44 - May - The Rival

1052 Words
    Beberapa hari berlalu tanpa adanya perkembangan. Ini benar-benar masalah serius yang melibatkan kedua negara. Aku tidak diberitahu mengenai detail yang sedang terjadi selanjutnya tapi aku masih berharap bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. “Itu benar-benar berita yang mengejutkan, bukan?” tegur Dr. Hirata. Aku mengernyit bingung mendengarnya.     “Anda tidak tahu? Berita tentang pertunangan pangeran dan putri Garel?” kata-kata Dr. Hirata benar-benar membuatku terkejut bukan main.     “Aku terkejut saat mendengar dia akan menikahi orang Mongolia. Tentu saja banyak pro dan kontra mengenai masalah ini. Tapi, sepertinya banyak orang yang mengharapkan pertunangan ini,” Dr. Hirata tetap berbicara tanpa melihat ekspresi ku yang membatu. “Dari mana anda dengar masalah ini?” tanyaku. “Ada di koran. Beritanya sudah sampai kemana-mana,” jawab Dr. Hirata.     Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit ke istana, aku berhenti untuk membeli koran. Berita itu menjadi berita utama di koran dengan huruf-huruf besar menghiasi halaman depannya. Aku membaca artikelnya :   Putri Garel ingat dengan janji masa kecil yang dibuatnya bersama pangeran Fang Xu Qiang untuk menikah dengannya dan putri Garel juga sangat menantikan hari dimana dia sudah cukup dewasa untuk menikah. Berita pertunangan ini tentu saja membawa angin baik untuk membangun jembatan antara China dan Mongolia.       Aku tidak tahu sampai sejauh mana kebenarannya dan sudah cukup untuk membuat rasa gelisahku semakin meningkat. Mereka bilang tidak akan mengatakan hal ini sebelum mendapatkan solusi... tapi, kenapa???     Aku berdiri dengan wajah membeku dan mulai berpikir untuk menanyakan hal itu pada Xu Qiang jika bertemu dengannya. Ketika aku sampai di istana, pangeran sedang berdiri di tangga aula dengan dikelilingi banyak orang. Aku berusaha memanggilnya tapi tiba-tiba sebuah suara yang sangat imut langsung memanggil namanya.     “Xu Qiang!” suara itu langsung membuatku otomatis menoleh. Siapa itu?     Seorang gadis bergaun indah berlari ke arah Xu Qiang menerobos kerumunan. Ia langsung mengalungkan kedua lengannya di leher Xu Qiang dan menciumnya tepat di bibir!     A... apa-apan ini??? Aku benar-benar syok melihatnya. Tidak kusangka aku akan melihat kejadian ini tepat di depan mataku.     “Apa yang kau lakukan??!!!” bentak Xu Qiang sambil langsung melepaskan diri dari pelukan gadis itu yang terkejut mendengar suara marah Xu Qiang.     Tiba-tiba paman Xu Qiang datang dan ikut menyeruak di antara kerumunan.     “Wah, wah... putri Garel! Selamat datang di China!” serunya dengan senyum lebar. Semua orang di sana langsung terkejut dan memandang putri Garel yang tersenyum ramah.     “Ini putri Garel??? Paman, aku sama sekali tidak mendengar tentang hal ini,” protes Xu Qiang.     “Menggantikan posisimu, aku mengundang putri ke istana. Lambat laun ini juga tetap akan terjadi,” pamannya sama sekali tidak mempedulikan protes Xu Qiang.     Xu Qiang mengepalkan tangannya dengan amarah karena berusaha mengontrol dirinya di depan para wartawan.     “Aku benar-benar melakukan hal bodoh di depan banyak orang... aku hanya terlalu senang karena bisa bertemu denganmu hingga aku tidak bisa mengontrol diriku, Xu Qiang. Mohon maafkan ketidaksopananku,” kata putri Garel dalam bahasa Mandarin yang terbata-bata.     Semua orang yang ada di sana tahu kalau putri Garel belajar bahasa Mandarin untuk sang pangeran. Jadi, putri Garel benar-benar mencintai Xu Qiang... pikirku kacau.     Putri Garel terlihat sedikit kekanak-kanakan tapi dia diberkahi kecantikan dan sopan santun seperti keluarga kerajaan. Aku langsung menyadarinya saat melihatnya sekilas. Ketika keduanya berdiri berdampingan seperti itu, aku dapat melihat pasangan yang sangat serasi di hadapanku. Pikiran itu saja sudah membuatku ingin menangis.        Aku langsung pergi dari sana menuju kamarku. Apa yang terjadi sekarang? Xu Qiang dan putri Garel... aku benar-benar tidak bisa menghilangkan bayangan kedua orang itu dari pikiranku. Aku menekan tanganku ke d**a di mana rasa sakitku paling terasa. Seperti ada pisau yang menancap dalam ke jantungku. Aku duduk termenung di sofa hingga terdengar ketukan pelan di pintu. Aku terkejut dan membukanya sambil berharap apakah itu Xu Qiang?     Tetapi, harapanku langsung sirna. Yang berdiri di pintu kamarku adalah Sean. Ia langsung masuk ke kamarku sebelum kupersilahkan.     “Tuan menyuruhku untuk menemanimu,” katanya datar. Ia langsung membuat teh dengan tenang.     “Maaf Sean, apa benar Xu Qiang berjanji untuk menikah dengan putri Garel ketika mereka kecil?” tanyaku dengan suara parau.     “Tidak. Aku tidak ingat ada hal seperti itu pernah terjadi. Tapi, masalahnya adalah rakyat Mongolia percaya hal itu memang terjadi dan itulah sebabnya mereka mengirimkan permohonan agar pertunangan itu diumumkan secara resmi,” jawab Sean. Ada nada iba di suaranya.     Aku mulai berpikir bukankah seharusnya negara China bisa mengatakan ‘hal itu tidak pernah terjadi’. Tapi, Sean menjelaskan padaku bahwa karena alasan ekonomi dan para rakyat yang menginginkan sistem pemerintahan lebih terbuka maka berita pertunangan antar kedua orang itu membawa arti penting bagi rakyat.     Aku mendengarkan penjelasan Sean dalam diam. Aku kembali berpikir bahwa jika aku bisa bersama dengan pria yang kucintai dan ia juga berharap demikian, maka aku akan melakukan apa yang diharapkannya dan tetap tinggal di sini. Tapi, negara ini tidak menginginkan kami berdua bersatu sama sekali.     Dibandingkan dengan putri Garel, aku benar-benar menyadari bahwa aku bukanlah seorang putri yang ditakdirkan untuk seorang pangeran.     “Kurasa kau sudah mengerti. Jika hubunganmu dengan pangeran diketahui oleh publik, akan terjadi skandal besar. Sekarang rakyat China sedang berada di sisi putri Garel untuk mendukungnya,” lanjut Sean. Aku mengangguk dalam diam kembali.                                                                                       ***       Selama beberapa hari aku sibuk dengan pekerjaanku dan otakku juga berusaha mencari solusi dari pertunangan itu. Tapi, entah kenapa otakku rasanya buntu dan tidak bisa mendapatkan ide sama sekali. Hingga tiba-tiba Sean datang ke ruanganku dengan terburu-buru. “Tuan! Ada masalah!” ucapnya dan ia langsung memberikanku koran pagi ini.     Aduh... masalah apa lagi??? Rasanya masalahku belum selesai, sudah datang lagi masalah baru. Aku mengambil koran itu dengan malas dan menghela napas lelah. Namun, saat melihat judul berita utama di koran itu yang dihiasi dengan huruf-huruf besar, mataku langsung membelalak seketika.     'Pertunangan kerajaan! Putri Garel dari Mongolia dan Pangeran Fang Xu Qiang!'     Apa??? Bagaimana bisa ini terjadi???     Dengan cepat aku menegakkan badan dan membaca isi artikel itu. Bagaimana bisa media massa mengetahui hal ini padahal yang tahu hanyalah segelintir orang dalam saja! Bahkan isi artikel itu cukup rinci seakan orang dalam kerajaan sendiri yang memberitahu. Cepat-cepat kupandang Sean. “Bagaimana bisa mereka mendapatkan kabar ini??? Ada papparazi di dalam istana???” tanyaku cepat. “Saya juga mengira begitu, tuan. Tapi, tadi saya sudah mengkonfirmasi pihak media massa darimana sumber berita ini. Ternyata infonya berasal dari paman anda,” Sean menghela napas.            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD