Dimas berdiri di tepi pekarangan rumah, pandangannya terpaku pada sebuah mobil mewah yang perlahan memasuki halaman.
Sejenak kemudian, pintu mobil terbuka, dan seorang pria keluar dengan cepat. Dimas mengenali Maxwel, pria yang akhir-akhir ini dekat dengan Muna.
Maxwel berjalan dengan tenang namun segera membuka pintu di sisi lain, tempat Muna keluar dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Dimas menggigit bibirnya, menahan api cemburu yang membakar dadanya. Ia merasakan ada sesuatu yang sesak di dalam hatinya, perasaan tak berdaya melihat keakraban yang terbentuk antara Muna dan Maxwel.
Tatapan sayang yang diberikan Maxwel pada Muna semakin membuat hati Dimas terasa hancur. Dimas mengingat saat-saat dulu ketika ia dan Muna pernah saling mencintai dengan begitu dalam.
“Mama!” Ara be
