"Orang yang cantik itu tetangga sebelah." gumam Miko. Sembari menahan tawanya. Ana menoleh cepat. Mengerutkan keningnya sangat dalam. Kedua mata tampak mulai menyorot tajam. Wajah yang tak bisa di jelaskan lagi. Ana menguntupkan bibirnya kesal. "Terserah!" umpat Ana. "Lah, kenapa kamu marah?" tanya Miko heran. "Terserah, bukannya kakak maha benar. Dan tidak mau di salahkan." ucap Ana. Sembari terus mengepalkan tangannya sangat erat. Dia menatap ke arah depan. Melihat wajahnya nampak sangat kesal. Ingin rasanya menelan lenyap kaca di depannya. "Apa yang kamu katakan? Bukanya wanita maha benar. Lagian, gitu saja kesal. Kala aku juga kamu berarti kamu yang cantik, Ana. Memangnya aku habis ketemu tentangganya." ucap Miko. Menggelengkan kepalanya heran. "Terserah!" "Kalau kamu masih