Hati yang Terus Berkorban

1219 Words

Nadia menarik kakak madunya masuk ke kamar, ia meminta ijin pada semua yang ada untuk memberikan waktu untuk berbicara dengan Umi empat mata. Semuanya menyanggupi kecuali Arani. “Jangan buat Nadia berubah pikiran, Umi. Jangan kamu racuni pula pikirannya dengan yang tidak-tidak,” ujar Arani menatap tajam pada Umi. Umi hanya tersenyum menanggapi, lalu mengikuti Nadia ke kamarnya hingga pintu kamar itu akhirnya ditutup. Gadis itu mulai terisak-isak. Umi yang terkejut langsung menarik Umi kepelukannya, “Menangislah jika kamu butuh itu, Nad. Mbak temani,” ucap Umi memberikan pelukan hangat. Beberapa menit kemudian Nadia melepaskan kegundahan hatinya dengan tangisan, hingga menit kemudian perlahan suara tangis itu menghilang. Nadia mengurai pelukan dan terlihat kekacauan yang memperlihatka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD