Kepergian Nadia

1077 Words

“Assalamualaikum, Mi.” Gibran berkali-kali mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban yang terdengar dari dalam. Berkali-kali pula ia coba menelepon ke ponsel Umi, tetap saja tidak diangkat oleh wanita itu. Gibran dan Arani yang sudah pulang merasa kegerahan di luar mulai mengomel dan kesal. “Apalagi sih ulah Umi, istrimu itu memang tidak ada hal positifnya. Enggak bisa sekali saja membuat ibu tidak marah, Gib. Ibu benar-benar sudah muak, udah eneg!” maki Arani menatap pintu rumah yang terkunci. Sudah lebih lima belas menit ia terkunci dan tidak bisa masuk, udara yang panas dan tubuh yang ingin istirahat membuat Arani kesal bukan main. “Bu, sabar. Jangan terlalu emosi. Ibu baru saja dibilang lebih baik sama dokter. Suara ibu juga lebih kuat keluar sekarang, tenang, mungkin Umi ketiduran,” t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD