Prolog
Di depan sebuah apartemen megah, Angel tengah berjalan kesana-kemari dengan wajah yang super panik. Bagaimana tidak? Berkat taruhan gila yang ia buat dengan Amanda sang sahabat, kini Angel harus berakhir di sini. Di depan apartemen seorang dokter muda yang menjadi sasaran hukuman taruhan mereka.
Percaya atau tidak, Angel tak pernah memikirkan hukuman seperti apa yang akan Amanda siapkan untuknya. Namun setelah mengetahuinya, Angel langsung murka dan menyumpahi sahabatnya itu dengan perkataan buruk.
"Udah buruan masuk! Lama amat ah." teriak Amanda dari dalam mobil.
Sial. Dia seperti terjebak dengan permainannya sendiri. Seketika ia menyesal telah menciptakan taruhan gila tersebut.
"Manda. Sumpah gue takut Manda. Bisa diundur nggak sih?" pinta Angel memohon.
Manda tampak berpikir sejenak. "Kalau dalam waktu sebulan lo bisa dapetin tu laki, oke gue setuju. Tapi kalau nggak, mobil ini buat gue."
Double s**t. Manda sialaaann - sumpah Angel membatin.
"Udah gue bilang itu mobilnya Iqbal. Nggak mungkin kan gue serahin ke Lo.!" teriak Angel geram. Namun Manda hanya mengangkat bahu acuh.
"Kalau nggak mau ya udah. Lo harus lakuin sekarang juga."
"Oh ayolah Manda. Lo tahu kan yang akan gue hadapin di sini itu seorang dokter."
"So what? Bagus dong. Kalau bisa jadiin tu dokter jadi suami lo. kan asik." seru Manda yang sudah semakin ngawur.
Angel memutar matanya malas. Setelah berpikir cukup lama, Angelpun akhirnya mengangguk menyetujui tawaran Amanda. Setidaknya untuk malam ini, ketakutannya sedikit berkurang.
Soal strategi berikutnya, lihat nanti saja.
Bicara soal hukuman, kalian tahu hukuman apa yang sudah Manda siapkan?
Flashback on
"WHAT? GILA LO! nggak mau gue." teriak Angel menolak mentah-mentah. Siapa coba yang mau seperti itu.
Dapatin sang dokter dan jadiin dia pacar selama enam bulan? Oh noooo! Nggak bakal Angel lakuin. Ever ever Never NO.
"Gue ngelakuin ini karena kejombloan lo yang akurat banget Ngel. Masa lo jomblo dari lahir."
"Ya tapi nggak harus gini juga kali. Masa pake acara jadian segala."
Amanda mengangkat bahunya acuh. Ia kembali menyeruput jus alpukat yang tadi di pesannya. "Itu sih terserah lo aja. Mau atau nggak. Lo dulu kan nantangin gue buat nebak si Aerin masih perawan apa nggak. Dan lo jawab belum, gue jawab udah. Ternyata gue yang menang. Sekarang terima kekalahan lo! Hahahahah."
Angel menatap Amanda tajam. Apa ini yang namanya sahabat? Menyiksa sahabat sendiri dengan hal gila seperti ini.
"Tapi gue masih mau pertahanin kejombloan gue nyeet. Gue mau satu-satunya buat suami gue nantinya.."
"Gue kan nggak minta lo m***m mesuman sama tu dokter. Ngapain kek sama pak dokter, kan gue mintanya lo PDKT sama dia dan pacarin selama enam bulan. Hehehe."
"Sialan lo.!"
Flashback Off
Dan mau tak mau, Angel harus menjalankan hukumannya. Kalau tidak, Mobil Iqbal sepupunya harus rela melayang.....