When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Assalamualaikum,” ucap Gibran saat memasuki rumah dan berjalan masuk hingga sampai di ruang keluarga. Lelaki itu tampak kacau, wajah dan penampilannya tampak kusut. Pertemuannya dengan Rahman membuat hari dan hatinya mendadak buruk. Bagaimana tidak, apa yang dikatakan lelaki itu memang benar adanya, tapi tetap saja Gibran merasa tidak suka jika seseorang mencampuri urusannya. Semua mata menatap ke arah pintu di mana Gibran dan Umi berdiri dengan pandangan tidak percaya. Arani yang melihat Umi pulang mulai tidak acuh, ia memalingkan wajah dan memilih diam tanpa menyambut kepulangan menantunya. Sedangkan Retno masih berusaha tersenyum karena Umi masih istri sah Gibran, ia takut sikapnya yang kurang berkenan bisa membuat Gibran mundur tiba-tiba dan ia takut pernikahan yang ia rencanakan