Wajah Aris merah padam. Ia berkata meledak-ledak, di hadapannya Lucas berdiri dengan wajah tertunduk dalam-dalam setelah menceritakan apa yang terjadi. Ke delapan anak buah Aris tewas entah bagaimana Lucas tidak mengetahuinya. Ben datang menghampirinya dan memerintah untuk menyampaikan pesan pada Aris. “Maafkan saya, Bos,” kata Lucas berhati-hati. “Diam, lo!” bentak Aris geram. Matanya berkilat-kilat melihat tampang Lucas yang merasa bersalah sekaligus merasa takut akan mendapatkan ganjaran dari ketidakbecusannya dalam bekerja. “Gua harus balas semuanya. Ya, itu orang harus mati. Bisa berabe urusan gua kalo gini caranya.” Aris gelisah. Ben sudah tahu semuanya. Aris juga tahu Ben banyak memiliki orang-orang suruhan yang kemampuan mereka tak diragukan lagi, anak buahnya bukan kelas teri.