Ayu menggigit bibir bawahnya kuat. Hatinya sakit mendapat tatapan tajam suaminya saat ini.
Apakah suaminya berubah menjadi iblis lagi, seperti 2 hari yang lalu?
Dengan b******k memberikan ia pilihan yang sulit, dan apakah suaminya sudah gila?
Ini anaknya , bagiaman bisa suaminya menyuruh agar ia menggugurkan kandungannya.
Suaminya gila! Andai tidak ada mama mertuanya yang tiba-tiba datang di saat suaminya tengah mengintimidasinya 2 hari yang lalu, mungkin ia... lebih tepatnya bayi dalam kandungannya akan terancam.
Tapi, untung saja ada mama mertuanya yang datang di waktu yang tepat. Mama mertuanya yang bahkan menangis dan melakukan sujud sukur karena setelah sekian lama akhirnya ia akan menjadi seorang nenek.
Dan ya, Ayu positive hamil. 2 hari yang lalu, Ayu dan Mama mertuanya pergi ke klinik terdekat yang ada di rumah mereka. Dengan suaminya yang hanya diam 2 hari yang lalu, entah apa kesalahannya, dan suaminya malah pergi meninggalkan dirinya, tanpa memberi ucapan selamat, kecupan selamat untuk dirinya di keningnya karena akhirnya ia mengandung, dan mereka akan memiliki anak. Suaminya malah berpura-pura ijin ke toilet pada dirinya, dan mama mertuanya.
Tapi, petaka... di saat mama mertuanya pulang ke rumahnya 5 menit yang lalu, dan tatapan hangat yang terlihat palsu selama 2 hari ini, selama ada mama mertuanya, detik ini sudah lenyap di kedua mata suaminya.
Dan Ayu reflek melangkah mundur, tapi sial. Dalam sekejap tubuhnya sudah di peluk oleh suaminya dengan pelukan yang sangat erat.
"Aku sudah di pecat dari pekerjaanku, aku takut... aku takut tidak mampu untuk menafkahimu dengan anak kita...."Dusta Dana dengan nada yang begitu meyakinkan.
Ayu?
Ayu menegang kaku mendengar ucapan suaminya barusan.
Alasan yang tak masuk akal. Dan pantas sudah 2 hari ini suaminya tidak pergi bekerja.
Jadi, ini alasannya?
****
Dana melirik kearah pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu. Ada Ayu, isterinya yang pengkhianat di dalam sana yang sedang mandi.
Sakit hatinya. Jantungnya rasanya ingin di renggut dari tempatnya mendapat kabar kalau Ayu hamil. Kabar itu datang dari mulut isterinya sendiri dengan 4 testpack sebagai bukti yang menunjukkan 2 garis merah. Kalau isterinya hamil.
Rasa bahagia yang ia rasakan karena isterinya tak berisik tentang kehamilan selama 2 minggu ini, lenyap di saat Ayu mengatakan kalau wanita itu hamil.
Bagaimana bisa Ayu hamil, sedangkan dirinya sudah di vonis oleh dokter kalau ia mandul dulu.
Ia mandul, dan tak akan bisa memiliki anak.
Jelas sekali kalau Ayu sudah mengkhianati dirinya di belakang.
Dasar perempuan jalang murahan.
Ayu wanita yang sangat jalang, dan murahan.
Wanita yang tidak tahu terima kasih dan balas jasa.
Dana menyesal, menikah dengan Ayu yang menjijikkan , dan wanita itu mengkhianatinya, membuat pasokan udara yang masuk ke dalam paru-parunya seakan tak ada, membuat ia merasa sesak sampai ingin mati karenanya.
Bahkan di saat ia duduk saat ini pun, jantungnya, hatinya seluruh organ penting tubuhnya terasa sakit.
Wanita yang ia cintai dengan tulus, tanpa memandang masa lalunya, malah mengkhianati, dan menusuk dirinya dari belakang.
"Aku menyesal menikah dengan wanita kotor sepertimu, Ayu. Ingin melepaskan dirimu yang pengkhianat itu, tapi aku tak rela. Aku tak bisa melepasmu...Supaya hatiku pulih, dan sedikit sembuh karena luka yang kau toreh. Anak harammu itu harus tiada. Apabila ia lahir di dunia ini, setiap melihatnya pasti hanya kesakitan yang aku rasakan.... "
"maafkan aku isteriku... aku bisa mengampuni dosamu yang sudah berkhianat, tapi anakmu tak akan bisa aku terima kehadirannya di dunia ini...."Bisik Dana kali ini dengan kedua tangan mengepal erat, dan tatapan yang semakin tajam kearah pintu kamar mandi yang sedang di buka Ayu saat ini.
Melihat Ayu yang sudah selesai mandi, senyum yang terlihat mengeriikan tanpa Ayu lihat, dan sadari tersungging di kedua bibir suaminya.
Dana pastikan, anak haram yang ada dalam kandungan isterinya akan gugur pagi ini.
Seorang anak remaja laki-laki, sudah Dana bayar untuk mendorong Ayu yang sedang berjalan nantinya. Ayu terjatuh, lalu janin yang ada dalam kandungan Ayu akan luruh....
####
Ayu menatap kearah layar ponsel jadulnya dengan cemas. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia sudah terlambat ke tempat kerjanya.
Ayu masih cuti sebenarnya, masih sisa 2 hari cuti, tapi ia tiba-tiba mendapat telepon dari bos yang menerima ia masuk ke dalam perusahaan itu 4 tahun yang lalu , menyuruhnya agar ia segera ke kantor. Ada hal penting yang harus ia ketahui.
Ingin sekali Ayu istrahat untuk anaknya di dalam sana, tapi mengingat suaminya yang sudah di pecat. Ayu tak ada pilihan lain. Jangan sampai dirinya juga di pecat nantinya, dan Ayu berharap semoga ia dan bayinya selalu di lindungi oleh Allah di atas sana agar selalu selalu sehat, dan anaknya kuat serta tumbuh dengan sempurna dan baik dalam kandungnnya.
"Aduh, sepertinya motor saya mogok total ni, mbak. Harus ke bengkel. Maaf, saya nggak bisa mengantar mbak sampai ke tempat tujuan...."
Ayu rasanya ingin memangis mendengar ucapan drivel ojol yang ia pesan tadi, dan mereka baru dalam separuh perjalanan menuju kantor ia bekerja.
Bisa mati ia, ia mungkin akan di pecat.
"Saya aja harus geret motor saya, Mbak. Maaf, saya pamit, dan nggak usah di bayar, Mbak. Terimah kasih..."Ucap driver ojol itu lagi, dan Ayu tak bisa apa-apa. Ayu hanya mengangguk pasrah, dan menatap nanar kearah sang ojol yang sudah jalan sambil menggeret motornya ke jalan yang berlawanan dengan kantornya.
Ia... ia terjebak di jalan yang sepi, yang samping kiri dan kanannnya adalah persawahan kosong.
Ponsel suaminya tidak aktif. Setelah memesan ojol untuk dirinya, suaminya langsung mematikan ponselmya untuk mengisi daya yang sedikit , dan hampir habis tadi.
Dan Ayu?
Hp yang di gunakannya adalah hp tombol yang bahkan tidak memiliki kamera.
Dengan tawa sumbang, melirik kiri kanan bagai orang hilang. Ayu terpaksa akan jalan kaki sembari menelpon teman kantornya yang mungkin saja sudah mulai bekerja di sana, agar mengirim ojol untuk dirinya saat ini
Sedangkan di dalam sebuah mobil mewah, tak jauh dari tempat Ayu jalan dengan langkah terseok.
Seorang laki-laki tinggi tegap, tertawa getir tapi kedua matanya menunjukkan binar yang sangat bahagia di saat adegan demi adegan lucu bayi tampan yang ada dalam ponselnya. Menghibur dirinya.
Dirinya yang sok-sok tegar, dan sok tak peduli kalau sudah 8 tahun menikah ia tak kunjung memiliki anak dengan isterinya.
Hanya laki-laki t***l, menurut Mahesa yang tidak menginginkan sosok anak dalam hidup mereka.
Hanya laki-lakk t***l, dan g****k. Dan Mahesa bukan laki-laki t***l, dan g****k itu. Karena Mahesa ingin punya anak.
Mahesa mencintai isterinya, hatinya tak bisa berpaling. Tapi, sumpah, sudah 7 tahun Mahesa hidup dalam kehampaan dan kesepian.
Ia setuju menikah muda, karena ia ingin memiliki anak. Sudah terlalu lama ia dan mamanya hidup dalam kesepian.
Tapi, apa? Walau sudah menikah muda, ia masih belum memiliki anak bahkan hingga detik ini.
Tapi, jantung Mahesa saat ini dalam sana berdebar menyenangkan. Ia menghentikan mobilnya karena mendapat telepon dari mamanya.
Mamanya yang membawa kabar bahagia untuk dirinya. Kalau Isabel setuju, dan mau mengandung anaknya, mau hanya menikah kontrak dengannya, dan Isabel mau proses pembuatan bayi mereka nanti di lakukan dengan cara inseminasi. Artinya Mahesa tidak harus melakukan hubungan intim dengan Isabel yang akan membuat isterinya semakin terluka.
Mendengar kabar itu, bahkan Mahesa dengan gila, menyempatkan diri untuk menonton bayi-bayi yang menggemaskan itu dalam youtube. Bahka setelah menghabiskan waktu 3 menit melihat bayi-bayi bule yang lucu itu, sebelum memaskukan ponsel ke dalam sakunya...
Mahesa bagai orang sinting mencium layar ponselnya berkali-kali, layar ponselnya yang menampilkan gambar bayi laki-laki yang sangat gemuk, dan menggemaskan
"Ya Allah.. semoga aku segera mendapat kabar bahagia, dan engkau memberi kepercayaan pada diriku, dan isteriku untuk menjadi orang tua. "Bisik mahesa dengan nada penuh harapan, dan raut wajah memelasnya.
Setelah mengaminkan harapannya, dan menyapu kedua tapak tangannya di depan wajah.
Mahesa segera melajukan mobilnya...
Tapi di saat baru satu meter Mahesa melajukan mobilnya. Mahesa kaget bukan main di saat...
Bruk
Ia menabrak seseorang, ah tidak. Dia tidak menabrak. Tapi orang itulah yang menabrakan dirinya pada mobilnya yag melaju, membuat sisa rasa senang akan kabar gembira yang ia dapat tadi, seketika lenyap dari hati, dan raut wajahnya.
Dan dengan wajah yang memerah, dan rahang mengetat erat. Mahesa segera membuka kaca mobilnya.
Dan Mahesa sedikit terkejut, seorang wania lah yang menabrakkan dirinya barusan.
Dan wanita yang sedang menunduk, dan terdengar riintihan dari mulutnya itu, membuat amarah Mahesa naik sampai puncak di saat pikirannya berkalana dengan liar.
Bagaimana kalau... karena wanita g****k di samping mobilnya saat ini, tepat berada di bawahnya karena kelakuan tololnya membuat ia mati. Membuat ia mati bahkan sebelum ia merasakan rasa bahagia karena membahagiakan mamanya, bahagia, dan pernah merasa menjadi orang tua untuk anaknya nanti.
Itu menyeramkan, dan Mahesa tidak mau mati konyol. Masih banyak impian yang harus ia kejar.
Dan dengan tatapan yang sangat tajam, Mahesa yang menatap lurus kearah depan. Kini kembali menatap kearah wanita yang saat ini sudah mengulurkan tangannya seperti orang yang meminta tolong... dan Mahesa....
"Wanita p*****r, kamu yang menabrakkan dirimu di mobilku, dan membuatku bisa saja mati tadi. Aku tidak sudi menolong dirimu...."Ucap Maheaa dengan nada dinginnya..
Bahkan Mahesa....
Cuih
Meludahi wanita yang sedang merintih sakit itu, dan segera melajukan mobilnya tanpa menoleh lagi kearah wanita yang dengan susah payah, menghapus air ludah Mahesa yang tumpah di atas telapak tangannya yang mengulur minta tolong.
Tanpa Mahesa sadar, kalau ia sudah mengabaikan, dan membuang kesempatan yang selalu ia doakan, dan ratapkan dalam hatinya agar ia segera memiliki anak.
Sekali lagi, Mehesa mengabaikan anaknya, anak kandungnya.. yang di titip Tuhan untuknya melalui rahim wanita lain yang bukan isterinya.....
tbc