BERTEMU KEMBALI

1053 Words
Tentu Basanti harus mengumpulkan sejumlah uang yang datanya sudah tertera di list dari pengacara Keenan. Untungnya semua perhiasan tersebut masih utuh dalam brankas miliknya. Paling dia harus nombokin karena harga jual dengan harga beli tentu beda. Harga yang tertera saat dia mengambil dengan harga mengembalikan beda. Hanya itu saja, selisihnya tidak terlalu besar. Jumlah uang yang harus dia tambahkan dari semua barang yang terlacak oleh Keenan masih bisa dia tutup. Yang tidak bisa dia tutup adalah dua hari lagi dia harus melakukan konferensi pers dengan 5 media online. Itu wajib. Itu yang membuat Basanti harus mengatur kata-kata. Dia sedang merangkai semuanya masih ada waktu 48 jam, agar tak terlalu malu. Walau pasti malu. Tapi itu sudah dia pertimbangkan masak-masak. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Basanti memperhatikan rumah minimalis kecil yang dia baru beli untuk tempat tinggalnya. Hari ini pemasangan CCTV semua sudut. Dia tak mau kecolongan, tak hanya di dalam rumah. Basanti juga memasang CCTV di luar, terutama jalan masuk ke rumahnya, halaman belakang, lalu dari tiang listrik di depan tapi di kanan kiri rumahnya, sehingga akan terkontrol apabila ada tamu masuk sejak jauh. Rencananya esok dia akan memasukkan barang-barang dari rumah lama tempat dia tinggal bersama Tama ke rumah baru dan lusa dia sudah akan tinggal di rumah itu. Rumah lama akan segera dikosongkan. Kemarin Tama ke sana saat dia tak di rumah. Ternyata barang Tama sudah tidak ada. Tinggal barang-barang pribadi Basanti saja. Juga barang rumah tangga lainnya. Barang rumah tangga lainnya akan dijual bersama rumah atau dijual sebagian. Terserah Tama. Yang penting barang Basanti besok harus keluar. Basanti juga telah menjual 3 mobilnya dan dia beli mobil baru satu untuk dirinya sendiri jadi bukan mobil yang dari Tama. Dia memutuskan menjual mobil setelah mengalami kerusakan rem mobil. Basanti mengantisipasi semua hal. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Assalamu’alaykum,” sapa Badai. ‘Mengapa dia ada di sin? Apa hubungannya dengan uwak? Atau mungkin ada hubungan bisnis dengan orang tua Hasan?’ pikir Badai melihat ada Kayshilla di rumah duka Hasan. Badai tentu jadi bingung, itu sebabnya dia berinisiatif menyapanya. “Wa’ ‘alaykum salam,” jawab Kayshilla. “Eh Pak Badai, apa kabar?” “Kok panggil Pak sih. Waktu itu bukannya aku sudah minta ya panggil BANG saja seperti Kemala.” “He he he maaf Pak kebiasaan eh Bang,” jawab Kayshilla. “Kamu kenal dengan almarhum atau kerabat almarhum?” tanya Badai. “Aku menemani ayah dan ibuku. Mereka kenal pak Abdurrahman. Kalau Abang? Koq juga ada di sini?” tanya Kayshilla. “Yang meninggal uwaknya Hasan sahabatku. Malah Hasan itu anak angkatnya karena uwaknya tidak pernah menikah dan tidak mau menikah. Hasan lah yang diangkat anak sejak bayi. Bukan sejak kecil tapi sejak bayi. Dari semua keponakannya hanya Hasan yang diangkat jadi anak,” jelas Badai. “Jadi selain Hasan nanti pegang perusahaan papanya, dia juga pegang semua harta uwaknya ini dan semua keluarga juga tahu sejak bayi Hasan itu anak uwaknya. Karena diumumkan bahwa Hasan memang penerus uwak. Jadi nggak boleh ada yang ribut suatu saat nanti begitu saat Hasan bayi dulu.” “Padahal kan sudah berlalu lebih 27 tahun. Tapi tetap saja takutnya ada orang ribut. Jadi sejak Hasan umur 40 hari waktu itu dibuat selamatan pengangkatan anak. Tapi memang tidak ada adopsi secara hukum, hanya waktu itu usia Hasan 40 hari sudah dibuatkan pernyataan denag akta notaris di depan semua keluarga besar.” “Oh pernah saya ketemu satu kali sama Hasan, ketika dia menolong seorang perempuan hamil yang dijambret di jalanan. Rupanya itu sahabatmu,” Kayshilla ingat sosok Hasan yang diperkenalkan Kemala tadi siang. “Ya itu Hasan. Dia waktu itu cerita ketemu kamu dan Kemala katanya.” “Iya, dia yang menandatangani surat izin operasi, karena korban di jambret sehingga tidak bisa dihubungi siapa suaminya atau kerabatnya, sedang korban sedang tak sadarkan diri. Hasan yang tanda tangan juga membayar biaya operasi korban tersebut.” “Sudah ganteng, kaya, baik hati pula. Wah hebat benar-benar pria pujaan ya?” celetuk Kayshilla mengemukakan pendapatnya tentang sosok Hasan. ‘Krek!’ Ada yang patah tapi bukan ranting. Badai merasakan ada sedikit sakit saat Kayshilla memuji Hasan sedemikian rupa. Selama ini dia tidak pernah iri pada sahabat-sahabatnya. Tapi kali ini ada sedikit rasa sedih mendengar kalimat Kayshilla. “Ya, dia pujaan semua perempuan. Tapi entah mengapa sejak dulu dia belum jatuh cinta pada siapa pun. Sama seperti aku belum bertemu seseorang yang aku cintai, menikah pun aku tidak pernah jatuh cinta. Itu persamaanku dengan Hasan. Sama-sama belum pernah jatuh cinta sebelum ini.”’ “Persamaanku dengan satu sahabatku yang lain yaitu Gerhana, kami sama-sama menikah tanpa cinta. Ternyata Gerhana juga sama denganku. Gerhana menikah bukan pada cinta yang dia miliki.” “Aku, Gerhana dan Hasan bersama sejak kecil dulu.” “Ah aku ingat kemarin Hasan cerita Gerhana adalah sahabatmu. Dia kan sudah menikah. Kenapa nggak mencintai istrinya? Kalau nggak mencintai kenapa making love sama perempuan lain? Kata making love itu ya karena cinta kan? Berdasarkan cinta. Mana zina lagi. Ih menjijikan!” “Laki-laki yang tidak punya otak. Sudah punya kekasih yang akan dinikahi malah zina dengan adik kandungnya sendiri, eh maaf bukan adik kandung adik tiri kan?” “Karena satu rumah, sama-sama b3jat. Sama-sama rusak itulah. Enggak punya agama,” kata Kaysilla dengan geram. Gerhana sedang taraf menunggu kelahiran anaknya saja akan urus perceraian secara negara. Dia sudah memberi talak pada istrinya, karena dia tidak cinta pada perempuan tersebut,” jelas Badai. “Mereka melakukannya karena faktor kondisi yang tak terduga pada malam kejadian. Dan sejak itu karena satu rumah mereka sering melakukannya. Tapi kalau dari sisi Gerhana tak pernah ada cinta sama sekali untuk adiknya dalam artian cinta terhadap perempuan untuk dijadikan pasangan atau istri.” “Tapi buat adiknya, Gerhana adalah segalanya. Itu sebabnya adik tirinya itu menjebak Gerhana.” “Saat Gerhana malam-malam pulang dia membuka pintu hanya dengan lingeri. Laki-laki mana yang tidak tertantang dengan pemandangan seperti itu? Akhirnya terjadilah peristiwa tersebut.” “Pembelaan sesama lelaki! Pembelaan seorang sahabat, pasti beda lah, terserah saja, menurut kalian itu kecelakaan atau tragedi atau sesuatu hal yang tidak sengaja.” “Yang pasti mereka tiap hari melakukannya karena satu rumah dan yang pasti ada anak akibat perbuatan tersebut. Kalau memang tidak berdasarkan cinta, seharusnya otak seorang lelaki dewasa pasti mengerti dong namanya perbuatan seperti itu pasti akan jadi anak.” “Harusnya dia kan pakai pencegahan.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD