CINTA TAK BISA DIPAKSAKAN

1101 Words
“Mereka yang telah membuat Mamaku mati. Ya mereka memang pencetusnya. Kalau mereka tidak mojok-mojokin Mama supaya aku menikah dengan Ahilya Haris tentu Mama tidak akan kaget seperti ini.” “Kelemahannya memang di Mama. Tapi kan tentu saja karena bujukan dari keluarga Haris. Aku akan hancurkan keluarga Haris, harus. Terlebih Ahilya dan suaminya atau sopirku. Itu benar-benar aku tak percaya. Aku pikir jadi amanlah di rumah sepanjang hari karena ada orang yang akan antar dia bila harus ke dokter atau ke kampus, ternyata aku memberikan rumah dan mobil buat tempat tinggal mereka. Enak banget.” ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Sejak awal Pavita hamil, saya minta bertemu dengan suaminya, tetapi Pavita tidak pernah mengajak Anda Pak Badai. Sekarang saya harus bicara dengan Anda semua. Ibu benar ibu kandungnya Pavita?” tanya Kayshilla. Saat itu di depannya ada Badai Prakalang Sanggara, Wirasana Zohar, Papa Pavita dan Darpitaa Zohar, Mama Pavita. Wirasan dan Daarpita duduk di dua kursi yang tersedia di ruang konsultasi Kayshilla. Sedang Badai berdiri di sebelah Papa mertuanya. “Benar saya ibu kandungnya, ini suami saya ayah kandung Pavita,” jawab Darpitaa Zohar. “Sejak awal sudah saya katakan, dia tidak boleh meneruskan kehamilannya karena berisiko sangat tinggi. Dia sudah terkena miom indung telur, yang harusnya diangkat. Seharusnya diangkat dulu dan kemungkinan rahimnya bisa dibuahi sebelum juga diangkat. Saat itu dia bilang biarkan saja baby-nya berkembang karena itu bukti cinta dia buat suami saya. Dia bilang dia ingin memberikan kenangan terakhir untuk suaminya dan sekarang saya beritahu saya tidak bisa mempertahankan Pavita karena memang sudah saya prediksi sejak awal.” “Kalau Anda semua mau, saya akan berupaya mempertahankan baby-nya tapi kalau pilihan Anda adalah Pavita maka kemungkinan dua-duanya tidak selamat.” “Silakan Anda putuskan saja mana yang akan Anda pilih. Kita tidak punya waktu banyak. Kalau kalian ambil Pavita kemungkinan besar dua-duanya tidak selamat, tapi kalau kita mempertahankan baby kemungkinan baby selamat lebih besar. Tapi kita tidak boleh takabur. Diatas kertas perhitungannya seperti itu, bisa jadi baby juga tak selamat. Saya tak berani memastikan karena urusan umur itu bukan wewenang saya,” dengan berat hati Kayshilla menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi. Saat itu Pavita sudah ada di ruang operasi, sejak masuk rumah sakit dia sudah tak sadarkan diri. Sekarang sedang dipersiapkan semua yang dibutuhkan dan juga antisipasi segala post operation. “Saya tidak akan memilih apa pun, karena bukan pilihan saya yang harus diutamakan. Jadi silakan saja Mama dan Papa putuskan. Saya tidak ada urusan apa pun dengan langkah yang harus diambil,” kata Badai datar. Tentu saja Kayshilla melihat aneh pada lelaki tersebut. Istrinya sedang sekarat tapi Badai tak peduli sama sekali. Kayshilla merasa Badai sama sekali tak mencintai Pavita, tapi Pavita yang mencintai Badai sampai ke tulang sumsum. Benar-benar cinta yang hebat. Dia sudah tahu cinta yang hebat, yang dia miliki dan dia rasakan, tapi endingnya berbanding terbalik karena cinta hebat itu mengkhianatinya. Apa pun alasannya Keenan telah mengkhianatinya, satu tahun Keenan telah menikah dengan Ahilya secara diam-diam. Sekarang dia melihat Badai yang tak peduli pada Pavita, Kayshilla jadi ingin tahu mengapa Badai bersikap seperti itu. Dia penasaran saja. “Baik Dokter. Kamu memilih yang kemungkinannya ada buat bertahan. Kami dengan terpaksa dan berat hati memilih baby diselamatkan daripada dua-duanya tidak selamat,” ucap Papa Pavita lirih. “Oke Ibu, Bapak tolong tanda tangani surat izin operasinya. Agar kita bisa memulai semuanya. Semua yang saya sampaikan sudah diprediksi jauh sebelum ini. Sejak Pavita terlambat menstruasi. Padahal prediksi kami dia hanya bisa bertahan lima bulan saja. Ini sudah sangat baik dia bisa bertahan di bulan ke delapan akhir atau masuk bulan ke sembilan. Kalau menurut pantauan kami baby kondisi prima, jantung dan paru-paru baby siap.” “Sejak Pavita hamil saya selalu meminta suami Pavita datang. Tapi Pavita-nya yang tidak pernah mengajak suaminya. Mungkin pak Badai pernah diajak tapi tidak sempat hadir atau pak Badai tidak mau entahlah. Sekarang saat seperti ini saya mewakili team dokter hanya minta semua berdoa untuk keberhasilan tindakan kami.” ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Mama, Papa aku serahkan bayi itu untuk Mama dan Papa. Aku juga akan kembalikan perusahaan yang Mama dan Papa berikan buat aku dulu ketika aku menikahi Pavita. Silakan perusahaan itu berikan pada anaknya Pavita,” ucap Badai setelah dia selesaaai mengadzani putranya. Mereka sudah menunggu tiga jam perekmbangan Pavita sehabis operasi, tapi rupanya dia tak bisa bertahan dan denyut jantungnya berhenti. “Anak Pavita itu kan anakmu,” protes Varen Sanggara, ayah Badai. “Iyalah nggak mungkin anak itu ada kalau tidak ada bapaknya. Dia anak aku secara biologis. Tapi tidak dengan hati aku,” balas badai dingin. “Itu kan kemauan kalian. Kalian yang ingin aku menikahi Pavita sudah aku lakukan kurang hormat apa aku? Kurang berbakti apa aku?” “Sekarang Pavita sudah tidak ada. Maaf tuntas sudah tugasku sebagai anak. Aku ingin mengejar kebahagiaanku sendiri. Jadi mohon maaf aku kembalikan perusahaan dan aku biarkan anak itu dalam asuhan Mama dan Papa sebagai pengganti Pavita.” “Toh dia juga anak lelaki. Tidak butuh aku bila dia ingin menikah kelak. Jadi terserah dia mau pakai nama Zohar aku tak peduli,” kata Badai. Dia memang sungguh tidak pernah mencintai Pavita sama sekali. Dia menikahi Pavita hanya sebagai bakti kepada kedua orang tuanya yang meminta agar Badai segera menikah. Sekarang waktunya dia terbang tinggi mengejar semua bayangan dan impiannya. Tentu saja kedua orang tuanya tak bisa menghalang-halangi lagi dan kedua mertuanya juga mengerti. Dulu mereka sangat menekan besannya agar Badai mau tunduk dan mau menikahi Pavita yang sangat mencintai Badai. Satu tahun pertama Pavita tak pernah disentuh sama sekali oleh Badai. Sama sekali tak pernah. Akhirnya orang tua Pavita mengadu pada orang tua Badai bahwa Pavita masih virgin setelah satu tahun pernikahan. Ditegur oleh orang tuanya tentu saja Badai sangat tersinggung lalu dia melakukan kewajiban sebagai suami dengan sangat kasar. Istilahnya mungkin dia memperk0sa istrinya sendiri. Badai sangat marah pada Pavita yang lapor pada orang tuanya dan orang tuanya kepada orang tua Badai. Pokoknya setiap Badai marah dia akan melampiaskannya pada Pavita, sampai Pavita hamil. Dan di situlah Badai berhenti begitu Pavita lapor dia hamil. Badai berhenti dia tidak mau lagi menyentuh Pavita. Yang penting Pavita sudah hamil. Sekilas Kayshilla tahu tentang masalah Pavita dan Badai dari semua percakapan yang dia dengar. Dia tak percaya sedemikian besar cinta Pavita pada Badai. Padahal Badai sama sekali tidak peduli. Bahkan tadi Kayshilla mendengar sejak awal Badai tidak ingin menyentuh Pavita, tapi Pavita yang lapor pada orang tuanya bahwa Badai sama sekali tak peduli, sehingga akhirnya Badai melakukannya. Jadi bukan salah Badai sepenuhnya juga kalau menurut Kayshilla. Karena sejak awal badai tidak mau menyentuh. Seharusnya Pavita yang mengerti itu. Cinta tak bisa dipaksakan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD