Enam belas tahun yang lalu... Natali menatap jam dinding setiap satu menit sekali. Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi ayahnya tak kunjung pulang. Ayahnya pergi keluar kota untuk meeting perusahaan dan Natali bahkan tak bisa menghubunginya - karena ibunya tak menginginkannya. "Natali, duduklah, Sayang. Ibu mohon jangan telepon ayahmu. Kalau dia tahu ibu sakit, dia akan panik. Dia tidak boleh berkendara dengan panik, Natali. Kau ingat setahun yang lalu? Saat ayahmu kecelakaan ketika mendengar ibu di rumah sakit?" kata ibunya dengan suara lirih. Mata Natali berkaca-kaca. Gadis berusia delapan tahun itu hanya bisa menggigit bibirnya agar tak menangis. Apalagi ketika melihat ibunya terbatuk di saputangannya lagi. Natali dengan jelas melihat darah di saputangan itu - meskipun