34 - April - The Change

1183 Words
    Tomoka akhirnya terbangun setelah tidak sadarkan diri cukup lama. Ia masih tidak terlalu sadar saat melihatku. Namun, hanya dalam satu detik ia tiba-tiba memekik mengenai kalungku sambil mencarinya di saku bajunya. Bagaimana bisa dia masih memikirkanku seperti ini tanpa mempedulikan nyawanya sendiri???     Aku memperlihatkan kalung yang sudah kuambil dari tangannya tadi. Tomoka terlihat lega sekali setelah mengetahui kalungku masih berhasil diselamatkan. Dia bahkan merasa bersyukur pada situasi seperti ini! Aku tanpa sadar mulai emosi mendengarnya. Apa dia tidak tahu jika tindakannya tadi bisa membuatnya dalam bahaya? Dia bisa mati di dalam kobaran api itu tanpa ada yang menemukannya! Jika aku tidak memutuskan untuk mencarinya, Tomoka pasti sudah tidak bernapas lagi.     Tomoka khawatir sekali padaku setelah mengetahui aku yang menyelamatkannya. Ah, aku baru paham. Dia melihat bekas terbakar di rambutku dan bekas memerah di wajahku. Yang membuatku lebih kesal adalah dia masih saja mengatakan aku seharusnya tidak melakukan hal berbahaya seperti itu karena tidak ada yang akan menggantikan posisiku.     Aku tahu hal itu. Tapi, siapa yang akan menggantikan posisinya di hatiku kalau dia tidak ada???     Aku tanpa sadar meluapkan semua perasaan yang kutahan selama ini. Aku sudah tidak peduli jika nanti ia akan menolakku atau menghindariku. Tapi, aku perlu memberitahunya bagaimana perasaanku padanya. Tidak ada kesempatan kedua kali biasanya.     Tomoka sepertinya masih tidak percaya dengan apa yang kukatakan  dan terlihat bingung. Bagaimana dia bisa begitu lambat dan bodohnya saat aku jelas-jelas mengungkapkannya seperti itu??? Bagaimana bisa dia tidak paham kenapa aku berlari menyelamatkannya dan tetap menunggunya sampai siuman??? Kalau dia bukan siapa-siapa untukku, aku yang seorang pangeran ini mana mau mengorbankan nyawaku dan duduk menunggunya sadar seperti ini!     Aku sebenarnya malu mengungkapkannya secara langsung sehingga aku memilih untuk mengecup bibirnya tanpa izin. Jika seperti ini, dia pasti paham bukan? Tomoka sendiri yang mengatakan jika ciuman itu harus dengan orang yang dicintai. Jadi, dia harus mengerti kenapa aku melakukannya sekarang. Dan walaupun Tomoka tidak mengatakannya, aku tahu kalau dia mencintaiku juga. Tidak mungkin seorang wanita akan sangat memperhatikan pria sampai rela mengorbankan nyawa seperti itu bukan??? Aku bukannya terlalu percaya diri, tapi aku peka terhadap semua tindakannya padaku!     Aku menyatakan cintaku padanya namun Tomoka masih memikirkan status sosial kami yang sangat berbeda. Tapi, itu bukan masalah sekarang, aku hanya ingin tahu apakah dia mencintaiku atau tidak. Aku ingin mendengar langsung dari bibirnya.     Aku menginginkan gadis ini menjadi milikku. Aku tidak ingin wanita manapun yang menggantikannya. Dan saat aku mendengar pernyataan jika ia mencintaiku, hatiku rasanya sangat gembira dan aku bisa melupakan semua bebanku saat ini.     Aku tahu Tomoka mengkhawatirkan dimana semua orang saat ini karena takut kejadian ini diketahui mereka. Dia tidak perlu memikirkannya saat ini! Dia hanya perlu berkonsentrasi saja padaku karena saat ini aku bersiap untuk menumpahkan seluruh perasaanku padanya. Aku senang karena Tomoka sekarang telah menjadi kekasihku.     Aku juga tahu jika Tomoka mencemaskan Sean jika dia tahu mengenai hubungan kami. Tapi, aku tahu Sean tidak akan berani memisahkan Tomoka lagi dariku karena aku meninjunya tadi. Tidak mungkin 'kan aku mengatakannya pada Tomoka???                                                                                             ***     Separuh dari kamar hotel itu telah habis dilalap api. Kami pindah ke kamar lainnya yang hampir sama persis dengan yang sebelumnya. Kontrakku telah dikembalikan seperti semula dan Xu Qiang memintaku untuk kembali tinggal bersamanya. Aku benar-benar bahagia karena tetap diizinkan untuk berada di sampingnya. Ketika aku mengetahui dia mencintaiku, rasanya semua mimpiku menjadi kenyataan.     Aku tahu aku tidak dapat merubah kenyataan bahwa aku adalah seorang penerjemah biasa dan dia adalah pangeran yang memiliki tanggung jawab besar sejak ia dilahirkan. Aku juga tahu bahwa kisah cinta kami hanya memiliki umur yang pendek karena itulah aku tetap ingin bersamanya sampai akhir yang menyakitkan. Aku juga mendengar bahwa dinasnya di Jepang akan segera berakhir.     Sean kembali mengingatkanku untuk tetap mengingat posisiku sejak aku mendapatkan kembali kontrakku. Maaf Sean, aku ingat akan posisiku, tapi selama pangeran mengizinkan... aku ingin tetap bersamanya. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku terhadapnya. Diam-diam aku meminta maaf pada Sean di dalam hati.     “Sebelum kunjungan kita berikutnya, aku mau kau menerjemahkan dokumen-dokumen ini. Aku rasa kau bisa menyelesaikan hanya dalam satu jam, bukan?” Sean menyerahkan setumpuk dokumen ke tanganku. Uh, ini sepertinya bukan pekerjaan yang bisa dilakukan dalam satu jam. Aku mengangguk dan menerima dokumen-dokumen itu dengan senyum yang dipaksa sebelum kembali ke kamarku.     Belum beberapa menit aku masuk ke dalam ruanganku, pintu kamarku langsung menjeblak terbuka.     “Tomoka!” Xu Qiang memanggilku dengan wajah yang sangat riang. Aku sedikit terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Xu Qiang memelukku dari belakang. “Ada apa?” tanyaku sambil berbalik memandangnya.     “Aku masih sangat senang kau kembali. Bagiku, keberadaanmu benar-benar tidak bisa digantikan,” Xu Qiang tersenyum lebut padaku dan menatapku penuh sayang. Jantungku berdebar kencang. Aku mulai melirik ke arah pintu khawatir Sean akan datang. “Jangan khawatir tentang Sean. Dia sedang keluar,” jawabnya seakan tahu apa yang kupikirkan. Aku mengangguk-angguk mengerti. “Jadi, ada yang kau butuhkan sampai kau mencariku?” tanyaku lagi. Xu Qiang mengerjap sekejap karena teringat tujuannya ke kamarku. “Ah, ya...” ia langsung melonggarkan pelukannya.     “Ada sedikit perubahan jadwal. Sebelum aku kembali ke China, perusahaan STD mengadakan perjamuan di istana kedutaan. Aku dengar Perdana Menteri Jepang pun akan datang kesana,” jelasnya.     “Apa??? Itu sangat luar biasa!” kagetku.     “Tentu saja kau harus ikut.” lanjut Xu Qiang dengan kalem.     “Aku?” tanyaku sambil langsung membelalakkan mataku. “Tapi, itu pasti pesta perjamuan yang sangat mewah, bukan? Aku tidak cocok untuk itu...” kataku kemudian. Mungkin karena Jun selalu mengataiku gadis yang tidak fashionable.     Aku benar-benar menyadari bahwa aku sama sekali tidak cocok untuk pesta-pesta mewah seperti itu. “Aku akan membuatmu seperti seorang putri. Jangan khawatir,” Xu Qiang tersenyum padaku.      Aku langsung berpikir apa dia akan memberikanku sekotak gaun lagi??? Aku tidak ingin dia menghabiskan banyak uang untukku. Tapi, aku tahu protesku pasti tidak berguna sama sekali. Dan jika aku harus berdiri di sampingnya, penampilanku pun harus sesuai dengannya... aku tidak boleh membuat kesalahan!   ˜                                                                                        ***       Hari perjamuan yang ditentukan telah tiba. Xu Qiang ternyata telah menyewa sebuah butik ternama untuk hari khusus ini. Lebih dari itu...........     “Perintahku dari pangeran adalah untuk mengubahmu menjadi seorang putri. Pilih salah satu gaun yang kau suka,” kata Sean. Xu Qiang ternyata menyuruh Sean untuk mendandaniku. Memang dia seorang asisten yang serba bisa. Aku tidak boleh membuang-buang waktu lagi... cepat pilih sesuatu yang bisa kupakai! Aku langsung sibuk memilih beberapa gaun yang sesuai untukku.     Sean seperti juri saat aku harus menunjukkan pakaian-pakaian yang kucoba. Nampaknya seleranya cukup tinggi karena keningnya terus saja berkerut jika pakaian yang kupakai tidak menarik. Namun, aku tahu jika selera Sean pasti menyesuaikan dengan selera Xu Qiang.     Ini adalah kedua kalinya aku mengunjungi istana kedutaan. Tapi, tetap saja aku masih terkagum-kagum dengan kemegahannya. Pilar-pilar tinggi dan porselen yang mengilap menghiasi depan istana. Aku kehilangan kata-kataku dan hanya berdiri sambil memandang berkeliling.     “Jangan hanya berdiri di situ. Ikut aku,” kata Xu Qiang yang langsung mengejutkanku. Aku langsung mengangguk mengikutinya.     Sang pangeran nampaknya tidak mempedulikan pemandangan sekitarnya sama sekali atau melirik wanita-wanita bergaun indah yang melaluinya. Dia berjalan cepat sekali hingga semua orang memandangnya. Dia pasti sudah terbiasa, pikirku.            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD