BAB 6

1515 Words
"Kamu gila?? Jangan batalkan pernikahan itu! Bagaimanapun, aku tetap tidak akan menikahimu," Cempaka mendorong tubuh Bastian. Bastian dengan cepat mengenakan celananya dan merapikan kemejanya, "Ya sudah. Aku cukup puas seperti ini." Ia mencium bibir Cempaka, "Aku pergi." Cempaka hanya menyeringai. Ia membiarkan Bastian pergi dan bersiap siap. Sebuah produk kosmetik baru saja mengontraknya. Dan pukul sebelas siang ini ada rapat dengan tim manajemen. Ia dan Jayanti memang bekerja sebagai model dan bernaung dalam agency yang sama. Agency tersebut merupakan bagian dari Orion Entertainment. Jadi memang, mau tidak mau, ia sering bertemu Bastian. Bastian merupakan lelaki yang menarik. Siapapun akan tertarik melihatnya. Tampan, kaya, sukses, mapan dan datang dari keluarga terpandang. Itu sebabnya ia mau berhubungan dengan Bastian. Tapi terikat? Entahlah... Aku mencintai kebebasanku! Mungkin lima tahun lagi? Atau berapa tahun lagi aku akan menikah? Itu rahasia semesta... Cempaka hanya tersenyum menatap dirinya di depan cermin. Saat ini adalah masa keemasaanku. Karir, lelaki, semua menghampiri... Terikat pada satu lelaki sepertinya hanya akan jadi penghalang. *** "Kalian suka makanannya?" Altair bertanya pada Agni dan Andra. Makan siang itu menghadirkan makanan utama sate ayam. Menu sederhana kalau melihat kekayaan Altair Orion yang luar biasa. Tapi, sate ayam ini memang enak sekali. Entah karena makan di hotel berbintang dan berada di kamar president suite. Atau memang karena rasa sate yang memang enak. "Suka. Terima kasih pak," Agni mengucap terima kasih. Ia menahan senyum karena menyadari telah menghabiskan tujuh tusuk sate. "Iya, saya juga suka," Andra mengangguk. "Andra pasti suka!" Agni menyikut Andra. Ia lalu menatap Alta dan tersenyum, "Bapak suka sate ayam?" "Iya. Ini makanan kesukaan saya," Alta tersenyum, "Kamu seorang pengamat yang baik anak muda." "Bapak kesukaannya sama seperti rekan saya ini. Andra juga suka sate ayam. Bahkan bisa dibilang maniak sate," Agni mencoba membuka percakapan agar tidak terjadi kekakuan. Altair tersenyum lebar, "Apa iya? Nama panggilanmu Andra?" Andra mengangguk sambil menahan senyum melihat kelakukan Agni, "Iya saya penggemar sate. Maafkan pak Alta kalau rekan saya ini terlalu banyak bicara." "Dan ya, nama panggilan saya Andra. Sedangkan rekan saya yang bawel ini dipanggil Agni," Andra menahan senyumnya. Altair hanya tertawa, "Saya panggil kalian Andra dan Agni ok? Dan untuk saya, Alta adalah kependekan nama saya sekaligus juga nama panggilan." "Perut saya kenyang. Makan siang kali ini enak dan menyenangkan," Alta menyimpan sendok garpunya. Andra dan Agni pun mengikut pergerakannya karena mereka memang telah selesai makan. "Kita pasti akan ketemu lagi. Mengenai kabar investasi, Enif akan segera menghubungi kalian," Altair berdiri dan memberi kode pada Enif untuk menjalankan rencana mereka. Diam diam, Altair dan Enif berencana untuk mengambil sampel rambut Andra. "Sama sama pak. Terima kasih banyak," Andra ikut berdiri dan menghampiri Alta untuk menyalaminya. Namun, di saat yang sama Enif berjalan ke arah Andra sambil membawa sebotol air mineral. Dengan gerakan alami, Enif seperti tak sengaja menumpahkan air mineral tersebut. "Mas Andra, maafkan saya," Enif berpura pura kaget. "Mari ikut saya ke kamar tidur. Saya ada baju ganti, nanti sweater ini biar saya bersihkan dulu," Enif mengajak Andra ke kamar tidur. "Tidak apa apa pak, hanya air mineral saja. Biarkan saja kering sendiri," Andra dengan cueknya membiarkan bajunya basah. "Tidak tidak. Biarkan Enif bertanggung jawab," Altair menatap Andra. Andra jadi salah tingkah, akhirnya dia mengangguk dan mengikuti langkah Enif. Di kamar tidur itu, Enif mengambil sebuah jaket miliknya, "Mas Andra kenakan dulu jaket ini, sweaternya biar nanti saya cuci terlebih dahulu." "Ba-baik pak," ucap Andra. Ia tak sanggup menolak. Setelahnya Andra dan Agni pun berpamitan pergi. Pintu kamar hotel pun tertutup. Alta menatap Enif penuh makna, "Ada?" Enif membawa sweater milik Andra, dan mengambil ada dua helai rambut yang menempel, "Ini sepertinya rambut Mas Andra." "Kita cek segera. Panggil dokter Mizar ke sini untuk ambil sampel saya," Alta tersenyum lebar. "Sudah pak, dokter sedang dalam perjalanan ke sini," ungkap Enif. "Bagus," Alta tersenyum lebar, "Saya tunggu di sini. Saya tidak pulang hari ini. Kamar hotel terasa menyenangkan hari ini." Kamar president suite tersebut adalah kamar khusus Altair Orion sebagai pemilik dari jaringan Aquila Hotel & Tourism. Jaringan hotel ini merupakan warisan dari sang istri, Carina Aquila. Namun, ia tidak terlalu terlibat dalam bisnis hotel ini dan menyerahkannya pada keponakan dari istrinya yaitu Cygnus Aquila. Alta menunggu datangnya dokter yang hendak mengambil sampel. Ia tidak pernah menyukai datang ke tempat umum dan menarik perhatian banyak orang. Jadi, seringkali ia hanya menemui orang di lounge private hotel ini. Pertemuannya dengan Andra dan Agni hari ini adalah kasus khusus. Ini kali pertama ia mengajak orang luar bertemu di kamar hotelnya. Semua karena insting soal cucunya. Dan, setelah melihat langsung, ia merasakan kalau perasaannya benar. Enif menerima telepon dan berbicara. Setelahnya ia menghampiri Alta, "Bapak, dokter Mizar sudah di lantai dasar. saya akan menjemputnya. Mau ketemu di sini? Atau di lounge?" "Di sini saja. Saya tunggu," jawab Alta. "Baik," Enif pun keluar dari kamar untuk menjemput dokter Mizar yang merupakan dokter keluarga yang sudah biasa mengecek kesehatan Altair. Tak lama dokter pun masuk ke kamar hotel tersebut, "Bapak Alta terlihat sehat. Ada apa ini memanggil saya?" Alta tersenyum, "Bantu saya untuk memproses pengecekan DNA. Saya tahu ini bukan bidang dokter, tapi saya tidak percaya dokter lain." "Itu bisa saya bantu, jangan khawatirkan apapun," dokter Mizar mengangguk. "DNA siapa?" doker Mizar mulai bertanya. "Bandingkan DNA saya dan cucu saya," Alta memamerkan senyum bahagia. "A-apa?" dokter Mizar kaget. "Ini rahasia. Tolong," Alta menatap dokter Mizar. "Tentu saja, ini mengagetkan," dokter Mizar mulai mengambil sampel darah dan juga rambut milik Alta. "Apa bisa kita cek dengan perbandingan kakek dan cucu? Bukan ayah dan anak?" Alta memastikan. Dokter Mizar mengangguk, "Jika anak yang diuji adalah laki-laki dengan kakek dari pihak ayah, nanti dilihat dari tes Kromosom Y, kromosom yang diturunkan dari laki laki ke laki laki. Tes ini berguna untuk menentukan apakah dua laki-laki berasal dari garis keturunan laki-laki yang sama. Apabila antara cucu dan kakek itu terdapat garis keturunan laki-laki langsung yang jelas, maka dimungkinkan untuk menentukan apakah keduanya identik atau tidak." "Saya minta hasil secepatnya. Dan rahasiakan semuanya. Jangan muncul nama saya dalam dokumen," Alta mengingatkan. "Baik pak," dokter Mizar membereskan semua hasil tes dan kemudian berpamitan pergi. Alta melangkah menuju meja kerja yang ada di kamar hotel tersebut. Ia membuka laci meja dan menatap foto anak, menantu dan cucunya yang masih bayi. Instingnya begitu kuat mengatakan kalau Rigel Andromeda adalah cucunya yang hilang. Riga, papa akhirnya bisa menatap langsung anakmu, cucu papa... Satu hal yang lucu, dia juga menyukai sate ayam seperti juga papa dan kamu. Bagaimana mungkin ada kesamaan yang turun dari generasi ke generasi? Papa yakin, anak muda tadi adalah Andromeda. Kamu yang tenang, papa akan menjaga dia sekuat tenaga. *** "Bagaimana menurutmu?" Andra dengan gugup menatap Agni. Mereka sedang berdiri di lobi hotel menanti taksi online menjemput mereka. "Soal kesediaan Bapak Alta berinvestasi?" Agni memastikan. "Yes," Andra mengangguk. Agni merangkul bahu Andra dan berbisik, "Aku yakin sembilan puluh persen, Bapak Alta akan menghubungi kita dan memberikan investasinya! Instingku selalu benar." "Selain itu, apa yang kamu buat keren banget! Itu bisa kita terapkan di berbagai aplikasi. Orion Group akan rugi besar kalau tidak memberikan investasinya! Kamu aset penting untuk mereka," Agni tersenyum lebar. "Jadi, kita tunggu? Tidak usah propose ke yang lain?" Andra meminta kepastian. "Tidak usah. Aku yakin sekali kalau akan ada kabar baik dari Bapak Enif. Jadi, kita sabar saja!" Agni meyakinkan. "Lagipula, kita harus jaga etika. Jangan sampai sudah ketemu satu investor dan mendekati investor lain sebelum mendapatkan jawaban," jelas Agni. "Oh I see.. Aku buta urusan bisnis. Urusanku hanya soal programming dan developing," Andra tersenyum lebar. "Tenang saja, ada aku," Agni menepuk nepuk punggung Andra. "Aku sebetulnya dulu sekolah manajemen. Tapi, ternyata itu bukan duniaku." "Menulis lebih menyenangkan," Agni tersenyum lebar. Andra hanya tertawa, "Aku tak menyangka." "Aku memang merahasiakannya!" Agni terkekeh. "Banyak rahasia hidupku yang kamu belum tahu." "Penasaran?" Agni bertanya. Andra kembali tertawa, "Apa saja rahasiamu?" Agni ikut tertawa, "Nanti, ada waktunya aku akan cerita." "Apa? Jangan bilang kalau kamu ternyata lebih tua dariku? Apa kamu berbohong soal umurmu?" Andra menggodanya. Agni tergelak, "Hanya itu imajinasimu? Aku berbohong soal umur?" "Eh mobil sudah datang! Ayo!" Agni menarik tangan Andra agar naik ke mobil. Mereka pun pergi dari hotel tersebut. *** Cygnus menatap asistennya, yang bernama Hadar. "Siapa yang datang?" Cygnus bertanya. "Dua anak muda," jawab Hadar. "Mereka sepertinya sedang mencari investor untuk projek mereka." "Setelahnya, ada dokter Mizar datang," tambah Hadar. Cygnus menarik nafas panjang. Siapa dua anak muda itu? Tidak biasanya Paman Alta sampai mengadakan pertemuan langsung di kamar hotelnya. Pamannya itu biasanya menyewa sebuah ruang rapat private di area khusus untuk projek projek investasinya. Apa bedanya dengan yang ini? Lalu kenapa dokter Mizar datang ke hotel? "Mana kedua anak muda tersebut?" Cygnus dengan tegas menatap Hadar. Hadar menyodorkan sebuah map berisikan foto foto. Cygnus memperhatikan seorang laki laki dan perempuan yang berjalan memasuki hotel dengan pakaian rapi. Keduanya naik ke lokasi kamar president suite yang merupakan lokasi dari Altair Orion. Hmm.. "Cari tahu identitas keduanya!" Cygnus melemparkan map tersebut ke meja. Hadar mengangguk dan melangkah pergi. Cgynus memejamkan mata dan diam bersandar di kursi kerjanya. Ia termenung dan berpikir. Apa ada hubungan antara kedatangan kedua anak muda itu dengan kedatangan dokter Mizar? ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD