Malam itu, Jana baru saja kembali dari rumah Rio. Hatinya masih dipenuhi bayangan kemegahan mansion dan perasaan yang tercampur aduk dari percakapan dengan Rio. Ketika ia melangkahkan kakinya menuju apartemen, angin malam yang sejuk mengusap lembut wajahnya, seolah menenangkan hatinya yang lelah. Dalam remang cahaya lampu jalan, Jana merasakan keheningan yang menenangkan, seperti jeda di antara dua babak kehidupannya. Namun, saat ia mendekati pintu apartemennya, langkahnya terhenti. Di sana, berdiri sosok yang familiar, seseorang yang sudah lama tak ditemuinya. Aksa, dengan mata yang penuh kerinduan, menatapnya dalam-dalam. Waktu seolah berhenti, malam yang tenang menjadi saksi bisu pertemuan dua hati yang terpisah oleh jarak dan waktu. Jana merasakan hatinya berdegup kencang, tatapan Aks