Hati yang Dihancurkan

1126 Words

Vas bunga sudah terbelah dua, meja dan kursi makan jatuh dan rusak. Pecahan kaca kini tersebar di mana-mana. Semua tampak mengerikan. Di pojok ruangan wajah Umi tampak pias dan tubuhnya bergetar ketakutan. Sambil berdiri mematung, wanita itu kembali menutup mulut karena satu kata saja yang keluar dari bibirnya akan menambah hancurnya benda di rumah mereka. Isak tangisnya pun kini ditahan, walau suaranya masih terdengar sebagai tangisan menyedihkan, paling tidak, hal itu lebih dari cukup dari pada membuat Gibran kembali merusak barang, Umi dianggap melawan. “Cukup! Tolong mengerti! Aku bahkan tidak tahu yang terbaik untuk diri ini, untuk Ibu dan juga kamu,” teriak Gibran kembali menghardik Umi. Lelaki itu sudah tidak dapat menahan emosi dan perasaan bersalah yang terus menerus menghampiri

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD