"Ayolah! kamu cantik sekali!"
Ujar Jane pada Jana. Yang ditanggapi oleh Jana dengan sebuah kerlingan saja. Saat ini keduanya berada di kamarnya Jana. Perempuan berusia 27 tahun itu baru saja menerima gaun yang di kirimkan oleh seorang pengusaha.
"Aku bisa bertaruh kalau harganya bisa lebih mahal dari pada gaun yang di rebut oleh mak lampir itu!" Ujar Jane.
"Mmm iya. Ini lebih mahal, lebih bagus, dan desain spesial dari Aishaka Abimanyu." Ujar Jana begitu takjub pada apa yang dipakainya itu. "Aku bahkan belum pernah bertemu dengan desainer hebat itu." Pungkasnya.
"Yang jelas, Aishaka itu sangat tampan. Rambutnya agak agak panjang dan ia memakai anting di bagian kirinya. Ah, dia mirip dengan aktor korea yang main di drama moon lovers itu, yang jadi pran utamanya."
Jane ini selain suka ngondek, dia juga suka menonton drama korea, macam seorang gadis gadis masa kini.
Semua laki laki yang tampan, akan ia samakan dengan aktor kesukaaannya itu.
"Baiklah, baiklah. Terus bagaimana wajahnya Pak Aksa itu?" tanya Jana.
"Oh, Pak Aksa ya. Dia juga ganteng gilaaa. AKu bersalaman dengannya kemarin. Oh gila! aku telah memegang tangannya kemarin!"
Tiba tiba Jane berteriak dan membuat Jana kaget. Dia berjingkrak jingkrak seperti kerasukan.
"Aish dasar gila!"
Jana menggeleng gelengkan kepalanya dan kembali fokus pada dirinya yang ada di depan cermin. gaun itu sungguh menyihir dirinya. Ia sangat menyukainya.
Jana jadi penasaran siapa pengusaha yang memberikan gaun itu. Ia ingin berterima kasih padanya, karena laki laki itu telah membuatnya sangat cantik.
Ia mungkin akan menemuinya setelah acara perhelatan itu selesai.
Jane masih saja berjingkrat jingkrak sendiri karena bahagia telah memegang tangannya seorang Aksa Adhitaman. "Gila! sumpah! laki laki itu gantengnya sama dengan pangeran dubai. Bahkan dia lebih tampan dari pangeran pangeran itu." ujarnya.
Terus saja laki laki itu berjingkrak senang, dan Jana sungguh tidak habis pikir padanya. "Dia kesurupan kali!" dengusnya.
Di sebuah apartemen lain, Serena duduk di sofa di ruang tengah. "Aku sangat penasaran dengan wajah miss secret itu. Bagaimana bisa Aksa begitu mengistimewakannya." tangan kanannya terlihat menekan keningnya pelan.
"Eh, tari. mana ponselku!" Serena ingin melihat toktok yang katanya sekarang lagi viral itu.
"Sebentar mbak." Tari atau asistennya itu memberikan ponselnya padanya.
Tidak menunggu lama lagi, Serena segera melihat screen ponselnya dan menelusuri apliksi toktok untuk mencari seorang Miss Secret.
"Dia hanya menyiapkan makanan saja. Dia juga memakai topeng. Bagaimana bisa aksa begitu tertarik padanya."
Serena kembali ke Kota Petra hanya untuk kembali pada Aksa. Ia berjanji akan mengubah sikapnya yang suka marah marah itu. Namun bagaimana jika laki laki itu malah tertarik pada perempuan bertopeng itu.
"Tari, apa menurutmu Aksa akan tertarik pada perempuan bermasker ini?" Serena memperlihatkan perempuan yang memakai topeng di toktok itu.
"Mmm ... saya tidak bisa menyimpulkan. Namun di lihat dari hidungnya dan bibirnya, sepertinya dia memang sangat cantik, mbak."
Tidak bisa kah asistennya itu berkata bahwa dirinya lebih cantik dari pada perempuan bertopeng itu? Ayolah bagaimana jika perempuan itu jelek. Maka semua orang pasti akan sangat menyesal.
"Sore ini aku akan dinner bersama aksa. Aku ingin membahas hubungan kami. Apa menurutmu, aku masih memiliki kesempatan?"
Tari terlihat berpikir. "Mbak serena ini sangat cantik, dan juga menarik. Karir mbak serena juga sedang booming. Saya rasa, tidak ada alasan bagi Pak Aksa untuk tidak tertarik pada anda, mbak."
Betul apa yang dikatakan oleh Tari, bahwa ia sangat cantik dan ia juga sangat menawan. karirnya sedang melesat. Laki laki mana yang tidak tertarik padanya. Maka satu satunya yang harus Serena lakukan adalah dengan berdandan se cantik mungkin, lalu percaya diri. Maka Aksa akan kembali menjadi miliknya.
***
"Aku ingin makan di luxury! jana." ajak Jane laki laki aneh itu kali ini memakai bandu dengan kemeja fanel lengan pendek. "siapa tahu di sana ada cowok yang doyan cowok kaya aku," ujarnya dengan gaya centil, membuat Jana bergidik ngeri.
"Boleh, ya, bu bos. Kan besok kita akan menjadi tamu agung ONE TV. Uang kita akan semakin banyak, dan kamu akan semakin terkenal." Bujuknya.
"Tapi biasanya setelah topeng terbuka. Karir seseorang akan merosot. Aku takut itu terjadi." keluh Jana, pesimis.
"Ayolah, sayang. Kamu jangan khawatir. kalau itu terjadi, maka kamu bisa minta pertanggung jawaban si Aksa itu. Kan dia yang mau kamu buka topeng." cetus Jane.
Jana melirik sahabtnya itu dengan helaan napas. "Tanggung jawab gimana sih, kan dia juga bayar aku." ujar jana.
"Ya udah, kalau misalkan karir kamu merosot. Kamu bisa buat perusahaan kecil kecilan lah, sehingga kamu enggak perlu khawatir. Lagian kan, kamu juga masih bisa ngonten kan?" ujarnya.
"Iya, sih." tapi tetap saja, Jana masih saja merasa takut kalau setelah acara pembukaan masker itu followers nya berkurang. Ia merasa enggak se pede itu.
Akhirnya keduanya berada di luxury. Jana dan Jane memakai taksi.
"Nanti kita beli mobil lah, jana. Masa iya, selebriti enggak punya mobil. Kan duit kamu juga banyak banget neng." ujarnya.
"Iya, iya. " Jana mengamini saja.
"Iya dong. Kamu jangan pelit pelit. Kita kan nantinya bakal punya banyak klien. Masa kamu pake taksi terus sih?"
"Ayolah, taksi juga amankan?" sahut Jana.
"Iya, sih, aman. Tapi ya ... masa kamu pelit sekali." Jane kesal, laki laki dengan bandu warna pink itu mengerucutkan kedua bibirnya.
"Iya ... iya. AKu akan beli mobil. Nanti kamu sendiri yang pilih mobil yang kaya gimana yang kamu mau." Ujar Jana.
"Beneran ya. Awas saja kalau kamu ingkar janji." Ancam Jane.
Keduanya keluar dari mobil, tanpa mereka sadari ada seorang lelaki yang berlari dan sudah mengincar tas yang di bawa Jana. Sehingga laki laki itu menarik tasnya Jana, namun Jana menahannya sehingga mereka saling menarik.
Jane memukul bahu laki laki itu, namun sayangnya pisau yang di bawa oleh si pencuri berhasil melukai tangannya Jana.
"HEY GILA!"
Teriak Jane kesal. Jana berjongkok karena lengannya berdarah.
"Ada apa? itu tangannya kenapa?"
Seseorang bertanya, dan Jana menemukan Aksa berada di depannya. Laki laki itu menatap lengannya yang terkena sabetan pisau itu, lalu kini berdarah.
"Anda harus segera ke Dokter!" ujar Aksa. Entah kenapa ia merasa khawatir.
"Eh, pak, aksa?" Jane mendekat.
"Loh, anda kan asistennya mis secret kan?" Tanya balik Aksa.
Jane meringis. Jangan sampai topengnya Jana terbongkar sebelum waktunya.
"Lalu anda?" Aksa menatap Jana yang berada di depannya.
"Saya temannya, saya salah satu asistennya miss secret juga!" ujar Jana. Hal itu membuat Jane menghela napas dalam.
Selamaaat....
Bisik hatinya Jane Namun Aksa sepertinya tidak percaya itu. karena laki laki itu menelisik wajahnya Jana. Sehingga membuat Jana mengerjap, karena tatapan lekat Aksa padanya.
Mati aku!