63 - July - Digging the Memory

1050 Words
    Tomoka kemudian menghidangkan onigiri pada kami dan aku sangat senang sekali melihat makanan itu. Onigiri adalah makanan penuh kenangan bagiku. Kenangan yang sangat manis bersama Tomoka. Lagi-lagi Damian terkejut mengetahui aku yang mengenal makanan rakyat seperti ini. Nampaknya ada banyak pertanyaan yang muncul di benak Damian sehingga ia begitu penasaran apa yang terjadi padaku selama aku berada di Jepang.     Aku menjelaskan pada Damian bahwa sejak aku bertemu dengan Tomoka, aku mengenal bagaimana kehidupan rakyat yang sebenarnya. Dari dulu kami selalu dididik di dalam istana yang dipenuhi oleh kemewahan sehingga tidak peduli dengan hal yang terjadi di luar. Namun, pandanganku berubah sejak aku bertemu dengan Tomoka.     Aku mengungkapkan keinginanku untuk melindungi negaraku dengan caraku sendiri. Aku ingat kami berdua pernah berjanji untuk menjadi pemimpin yang baik jika dewasa nanti. Aku tidak yakin dengan perdamaian yang dibuat berdasarkan cinta palsu dan pernikahan konyol seperti itu. Aku ingin perdamaian yang terjadi bukan karena cara-cara kuno seperti pernikahan.     Damian akhirnya penasaran dengan apa yang hendak kulakukan. Aku langsung menjelaskan padanya bahwa aku hendak memberikan penawaran untuk bekerjasama dengan Mongolia untuk melakukan perdamaian. Aku tahu pengetahuan bangsa Mongolia mengenai perkebunan sangat bagus dan kami juga memiliki lahan perkebunan yang luas. Aku ingin meminjamkan beberapa lahan untuk Mongolia sebagai ganti pengetahuan yang mereka berikan. Dengan demikian, kedua negara bisa bekerjasama dengan baik dan mungkin bisa memproduksi barang lainnya.     Damian tidak berkata apapun dan wajahnya terlihat suram seakan ia sedang tenggelam dalam pemikirannya. Aku tidak ingin mengganggu pemikirannya, jadi aku mengambil sebuah onigiri untuk memakannya. Ah, rasa ini... rasa yang paling kurindukan...     Pangeran Damian memperhatikan apa yang kulakukan dan ia juga mengambil onigiri itu. Saat ia memakannya, aku benar-benar berharap jika ia akan menyukainya.     Namun, tiba-tiba pangeran Damian berdiri dan mengatakan jika ia harus kembali. Kami semua terkejut mendengarnya. Apa yang terjadi??? Kukira aku sudah berhasil menyampaikan semuanya dengan baik namun melihat reaksinya, aku menjadi kecewa. Aku bahkan memohon padanya agar bisa bersama-sama mengembalikan perdamaian kedua negara.     Tapi, sedetik kemudian kata-kata Damian mengejutkanku. Ia tersenyum dan mengatakan jika ia akan membawa pulang putri Garel daripada aku dipaksa menikah dengan adiknya. Damian bahkan mengatakan jika ia akan bicara pada putri Garel dan ayahnya untuk membatalkan pertunangan itu. Tentu saja saat mendengarnya, aku benar-benar senang. Akhirnya, pemikiranku dan perasaan tulusku tersampaikan padanya...                                                                                   ***       Setelah pertemuan rahasia itu berakhir, kami kembali ke istana bersama pangeran Damian. Ketika orang-orang melihat Xu Qiang dan pangeran Damian kembali bersama-sama, wajah mereka menunjukkan ekspresi terkejut luar biasa. Kurasa ini adalah suatu pemandangan yang cukup aneh jika melihat pangeran China dan pangeran Mongolia berjalan berdampingan seperti itu.     Tapi, tiba-tiba seseorang berlari ke arah mereka dengan gembira.     “Damian! Jika aku tahu kau kemari, aku pasti akan menjemputmu!” seru putri Garel.     “Garel, aku harus bicara padamu tentang suatu hal yang sangat penting,” kata pangeran Damian memandang adiknya itu.     “Apa itu?” tanya putri Garel yang masih merasa gembira melihat kakaknya. Ia menatap pangeran Damian dengan penasaran.     “Aku membatalkan pertunanganmu dengan Fang Xu Qiang,” pangeran Damian tidak melepaskan pandangan seriusnya pada putri Garel yang membelalakkan mata.     “Apa??? Ke... kenapa???” wajah putri Garel langsung berubah seperti sedih sekali. Ia benar-benar syok mendengar kata-kata kakaknya. Dipandanginya pangeran Damian dengan bibir terbuka.     “Sebelum datang kemari, aku telah meminta penyelidikan rahasia. Fang Xu Qiang bukanlah orang yang melamarmu waktu kecil dulu,” jelas pangeran Damian.     “Bohong! Aku tidak mungkin salah!” seru putri Garel secepatnya.     “Jelas-jelas Xu Qiang-lah yang berjanji untuk menikah denganku saat kita berada di resort itu...” putri Garel menggeleng-geleng kuat.     Untuk menenangkan adiknya, pangeran Damian menyentuh bahunya dengan lembut.     “Coba kau ingat-ingat kembali. apakah kau yakin itu benar-benar Xu Qiang?” tanya pangeran Damian.     “Damian... jika itu yang kau inginkan, akan kucoba...” jawab putri Garel pelan.     Gadis itu menangkupkan kedua tangannya di d**a dan menutup matanya perlahan seakan sedang berusaha mengingat.     “Xu Qiang, kau bilang waktu kau berada di resort itu, kau bertemu dengan pangeran Damian secara tidak sengaja, bukan?” bisikku ke arah Xu Qiang yang menunduk untuk memberikan telinganya.     “Ya, dia ada di sana bersama putri Garel. Aku ingat bermain dengan putri Garel juga. Tapi, waktuku lebih banyak dihabiskan bersama Damian. Ingatanku tentang kenangan masa kecil itu juga agak samar-samar,” jawab Xu Qiang mengerutkan keningnya mencoba untuk mengingat juga.     Aku tidak berpikir putri Garel berbohong, tapi... saat melihat ekspresi seriusnya, hatiku tiba-tiba sedikit sakit.     “...Aku sedang bermain sendirian di musim panas siang itu. Tiba-tiba, hujan lebat mulai turun dan aku mencari tempat untuk berteduh. Lalu Xu Qiang datang dan menolongku. Kami menunggu bersama di bawah pohon besar hingga hujan berhenti,” putri Garel nampaknya sedang mengingat kenangan indahnya karena ia tersenyum. Tapi, kata-katanya terdengar seperti ia sedang membaca sebuah cerita.     “Aku tidak akan melupakan bagaimana Xu Qiang menatapku saat itu... di bawah pohon besar dengan matanya yang berwarna cokelat keemasan... ketika ia melamarku...” gadis itu mengenggam kedua tangannya ke pipinya sambil menarik napas dalam-dalam. Tapi, dari yang ia katakan, aku menangkap sesuatu yang janggal.     “Umm... mata Xu Qiang berwarna biru, bukan?” kataku.     “Apa? Tidak mungkin...” putri Garel membelalak ke arahku seakan tidak percaya. Otomatis semua mata memandang ke wajah Xu Qiang.     “Memang benar mataku berwarna biru sejak aku dilahirkan,” jawab Xu Qiang polos.     “Tidak! Aku tahu karena aku mengingatnya dengan sangat jelas!” putri Garel kembali menggeleng kuat.     “Hal itu jugalah yang menarik perhatianku. Ketika kita berada di resort, memang ada hujan lebat hari itu. Tapi, Xu Qiang sedang bersamaku waktu itu,” celetuk pangeran Damian.     “Aku bersamamu?” heran Xu Qiang. Pangeran Damian mengangguk.     “Ya. Aku ingat aku membawamu ke penginapan karena kau basah kuyup,” jelas pangeran Damian.     “Kau benar, aku ingat hal itu juga,” tiba-tiba Xu Qiang tersentak menyadari hal itu.     “Aku sudah mengkonfirmasi pelayan yang bekerja di sana waktu itu. Garel... pria yang bersamamu waktu itu bukanlah Xu Qiang,” pangeran Damian memandang adiknya dengan penuh makna.     Putri Garel terlihat seperti akan menangis saat mendengarnya. Lelaki yang selama ini ia rindukan ternyata bukan Xu Qiang. Setelah menyadari itu, ia tidak bisa mengontrol dirinya lagi.     “...tunggu sebentar,” kata Xu Qiang tiba-tiba. Semua orang langsung menoleh kembali padanya.     “Sean, di mana kau waktu hari hujan itu?” tanya Xu Qiang memandang Sean yang berdiri di sampingnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD