19 :: Be With You ::

907 Words
Satu minggu berlalu dan Bunga bisa berdiri tegak disamping Afrain. Dia menutup telinga akan semua berita miring Afrain serta dirinya, ya sebelum semua ini terungkap banyak berita buruk tentangnya dan juga Afrain. Tapi itu tak berlangsung lama, karena Claire sebagai ibu Afrain tidak membiarkan semua itu menghancurkan nama putranya dan terutama Bunga yang baru masuk ke dalam hidup Afrain. Dengan kekuasaannya dia membungkam semua media dan juga para paparazi. Dan akhirnya hari ini kasus Afrain akan selesai, mereka sedang menunggu hasilnya di pengadilan dan Bunga yakin Afrain tidak seperti yang dikatakan wanita itu. "Terimakasih sudah menemani ku seminggu ini sayang," kata Afrain dan Bunga tersenyum menepuk tangan Afrain yang menggenggam tangannya. Setelah melihat bukti atas kasus yang membawa nama Afrain Derson sebagai tersangka dan Charlotte sebagai pelapor atau korban, maka kami memutuskan bahwa saudara Afrain Derson tidak bersalah dan Sidang ini ditutup. Bunga terkejut karena Afrain langsung memeluknya lalu mencium pipinya dengan sangat bahagia. Afrain juga memeluk ibunya serta ayahnya. Mereka semua bernapas lega karena nama keluarga mereka kembali bersih, dan ini bukan suatu tipuan karena mereka berkuasa. Karena memang benar Afrain tidak bersalah. Tak sengaja tatapan mata Bunga melihat Charlotte yang menatapnya tidak suka. Bunga ingat setelah Afrain pergi dari rumahnya malam itu, besok paginya Charlotte datang dengan mengatakan banyak hal tentang Afrain. Mengatakan bahwa Afrain kelak akan bosan padanya setelah pria itu mendapatkan apa yang dia mau. Karena nyatanya Afrain adalah pria yang penuh obsesi jadi Bunga saat ini adalah obsesinya semata. Bunga langsung mengusir wanita itu karena dia merasa Afrain bukanlah tipe pria seperti itu. Afrain memang pria yang penuh obsesi dan ambisi mendapatkan suatu hal, namun itu bukan tentang urusan perasaannya, melainkan bisnis yang dijalani pria itu.Dan Bunga sangat yakin dengan Afrain. Dia tidak lagi ragu melangkah bersama pria itu. *** "Baiklah kita bisa melanjutkan pernikahan kita," kata Afrain saat mereka berada dalam mobil. Bunga memutar bola matanya lalu bergumam. "Dasar Mr.Quick," katanya yang dapat di dengar Afrain. "Afrain maaf, ku rasa kita perlu waktu untuk itu. Bisakah kita tunda ?" Afrain memasang wajah serius, dia mencari jawaban pertanyaan yang ada di kepalanya melalui sorot mata Bunga. "Afrain, kau dengar aku?" "Aku dengar, hanya saja kenapa harus ditunda ? Semua ini sudah beres, aku tidak bersalah. Bisakah kau tidak berpikir macam-macam tentangku." "Jika aku berpikir macam-macam tentangmu aku tidak akan ada disini." Bunga melipat kedua tangannya di depan d**a. Kenapa Afrain malah berprasangka buruk kepadanya. "Aku masih ingat kau tidak ingin berpacaran." "Kita memang tidak akan berpacaran Afrain," tekan Bunga pada setiap katanya. "Lalu kalau begitu apa ?" Bunga tidak menjawab, dia juga bingung apa namanya jika tidak berpacaran. "Kau sendiri tidak tahu apa namanya bukan ?" Bunga terdiam melihat Afrain yang membuang pandangannya pada arah luar jalan. "Afrain," gumam Bunga dan Afrain menatap kearahnya seolah bertanya. "Aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi," ungkap Bunga sambil menahan gejolak dalam dirinya. Ini sama saja dia mengajak Afrain berpacaran pikirnya. Dan benar saja, Afrain sudah tersenyum sangat manis disebelahnya. Lalu dengan tiba-tiba mengecup pipi Bunga. "Aku menerimanya," katanya membuat Bunga menepuk keningnya. "Aku tidak menyangka kamu bisa romantis seperti ini." Afrain menaik turunkan alisnya membuat Bunga jengah. ***** Taman yang luas, dihiasi banyak bunga dan bunyi gemericik air mancur membuat Bunga sangat nyaman berada disana. Dia tersenyum melihat Claire datang bersama Afrain yang merangkul bahu Mommy-nya itu. "Oh hai Bunga, aku sangat bahagia akhirnya Afrain membawamu datang kerumah ini." Claire memeluk Bunga dengan hangat. "Ma, aku dan Bunga sudah memutuskan untuk menunda pernikahan kami. Tapi kami tetap akan bertunangan. Benar begitu bukan hon ?" Bunga merasa telingnya sedikit nyeri saat Afrain memanggilnya dengan kata hon yang berarti honey. "Iya tante," jawab Bunga dan Claire memicingkan matanya. "Kamu harus membiasakan diri memanggil Mommy mulai saat ini. Jika kamu tidak melakukannya maka kamu harus menemaniku berbelanja." Bunga tersenyum mendengar semua itu. "Tapi kenapa kalian memutuskan memundurkan tanggal pernikahan ?" Claire bingung. "Karena Bunga ingin kami saling mengenal satu sama lain Mom." Afrain kembali yang menjawab. "Ya sudah, semua terserah pada kalian. Asal kalian yakin dengan semua itu, aku akan mendukungnya." Bunga mengangguk bersamaan dengan Afrain. Begitulah selanjutnya kisah Bunga dan Afrain, mereka akan melangsungkan acara pertunangan minggu depan namun rencana pernikahan akan mereka tunda. Bunga kembali ke York Shire dengan diantar oleh Afrain yang berjanji akan menjemputnya satu hari sebelum mereka bertunangan. Namun Afrain tidak bisa menahan satu hari saja tidak melihat wajah Bunga, dia pun setiap hari mengunjungi Bunga dengan banyak sekali alasan yang dia buat sampai Bunga sudah hapal akan kebiasaan Afrain itu. Tapi dia bahagia, Afrain tidak berlebihan memperlakukannya. Mereka menjalani semua dengan normal, meski Afrain kaya raya, Afrain tidak menculiknya untuk sekedar berkencan, tidak memberikan kejutan seperti film-film romansa yang dia lihat jika seorang wanita berpacaran dengan pria kaya raya. Tidak, Afrain tidak seperti itu. Dia bahkan mengajak Bunga berjalan-jalan dengan motor. Atau mereka akan menaiki sepeda hanya untuk sekedar menemani Bunga membeli beberapa bahan kue. Afrain mencintainya tepat pada porsinya. Memperlakukannya dengan istimewa dengan caranya sendiri. Bunga tidak menginginkan kisah seperti film-film romansa yang dia lihat. Dia hanya menginginkan kisah sempurnanya sendiri dengan jalan cerita yang dia dan Afrain ukir. Seperti saat ini mereka sedang menikmati senja dengan berjalan-jalan menaiki sepeda sambil Bunga memakan ice cream yang dibelikan Afrain. Sederhana tapi Bunga benar-benar bahagia. "Hon, besok tinggal satu hari lagi menuju hari pertunangan kita. Apa ada yang kamu inginkan?" Bunga berpikir sejenak lalu dia tersenyum. "Tidak ada ! Cukup doa kan agar aku tidak lari saat hari itu tiba." Tbc Aku kembali...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD