Los Angeles

1008 Words
Gwen tidak bisa menghilangkan senyum bahagia diwajahnya yang begitu kaku karena tidak pernah se-ekspresif ini untuk tiga tahun lamanya sejak ia benar-benar sampai ke tempat tujuannya Los Angeles dua hari lalu, kota yang akan menjadi halaman baru untuk Gwen memulai hidup sesuai dengan yang ia inginkan. Ayahnya telah memberi izin untuk memenuhi panggilan dari lamaran kerjanya dengan persetujuan para tetua keluarga. Gwen hanya diberi waktu tinggal sesuai dengan kontrak kerja yang akan diberikan M.B. Inc. dan harus mengirimkan scan surat perjanjian kontrak agar ketahuan ia berbohong atau tidak. Belum lagi ia akan diawasi untuk beberapa hari oleh orang kepercayaan ayahnya dimana pria itu sudah menyediakan tempat tinggal dan apa saja yang dibutuhkan oleh Gwen. Hari ini adalah hari interview-nya, Gwen berharap sekali hari ini akan berjalan dengan lancar. Meskipun merasa gugup tetapi Gwen lebih merasa percaya bahwa dirinya bisa, ia bisa melakukan hal ini dan mendapatkan kebebasan yang benar-benar bebas. Dengan pakaian kerjanya Gwen diantarkan oleh orang kepercayaan ayahnya itu ke perusahaan besar yang akan menjadi tempat kerja Gwen nantinya. Gwen menahan rasa kagumnya saat melihat betapa megah dan kerennya bangunan perusahaan yang telah menerima lamaran kerjanya itu, ia tak ingin terlihat kampungan oleh orang-orang yang berlalu lalang disana meskipun mereka pasti tidak akan peduli. "Tenang Gwen, lo pasti bisa." Melangkahkan kaki penuh percaya diri Gwen masuk kedalam perusahaan setelah ia memberi tahu tentang kepentingannya pada security yang menjaga pintu, Gwen kembali meminta konfirmasi pada receptionis dimana interview akan berlangsung. Ternyata disana ia melihat beberapa orang yang akan melakukan interview hari ini sama sepertinya dan itu hanya ada enam orang saja. Mereka begitu rapi dan terlihat kaku, membuat Gwen tidak yakin mereka bisa mengobrol. "Silahkan Anda tunggu disana, nanti setelah Mr. Smith tiba akan ada penjelasan lebih lanjut." "Baiklah, terimakasih." Gwen ikut bergabung duduk disalah satu tempat kosong di sofa yang ada dipojok lobi yang luas itu. Menunggu instruksi lebih lanjut, mata Gwen berkeliaran. Perusahaan ini terlihat mewah sekali, entah sekaya apa pemilik perusahaan ini. Dan Gwen dengar bahwa perusahaan ini pun punya beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang lain, sangat keren. Para pekerja disini juga begitu profesional, tidak ada pandangan merendahkan atau apapun itu yang Gwen duga-duga sebelumnya. Tak sampai menunggu lama seorang pria dengan pakaian kerja rapi mengintruksikan mereka untuk ikut ke lantai lima. Mereka kembali harus menunggu diruang tunggu yang tersedia disana, melakukan prosesi interview satu persatu. Gwen sudah berlatih dengan baik untuk interview ini, yang ditanyakan padanya nyatanya tak berbeda jauh dengan perkiraan Gwen. Ia akan menerima hasilnya lusa, dan lusa orang kepercayaan ayahnya harus kembali ke Indonesia. Gwen harus mendapatkan pekerjaan ini agar ia tidak ikut pulang bersama orang kepercayaan ayahnya itu. Selama menunggu panggilan kerja nya Gwen memanfaatkan waktu untuk pergi jalan-jalan, tentu diikuti orang kepercayaan ayahnya. Ya setidaknya bisa Gwen gunakan sebagai tukang foto, nyatanya orang itu ada gunanya juga. Hari dimana Gwen interview, Gwen memutuskan untuk pergi ke salon dan mewarnai rambutnya. Gwen seolah memberi harapan baru untuk hidupnya, hidup baru dan warna rambut baru. Ia berharap sekali ia dapat bekerja di M.B. Inc. Setelah acara jalan-jalannya kemarin, Gwen seharian menunggu panggilan kerja. Ia hanya di apartemen, bermalas-malasan. Hingga lewat dari makan siang barulah panggilan itu sampai padanya dan meminta Gwen agar masuk bekerja besok. Ia akan ditempatkan sebagai Drafter dimana ia ini yang bertanggung jawab atas shopdrawing (gambar kerja) dengan koordinasi langsung dari Site Engineer untuk membuat shopdrawing yang dibutuhkan. Seusai mendapat kabar baik, Gwen memberitahu ayahnya dan menyuruh orang kepercayaan ayahnya itu kembali ke Indonesia. Keesokan paginya dengan outfit kerja yang baru ia beli kemarin, Gwen mengawali hari pertama kerjanya. Mempelajari jobdesk-nya dan mencoba membangun hubungan baik dengan karyawan lain, nyatanya hanya tiga orang saja yang diterima diperusahaan ini dari hasil interview kemarin. Ia ditempatkan di team yang cukup nyaman untuknya karena teman-teman seniornya ramah dan baik, Gwen memiliki leader seorang pria yang sangat profesional sehingga mampu mengajak karyawan dibawahnya ikut bekerja keras juga. Gwen suka disini. "Bagaimana dengan makan siang bersama hari ini? Apa kau sudah ada janji Gwen?" Gwen agak terkejut sedikit saat Cherry -tetangga kubikelnya bertanya, Cherry adalah orang paling ramah di team ini. Wanita yang lebih tua dua tahun darinya itu baru satu tahun bergabung di perusahaan ini, jadi Cherry senang sekali kedatangan Gwen diteam mereka yang kebanyakan bergender pria. "Aku belum ada janji dengan siapapun hari ini." "Baiklah, kita akan makan siang bersama di cafetaria. Leader Liam akan mentraktir kita hari ini sebagai penyambutan anak baru." "Oh baiklah." Gwen tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaan barunya. Ia benar-benar harus banyak belajar dan mengimbangi team ini sebagai balasan karena mereka telah memperlakukan Gwen dengan baik. Gwen sesekali bertanya pada seniornya tentang pekerjaan yang telah ia kerjakan, meminta koreksi dan masukan. Waktu terus berjalan dan waktu makan siang tiba, bersamaan dengan para seniornya Gwen menuju ke cafetaria seraya mengingat jalan. Cherry juga banyak membantu Gwen memberitahu dirinya arah jalan dan ruangan apa yang mereka lalui. Cafetaria ini sangat luas hingga satu lantai, dan Cherry bilang disatu gedung besar ini ada sepuluh cafetaria yang tersebar. Cherry juga mengatakan bahwa dalam satu gedung yang besar dan tinggi ini dibagi atas beberapa bidang usaha dengan Cafetaria sebagai batas pertujuh lantai. Dan tempat kerja Gwen ini berada di Cafetaria terakhir yang berada di lantai 51, Gwen bekerja di M.B. Inc. bidang konstruksi yang tempat kerjanya berada dilantai teratas gedung besar ini bahkan tepat di bawah lantai para eksekutif. Sedangkan untuk tiap tujuh lantai yang lain diisi oleh karyawan yang bekerja dibidang lain seperti pertelevisian, penerbitan buku dan media, telekomunikasi, konsultan, ritel hingga keuangan. Gwen tak habis pikir, seberapa banyak uang owner perusahaan besar ini bahkan gaji CEO pun Gwen tidak tahu akan sebanyak apa. "Selama aku bekerja disini, belum pernah aku mendengar ada kekerasan dari sesama karyawan. Mereka bekerja dengan profesional disini, semua akan berjalan sempurna asal kita bisa saling menghargai saja." "Kau benar, kita memang harus saling menghargai disini." Cherry mengangguk pelan, "setiap satu tahun perusahaan akan memperkerjakan tiga orang baru dari berbagai penjuru dunia dan itu sangat menyenangkan saat kita mendapatkan teman baru. Mengetahui kau dari Indonesia, aku jadi ingin berlibur di Bali." Vote and Comment guys!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD