Chapter 7

1250 Words
"Ayo kita bercinta!" suasana di apartemen Mike mendadak sunyi saat tiga kata itu dilontarkan dari mulut cantik Angel. Apa dunia sudah terbalik? Apa sekarang zamannya seorang perempuan yang mengajak bercinta? Atau karena memang gadis didepannya ini gila?. Mike menatap Angel tajam. Tatapan yang syarat akan rasa tak suka. "Lo kehabisan obat?" tanya Mike sakartis. "Tidak." "Lo nggak waras?" "Aku waras dokter Mike. Bahkan sangat waras. Kenapa kau tak percaya padaku?" ucap Angel dengan nada yang sedikit keras. "Dasar gadis gila!" Mike segera berdiri dari duduknya, melempar handuk kecil itu ke wajah Angel tepat mengenai muka sang gadis. "Iiih Mike!!!"kesal Angel. "Keluar dari sini!" perintah Mike sembari menunjuk pintu keluar. "Mike, aku serius..." rengek Angel yang tak mau mendengarkan perintah Mike untuk keluar. "Lo Gila!" "Tidak! Mike aku serius." "Pulang lo!" "Mike... Aku mohon. Ayo kita bercinta. Aku serius mengajakmu bercinta Mike.!" "Dan gue serius anggap lo gila!" "Hikss..Mike..." "Pulang!" BLAM! Pintu apartemen tertutup keras setelah Mike mendorong tubuh Angel keluar. Angel mengacak rambutnya gusar. Ia tak mau menyerah begitu saja. Saat Mike tak bisa ia dapatkan, tak akan ada gadis lain yang boleh mendekati Mike. Angel mengacungkan tinjunya ke atas sembari berteriak. "Kau harus bisa Angel. Kau harus bisa. Semangat!!" Setelah menghembuskan satu nafas kasar, Angel melangkah satu langkah ke depan. Telunjuknya kembali mengarah pada tombol bel apartemen Mike. Ting tong ting tong!! Ting tong ting tong!! Ting tong ting tong!! Ting tong ting tong!! Ting tong ting tong!! Ting tong ting tong!! Angel menekan sesering mungkin. Membuat Mike yang ada di dalam langsung emosi. "YA!" bentak Mike keras saat pintu apartemen itu dibuka, membuat Angel terlonjak kaget. "Apa?" tanya Angel polos. "Lo apa-apaan...!" geram Mike dengan wajah memerah. Angel tak dulu menjawab. Ia melihat ke sekelilingnya dan mendapati tak ada siapa-siapa. Angel kembali menghadap Mike. "Tak ada. Aku hanya ingin lakukan ini sebelum pergi.." CUP! Mike mematung saat bibir tipis Angel mengecup bibirnya. "Bye bye Mas Dokter. Sampai jumpa lagi..." teriak Angel yang sudah berlari kabur menjauhi Mike. Beberapa detik setelah kesadaran Mike kembali, Angel dibuat tersenyum menang saat teriakan Mike menggelegar memanggil namanya. "Aku bisa dapetin kamu Mas Dokter tampan." seru Angel senang lalu mengecup foto Mike yang dikirimkan Amanda tadi padanya. ***** Mike mengumpat kasar di apartemennya. Empat menit sudah Angel  melarikan diri dari apartemennya setelah gadis itu kembali mengecup bibir Mike. Mike menyentuh bibirnya lembut. Ia masih bisa merasakan sisa ciuman panasnya bersama Angel tadi saat di sofa. Namun Mike langsung merinding saat permintaan Angel yang mengajaknya bercinta terngiang ditelinganya. Tak mungkin gadis itu nekat mengajaknya bercinta kalau semua ini masih pertama baginya? Mana ada gadis yang melakukan itu? Kalau memang ada, tentu bukan gadis yang waras. Mike berjalan menuju sofa tempatnya mengobati Angel tadi. Dengan perlahan namun cekatan, Mike membersihkan semua yang ada di sana. Mengangkat baskom kecil itu dan membawanya ke dapur. Untuk ciuman tadi, Mike akan mencaritahunya sendiri. Apa motif Angel sebenarnya. Sementara itu di tempat lain, Angel sudah berteriak histeris di kamar apartemennya karena untuk ke tiga kalinya ia dan Mike ciuman. Ketiga? Tidak, mungkin yang ke empat. Pertama di rumah sakit, kedua saat Ia mengecup Mike ketika Mike mengobatinya, ketiga Mike yang membalas, dan ke empat kecupan dadakan di depan pintu apartemen Mike. "Angeeeel, lo benar-benar sudah gila...!" teriak Angel bahagia. ***** Keesokan harinya, Angel kembali ingin berencana ke rumah Mike. Untung hari ini ia tak ada jadwal kuliah, jadilah Angel pagi-pagi buta sudah menekan tombol bell di apartemen Mike. Dengan tentengan ditangannya, Angel sedikit kesulitan untuk menekan tombol tersebut. Angel melirik jam ditangannya, dan ia tersenyum seperti orang gila saat tahu jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Kalian pikir saja, siapa yang berkunjung ke rumah orang lain pukul enam pagi? Tapi Angel melakukan itu. Apalagi namanya kalau bukan gila. Ting tong ting tong Mike terkejut saat mendengar bell apartemennya berbunyi. Mike baru saja selesai berpakaian. Untuk bangun pagi, Mike sudah terbiasa, karena memang Mike yang juga tak pernah meninggalkan sholatnya. Mike langsung melirik jam dinding di kamarnya. "Jam enam? Siapa yang datang jam segini?" tanya Mike bingung. Mike segera menarik satu kaos di lemari pakaiannya dan mengenakan dengan cepat. Mike berjalan keluar kamar dan langsung menuju pintu masuk. Namun saat Mike melirik dari celah, Mike tak menemukan siapa-siapa di depan sana. "Orang iseng kali ya.." Mike memutar badan ke dalam, namun belum juga ia melangkah, suara bell terdengar kembali. "Siapa sih pagi-pa--" "Hay Mike..!" teriak Angel dengan cengiran kudanya. "Angel? Lo..." "Ih malah diajak ngomong. Suruh masuk dulu kek. Berat nih.." Angel menyelonong masuk. Bahkan ia mendorong tubuh Mike yang menghalangi pintu. Mike masih belum tersadar dari keterkejutannya. Sampai panggilan Angel mengagetkannya. "Mike! Kamu suka makan apa?" tanya Angel dengan santainya. Mike langsung menatap Angel sangat. "Lo? Ngapain Lo disini?" teriak Mike geram. "Ya nyiapin sarapan la Mike. Nggak mungkin kan mau bercinta? Kan kamu nggak mau diajak wik wik..hehehehe." seolah tak bersalah, Angel dengan mudahnya mengatakan kalimat ajaib tersebut tanpa malu. Mike yang kesal, langsung berjalan cepat menuju Angel, menarik tangan gadis itu dan menariknya keluar. "Keluar lo!" "Mike....!" "KELUAR!!" teriak Mike lantang dan menggelegar. Darah Mike sudah naik sampai ubun-ubun dan sepertinya kepalanya akan meledak jika terus berurusan dengan Angel. "Kan aku ke sini baik-baik Mike.." "Nggak butuh itu sama gue! Keluar Lo!" "Mike..." "Keluar!" Angel menatap Mike dalam. Ia ketakutan sebenarnya, namun keinginannya untuk bisa dekat dengan Mike jauh lebih besar. Angel tersenyum manis. "Kamu mau makan apa? Biar aku buatin.?" ujar Angel sambil mengeluarkan bahan masakan di atas meja Mike. Mike memejamkan matanya sambil terus berusaha menahan emosinya. "Lo...Apa kata orang tua lo kalau anaknya seperti ini? Datang ke apartemen seorang pria dan menawarkan untuk bercinta. Apa kata orang tua lo? Apa mereka tak kecewa?" tanya Mike. Pria itu tengah berusaha mati-matian menahan emosinya untuk tak meledak lagi. "Mereka tak akan marah Mike..." "Kenapa? Apa orang tua lo sama kayak lo?" Angel memejamkan matanya. Mencoba untuk tak membawa ucapan Mike ke dalam hatinya. Angel menggeleng pelan lalu tersenyum pada Mike. "Mereka baik Mike. Tapi mereka nggak akan kecewa." jawab Angel tenang. 'Bahkan aku tak pernah bertemu dengan mereka Mike. Bagaimana caranya aku akan tahu kalau mereka kecewa atau tidak.' ucap Angel yang tentu saja hanya untuk dirinya sendiri. "Aaa! Jadi orang tua lo nggak marah? Anaknya jadi murahan seperti ini mereka tak marah?" Angel yang saat itu sedang mengeluarkan telur dari kantong plastik langsung terhenti saat kata 'murahan' mengalun begitu saja dari mulut Mike. "Murahan?" tanya Angel pelan. "Ya! Murahan. Apa namanya kalau bukan murahan. Lo datang ke rumah sakit dengan alasan berobat tapi lo cium gue. Kedua dengan alasan mencari alamat rumah teman Lo, lo temuin gue dan lagi-lagi hal gila itu terjadi. Dan sekarang, pagi-pagi buta lo ke sini? Buat apa? Buat serahin tubuh lo ke gue lagi? Lo bukan p*****r kan?" Tes! Satu tetes air mata mengalir jatuh begitu saja dari mata Angel, membuat Mike terdiam dan tercenung. "A--angel?" "Eghhem. Aku tahu kalau sikap dan cara aku deketin kamu itu salah. Tapi kamu harus tahu satu hal, aku bukan p*****r. Aku katakan itu adalah yang pertama untukku, bukanlah berita bohong. Itu memang yang pertama untukku. Ciuman, pacaran, bercinta. Itu memang yang pertama. Dan kamu adalah ciuman pertamaku.--" Angel berhenti sejenak. Ia menatap Mike yang masih terdiam. Angel mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ia takut jika menatap Mike, ia akan menangis. "Dan untuk orang tuaku. Mereka tak akan kecewa Mike. Karena mereka sendiri tak tahu bagaimana rupaku. Aku tak tahu juga seperti apa mereka, bagaimana suara mereka. Aku tak tahu..." Angel mulai tercekat. Seolah yang ia keluarkan saat ini adalah batu besar. Mike mematung seketika. "Angel..." "Aku nggak tahu siapa orangtuaku, bagaimana caranya aku harus takut mereka akan kecewa. Aku p*****r atau bukan mereka tak akan tahu. Mereka..." Ucapan Angel terhenti saat Mike tiba-tiba memeluknya. "Maaf...maafin gue..gue nggak tahu kalau...kalau orang tua lo.." Angel melepaskan pelukan Mike. "Tak apa Mike. Tak ada status sebagai seorang anak, memang harus dipertanyakan. Haaah..." desah Angel lelah. "Sudahlah. Sepertinya kehadiranku di sini cukup mengganggumu. Tak apa. Maaf sudah mengganggu pagi-pagi sekali. Aku pamit." dengan senyum manis di wajahnya, Angel melangkah untuk keluar, namun baru beberapa langkah, Angel merasakan tubuhnya ditahan. "Lo...bisa masak apa?" ***** BERSAMBUNG!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD