When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Saki tersenyum dan mengirimkan foto hasil masakannya kepada Dipta dengan hati yang membuncah, tidak sabar menyambut pria itu yang lelah bekerja. -Aku akan segera pulang. Tunggu aku, ya.- Balasan dari Dipta membuat senyum Saki terlihat lebih lebar, wanita itu memilih beranjak ke kamar, lalu duduk di depan meja rias dan menyisir rambutnya dengan senandung ringan dari bibirnya. Bolehkah dia mengabaikan jeritan hatinya yang kembali teringat dengan percakapan Dara? Juga apa yang diucapkan oleh Mama Laras? Yang dia inginkan adalah ketenangan hidupnya bersama Dipta, walau semua orang rasanya berlomba-lomba memintanya untuk mundur dan sadar diri. Saki masih terus menyisir rambutnya dengan pikiran yang penuh tentang orang-orang di sekitar Dipta yang selalu menghubungkan dirinya dengan Ayudy