"Ayo, Ca. Mulai sekarang, kamu dan Enjel akan tinggal di rumah Ayah. Pokoknya Ayah nggak mau kalau kamu sampai kembali sama suami kamu!" ajak Sadewa seraya menarik tangan putrinya. "Tapi, Ayah?" "Kamu itu ya? Apa sih yang membuat kamu begitu tergila-gila dan bertekuk lutut sama si David itu?" "Karena aku mencintai dia, Ayah." "Cinta? Terus, kamu akan diam saja walaupun terus menerus disakiti? Cinta boleh saja, tapi pake logika!" Clarissa menundukkan wajah tidak berani menatap wajah sang ayah. "Kunci pintu rumah kamu. Kita pulang ke rumah. Lagian, percuma 'kan kamu punya suami kalau semua keperluan kamu masih jadi tanggungan Ayah. Mending sekalian saja kamu menjadi janda!" sungut Sadewa bertambah meradang. "Jadi selama ini Ayah nggak ikhlas ngasih semuanya ke Ica