When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Mas …” Panggil Safira dengan nada yang lembut, dia memeluk Lingga yang juga menatap ke arahnya. “Kenapa?” Tanya Lingga membelai lembut puncak kepala Safira, dia bisa melihat tatapan wanita itu gelisah. “Jika kamu kembali mengkhawatirkan soal anak. Aku tidak ingin mendengarnya lagi, sayang.” Lingga mendekap erat Safira hingga wajah wanita itu kini menempel di dadanya. “Kamu jelas tau aku tidak pernah keberatan dengan itu. Aku cukup dengan memilikimu, dan jika mendapat rejeki anak, itu bonus.” Bisik Lingga lagi mengecup puncak kepala Safira. Safira yang mendengar itu tersenyum dan membalas pelukan Lingga tidak kalah erat. Dia begitu bersyukur memiliki Lingga, sudah tiga tahun pernikahan mereka, namun sedikit pun rasa cinta Lingga tidak berubah. Penerimaan pria itu atas keadaannya begi