahkan orang lain atas perbuatanku. Semua hal yang kau tunjukkan padaku benar-benar sangat berharga.” lanjutnya lagi. Kata-kata Xu Qiang mulai menenangkanku. Aku merasa bahagia tapi di saat yang bersamaan aku juga merasa ingin sekali menangis.      Tiba-tiba Xu Qiang tersenyum padaku dan berbisik padaku, “Kau pasti jatuh cinta padaku setelah mendengar kata-kataku barusan.”     Wajahku langsung memerah dan aku mulai gelagapan, “Ke... kenapa kau berpikir seperti itu???” kagetku dengan suara yang cukup keras. Pangeran tertawa keras melihat reaksiku. “Kau kembali seperti dulu,” katanya sambil lanjut tertawa.                                                                                  ***       Aku terbangun keesokan paginya karena mendengar keributan di luar. Aku bisa mendengar suara Sean menggelegar di luar. Sepertinya dia berhasil menemukanku. Tomoka kelihatannya kewalahan karena Li Qun dan Sean terus-terusan menyerangnya. Sean kaget luar biasa melihatku yang hanya mengenakan yukata. Aku tidak mau mereka menyalahkan Tomoka karena keegoisanku.      Li Qun nampaknya sangat khawatir padaku. Wajahnya sampai pucat karena kurang tidur. Aku tahu dia memang sangat peduli padaku sejak dulu. Sebenarnya Li Qun sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Aku langsung meminta maaf padanya.     Aku benar-benar merasa bersalah pada keluarga Tomoka yang jadi kebingungan karena keributan yang kutimbulkan. Mereka juga sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.     Mataku terpicing pada sesuatu yang berkilau dari kejauhan. Senapan berlaras panjang mengarah ke mobil kami! Aku langsung mendorong kepala Tomoka untuk menunduk tepat saat kaca jendela mobil pecah akibat sebuah tembakan. Pastilah teroris Mongolia yang melakukan semua ini.     Semua pengawalku langsung bergerak dalam dua tim. Yang satu untuk melindungiku dan yang lainnya mengejar penembak itu. Tangan Tomoka bergetar ketakutan karena tembakan berikutnya. Aku tahu dia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Tentu saja dia pasti syok berat. Aku langsung memeluknya untuk menenangkannya.      Aku menjelaskan padanya mengenai alasan mengapa hubungan negara China dan Mongolia sangat buruk. Wajah Tomoka berubah menjadi pucat pasi. Dia pasti berpikir karena dirinya lah aku menjadi sasaran penembakan. Dia terkejut saat mengetahuinya. Aku memang tidak suka menyalahkan orang lain karena perbuatanku.     Aku sengaja menggodanya kembali bahwa dia pasti jatuh cinta padaku. Melihat reaksinya, aku jadi tak sanggup menahan tawa karena dia benar-benar manis sekali.                                                                                         ***     Walaupun Xu Qiang telah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, tetapi perlindungan di sekitarnya menjadi lebih ketat dari sebelumnya sejak insiden penembakan itu. Si pangeran pun menjadi sedikit risih dengan banyaknya pengawal yang harus melindunginya.     Sean mengantarkan sebuah surat untuk Xu Qiang yang diikat dengan setangkai mawar merah. Aku sedikit penasaran surat dari siapa itu.     “Ah, memang sudah seharusnya tiba...” gumamnya saat menerima surat itu. Aku melirik pada mereka sekilas sebelum berangkat ke kantor untuk menyelesaikan beberapa tugas. Entah bagaimanapun aku melihat surat itu, tetap saja surat itu tidak terlihat sebagai surat biasa bagiku. Mungkin dari kenalannya, pikirku. Aku benar-benar penasaran, tapi aku harus segera berangkat kerja demi laporanku.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD