Ayo bercerai!

1110 Words
Aldo terus mencari keberadaan Aline, dia sudah merasa putus asa. “Sayang, kamu dimana?” ucap Aldo yang terus menyusuri jalanan dan berharap bisa menemukan Aline. Drrrtt … drrrtt …. Ponsel Aldo pun berbunyi. Aldo yang sudah merasa putus asa pun melirik kearah ponselnya dan berharap jika itu panggilan dari Aline. Aldo mengambil ponselnya dan melihat ID pemanggil itu, ternyata dari rumahnya. Tanpa ragu lagi, Aldo menekan tombol ‘ok’ dan menjawabnya. “halo.” “Halo pak Aldo, bu Aline sudah kembali tapi …,” mbok Minah menghentikan ucapannya karena melihat Aline terlihat sangat menyedihkan. Dia kembali ke rumah dalam keadaan tubuh penuh luka dan darah terus mengalir dari tangan dan juga kakinya. Celan jeansnya robek disebelah lutut dan memeperlihatkan luka yang amat mengerikan dari lututnya. Wajahnya pucat dan banyak noda air mata yang membasahi pipinya. Tatapannya kosong dan terlihat sangat menderita. Mbok Minah tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada majikannya saat ini. Aline berjalan masuk ke dalam kamarnya dan lansung menguncinya. Dia tidak membiarkan satu orang pun untuk menganggunya saat ini. Mendengar mbok Minah yang menghentikan ucapannya, Aldo semakin penasaran. “Mbok! Ada apa? Ayo lanjutkan, ada ada dengan Aline?” tanya Aldo, dia semakin panik. “Bu Aline sedang dalam keadaan yang tidak baik pak! Lebih baik pak Aldo yang melihatnya sendiri,” ucap Mbok MInah, dia merasa sangat bingung untuk menceritakannya. “baiklah!saya segera kesana. Tolong untuk menjaganya dan jangan biarakan dia pergi dari rumah, mbok mengerti kan apa yang saya perintahkan?” “iya pak, saya mengerti!” jawab mbok Minah dan panggilan pun berakhir. Aldo pun langsung bergegas menuju rumahnya, dia takut Aline pergi lagi. **** Di dalam kamar. Aline duduk dilantai sambil memeluk kakinya. Dia kembali menangis. Hatinya sangat sakit, suami yang dia paling percayai telah mengkhianatinya. Aline merasa jika dia sedang bermimpi namun semua rasa sakit dari lukanya adalah bukti nyata jika dia sedang tidak bermimpi. “hiks … hiks … hiks … kenapa nasibku seperti ini! Kenapa! aku rela melewatkan masa mudaku untuk menjadi istri yang baik dan patuh. Aku memberikan semua cinta aku untuk kamu bahkan rela menahan sakit dari semua penghinaan dari kedua orang tua kamu Al, tapi kamu tidak pernah bisa menghargai aku sama sekali!” ucap Aline dan air matapun terus mengalir deras dari sudut matanya. Tok… tok… tok… “sayang, buka pintunya! Aku mohon, buka pintunya!” teriak Aldo yang ternyata sudah sampai di rumahnya. Aline diam dan tidak menjawab samasekali. Dia tidak ingin melihat wajah Aldo lagi. Aldo merasa sangat khawatir dia takut Aline melakukan hal bodoh yang bisa mencelakai dirinya sendiri. “SAYANG, BUKA PINTUNYA!” Teriak Aldo yang suaranya semakin keras saja. Aline menutup kedua telinganya, dia tidak mau mendengar suara Aldo, Aline merasa jika dirinya sudah benar-benar sangat membencinya. Masih tidak ada jawaban, Aldo mengambil kunci cadangan dan langsung membukanya. Krekkkk… Pintu pun terbuka, Aldo melihat Aline yang duduk dilantai sambil memeluk kakinya, tubuhnya gemetar dan wajahnya penuh air mata, luka di kaki, lutut dan juga tangannya terlihat sangat mengerikan. Aldo langsung berlari dan datang menghampirinya. “sayang, kamu baik-baik saja kan?” ucap Aldo dan dia berusaha memeluk Aline. Aline mengangkat wajahnya dan mendorong tubuh Aldo. Dia menolak disentuh oleh Aldo. “sayang, kenapa kamu mendorong aku? Aku … aku, aku hanya ingin melihat luka kamu. Aku khawatir jika luka kamu tidak segera diobati, nanti bisa infeksi,” ucap Aldo, dia mengulurkan tangannya kembali dan berusaha menyentuhnya. Namun Aline langsung menepisnya. “jangan sentuh aku dengan tangan kotor kamu, Al!” ucap Aline dengan suar dinginnya. Aline bangun dari duduknya dan pergi untuk menghindari Aldo, namun Aldo menarik tangannya. “ sayang, aku mohon dengarkan semua penjelasan aku, aku tidak bermaksud membohongi kamu dan hubungan aku bersama Meta itu hanyalah sebuah kecelakaan. Sayang, aku hanya mencintai kamu, aku tidak bisa hidup tanpa kamu!”ucap Aldo dengan suar lirih, dia pun akhirnya menitikkan air matanya, dia juga korban dari semua ini tapi dia juga bingung karena posisinya saat ini sangatlah sulit. Aline menghempaskan tangan Aldo dan meliaht kearahnya. “ cinta? Apakah itu yang dinamakan cinta? Kamu mengatakan jika kamu adalah korban juga? Hahahaha … lalu saat kamu tidur dengannya sampai dia hamil sebesar itu, kamu masih mengingat cinta kamu padaku? Lalu dimana perasaan cinta kamu saat kalian berada didalam pesta tadi, kalian tertawa gembira dan menikmati kebahagiaan diatas penderitaan aku, kamu dan mereka semua sudah sangat jahat padaku! Dan penjahat sesungguhny adalah kamu sendiri Al, kamu sendiri!” teriak aline dan dia terus menunjukkan telunjuknya kearah wajah Aldo.Aline tidak bisa berpura-pura lagi, dia menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Bahwa hatinya benar-benar hancur dan merasa sangat kecewa dengan sikap Aldo dan bukan hanya sikapnya tapi juga prilakunya. Aldo menunduk, dia merasa memang dialah yang bersalah dan sangat wajar jika Aline marah padanya. Aline tertawa sambil menangis, wajahnya basah dipenuhi oleh air mata. “hahaha … Al, ayo kita bercerai!” Mendengar itu Aldo langsung terkejut, dia tidak menginginkan ini terjadi. “tidak … tidak sayang, aku tidak mau bercerai dengan kamu, aku tidak mau!” ucap aldo dan dia terus menggelengkan kepalanya. “ sampai mati pun aku tidak akan mau bercerai dengan kamu Aline!” teriak Aldo, dia menolak keras permintaan Aline. Aline tersenyum dingin, dia berjlan pergi meninggalkan Aldo dan sebelum pergi, dia mengambil pakaiannya dan kotak Obat. Dia tidak mau terpuruk seperti ini, dia harus bangkit. Setelah mengambil semua peralatan itu, Aline pergi meninggalakn Aldo yang masih gemetar menahan emosinya. “Aline … tunggu!” teriak Aldo saat meliaht Aline keluar dari pintu. Aline menoleh dan menjawab “apa?” Aldo mendekatinya dan berdiri tepat didepannya saat ini. “ aku tidak akn pernah menceraikan kamu, kamu selamanya akan menjadi milikku!” ucap Aldo sambil mentap sendu kearah Aline. Aline tidak memperdulikannya. “terserah kamu saja Al, tapi aku tidak mau disentuh lagi oleh kamu dan aku …, aku mau pergi dari rumah ini!” ucap Aline dan dia pun pergi meninggalkan Aldo, dia masuk ke kamar sebelah dan menutupnya dengn rapat. Aldo menggedor pintunya dengan keras dan berteriak, “aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi dari rumah ini Aline, kamu hanya akan menjadi milikku! Hanya milikku!” teriak Aldo, dia menepuk dahinya dan melanjutakn ucapannya “Meski kamu memohon dan meminta, aku tidak akan melepaskan kamu Aline!’’ Aldo sudah seperti orang gila, dia tidak mungkin melepaskan orang yang paling dia cintai, walaupun dia terlihat sangat egois tapi dia melakukannya karena demi cintanya pada Aline. Di dalam kamar, Aline menangis saat mendengar semua ucapan Aldo. “aku juga sangat mencintai kamu, tapi kamu sudah sangat menyakiti aku, aku menyrah Al. aku menyerah! Aku tidak percaya lagi dengan semua ucapan kamu, aku benci kamu , Al!” ucap Aline, dia terduduk lemas dan air matapun mulai mengalir. Dia tidak sanggup jika harus satu atap dengan Meta dan melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain tepat di depan matanya nanti. -bersambung- Dhini-218 only on : Dreame n innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD