5- Mama Itu Ayah

781 Words
Selamat Membaca Tak terasa akhirnya Fira sampai di tempat tujuan. Dia sudah turun dari taxi bersama Tiara, puteri kesayangannya. Fira membawa Tiara ke sebuah mall besar, dan segera menuju arena bermain anak. Tiara mulai bermain dengan aneka permainan yang tersedia. Fira memilih permainan yang aman sesuai dengan umur Tiara. Melihat tawa bahagia dari puterinya, hatinya senang bukan kepalang. "Aaaaah, senang rasanya lihat kamu tertawa Tia. Andaikan ayah mu juga ikut, rasanya semua lebih sempurna." Tak terasa hatinya perih, mengingat suaminya yang sudah berkhianat. Bahkan, mungkin sekarang dia sedang senang-senang dengan selingkuhannya itu. Ya bukan nya lembur, tapi malah bermesraan pikirnya. Mengingat itu, hatinya terasa ngilu. Tak terasa air matanya mulai berderai. Dengan cepat dia menyekanya, tak mau orang bertanya-tanya dirinya kenapa. "Mamaaa!" terdengar suara Tiara memanggilnya. "Iya sayang." Fira tersenyum. Fira segera meraih puterinya turun dari tempat bermain mandi bolanya. Tak terasa satu jam sudah berlalu. "Mau naik itu!" Tiara menunjuk salah satu permainan. "Iya sayang." Fira segera mengisi kembali pulsa kartu bermainnya di kasir. Setelah itu, dia membawa Tiara menaiki berbagai macam permainan yang dia mau. Tiga jam berlalu. "Udah ya mainnya, udah mau malam. Mending kita makan yuk!" Ajak Fira dengan lembut. Tiara menganggukkan kepalanya, tanda setuju. Meski sedikit cemberut, sepertinya masih ingin bermain. "Mama, aku mau beli jajanan dulu!" Tiara sedikit merengek. "Boleh." Fira tersenyum. "Horeeee! Ayo ma!" Tiara berteriak semangat. Mereka berjalan menuju ke tempat yang menjual jajanan. "Ma, itu ayah!" tiba-tiba saja Tiara menarik-narik tangan Fira. "Ayah lagi kerja lembur sayang, kamu mungkin salah lihat," ucap Fira menatap mata puterinya itu dengan lembut. "Ayaaah! Ma, itu ayah!" Tiara menunjuk ke sebuah arena permainan. Bahkan dia sampai merengek. Fira mengikuti arah jari Tiara mengarah. Benar saja itu suaminya, Leo. "Sedang apa Mas Leo di sini? Bukankah dia lembur!" Hati Fira langsung mencelos, saat melihat Leo tertawa senang kepada seorang anak kecil dan wanita yang baru keluar dari arena permainan itu. Bahkan, Leo menggendong anak kecil kisaran usia lima tahunan itu. Leo tampak mencium pipi anak itu sebelum menurunkan dari pangkuannya. Deg..., jantungnya berdegup kencang. Nyut..., hati Fira makin berdenyut nyeri. Fira meremas tas selempang yang di bawanya, saat melihat interaksi antara suaminya dengan anak dan perempuan itu. Bagaimana tidak, wanita berwajah cantik dan bertubuh langsing itu mencium pipi suaminya mesra. Bahkan, tangannya bergelayut manja di lengan suaminya. Seperti suami isteri saja! "Jadi dia selingkuhanmu mas! Dan anak itu siapa dia? Apa jangan-jangan, mereka sudah menikah dan punya anak!" Pikiran negatif Fira mulai ke mana-mana. Hati Fira semakin tak karuan gelisah nya. "Ma, ayo ke ayah!" rengek Tiara. Sementara Fira masih menatap mereka dengan kaku, rasa sakit itu menjalar ke dalam seluruh relung hatinya. Dia tidak tau harus bagaimana sekarang. Apakah dia harus langsung melabrak pelakor itu, menjambak rambut nya dan meneriakinya pelakor sampai hatinya puas! Bahkan, rasanya dia ingin meremas wajah cantik wanita itu! Ataukah dia harus pura-pura tidak melihatnya, dan membiarkan mereka. Memilih untuk langsung pulang! Dan menahan rasa sakit di d**a! Tidak, tidak itu tidak boleh! Dia tak selemah itu! Dia harus memberi pelajaran kepada mereka berdua! Tapi, dia juga tak boleh gegabah. Ada Tiara disampingnya. Dia tak mau anak sekecil Tiara melihat orang tua nya bertengkar apalagi di tempat umum. "Mama, itu beneran ayah! Ayo kita ke ayah!" rengek Tiara lagi. Saat ini lutut Fira terasa gemetar dan badannya terasa sangat lemas secara tiba-tiba. Mungkin efek dari rasa sakit hatinya. Air matanya tak terasa kembali menetes. Dengan cepat Fira menyekanya, dia berusaha menetralkan perasaannya. "Aku harus kuat, aku bisa, aku bisa!" "Huuuuh!" setelah menghela nafas nya dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan kasar, Fira menuntun tangan mungil puteri kecilnya itu. Berjalan dengan mantap menuju ke tempat suaminya berada. Meski, sebenarnya rasanya kakinya sangat berat untuk di langkah kan. Leo tampak sudah menurunkan anak kecil perempuan itu dari pangkuannya. Tapi selingkuhannya itu masih bergelayut manja di lengan Leo. Membuat Fira makin geram melihat kelakuan mereka. Karena, Leo tampak happy sekali dengan perlakuan perempuan itu tanpa risih sedikit pun. Leo sama sekali tak menyadari kedatangan isteri dan anaknya dari sebelah kanannya. Leo dan selingkuhannya beserta anak kecil itu tampak sudah berjalan meninggalkan tempat itu. Namun, suara Tiara yang memekik begitu keras membuat Leo menghentikan langkahnya. Hingga, Salma dan anak nya juga ikut berhenti. "Ayaaah! Ayaaah!" teriak Tiara lantang, sambil berlari memeluk kaki Leo. Leo sontak menoleh, dia begitu terkejut melihat anaknya yang memeluk kakinya. Sementara, Fira sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan yang tajam. Wajah Leo sampai pucat pasi seperti melihat hantu saja. Tangan Leo yang sedang menggenggam tangan tangan Salma pun langsung dia lepaskan nya. Begitu pula Salma, dia langsung membuang muka seraya melepaskan tangannya yang masih bergelayut di lengan Leo itu. Leo terlihat syok dan panik. Sementara Salma tampak kikuk dan wajah cantiknya mulai memucat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD