22

1279 Words

Wajah Maria pias di saat tangannya yang ingin menyentuh lembut wajah suaminya, di tepis dengan begitu kasar, dan kuat oleh suaminya. Dengan relfek juga, dan dengan hati yang sangat sakit di dalam sana. Maria memundurkan susah payah kursi rodanya. Di saat kedua mata sang suami yang terpajam kini sedang terbuka pelan di atas ranjang besar mereka. Sakit , dan perih di tangannya masih bisa di bendung oleh Maria karena tepisan Kamal. Tapi, sakit, dan perih di kedua matanya karena Maria menahan air matanya saat ini seribu kali lebih sakit, dan terasa perih. Nyatanya, maria tak bisa membendung air matanya. Air mata Maria sudah tumpah membasahi mulus kedua pipinya saat ini, bersamaan dengan Kamal yang sedang menoleh kearah Maria dengan wajah lemas, dan pucat pasihnya. "Aku nggak suka aromamu."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD