Di dalam rumah yang sepi, Raka mondar-mandir di ruang tamu, hatinya dipenuhi kecemasan yang kian menggulung seperti ombak di lautan. Telepon genggam di tangannya terasa berat, setiap panggilan yang tidak terjawab membuatnya semakin gelisah. Di luar, hujan turun dengan deras, menciptakan simfoni alam yang menggetarkan jendela dan atap rumah. Cahaya lampu di ruangan memancarkan kesan hangat, namun tidak mampu mengusir dinginnya rasa khawatir di hati Raka. Serena, kekasih yang sangat dicintainya, tidak juga mengangkat teleponnya. Pikirannya melayang pada kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi di tengah hujan deras ini. Suara hujan yang menghantam genting dan gemericik air di luar jendela menjadi latar musik yang mengiringi kecemasannya. Bayangan Serena dengan senyum lembutnya,