Bab 9. Menggagalkan Pertunangan

1755 Words
Setelah mengantarkan Melodi, Ariel kembali ke arah kota dan berencana menginap di Bogor. Sambil membawa mobilnya, senyum licik perlahan mengembang di wajah imut dan tampannya. “Melodi, gue tahu lo pasti pacar simpanannya Rexy. Lo benar-benar lugu dan polos mau dipakai Rexy kayak gitu. Rexy pasti akan mati-matian mempertahankan lo buat ngalangin pernikahannya. Tapi gue punya rencana berbeda sama lo, Sayang. Kita akan lihat nanti siapa yang akan dapetin lo,” ujar Ariel pada dirinya sendiri sambil menyusun banyak rencana di kepalanya. Ia tahu apa yang harus dilakukan kali ini untuk menghancurkan reputasi keluarga Basupati beserta Rexy di dalamnya. “Rex, lo bakal kalah dari gue mulai saat ini.” Ariel menekan pedal gas lebih keras dan mengebut ke salah satu hotel miliknya untuk menginap. Melodi yang baru saja pulang ke rumah dengan wajah bahagia lalu menyerahkan uang yang ia ambil dari kartu kredit pemberian Rexy pada Ayahnya. “Kamu dapat uang ini dari mana?” tanya Feri pada putrinya. “Itu ... Mel dapat beasiswa, Pa. Dan uangnya bisa diambil mulai hari ini.” Feri melebarkan matanya dan terkejut. “Tapi kamu kan udah hampir tamat.” Melodi tersenyum canggung dan berpikir keras. Ia harus memutar otak agar tidak ketahuan. “Ini beasiswa untuk siswa miskin, Pa.” Feri masih menatap Melodi lalu kembali pada uang yang digenggamnya. Rasanya sudah sangat lama Feri tidak pernah memegang uang jutaan seperti ini. Awalnya Feri sedikit ragu tapi kemudian ia mengangguk dan percaya pada pengakuan Melodi. Feri pun menerima uang tersebut lalu tersenyum. “Makasih, Nak.” Feri berucap dengan mata berkaca-kaca. “Mulai sekarang kita gak akan kekurangan lagi, Pa.” Melodi membalas sama terharunya. Feri pun mengangguk. Ia memeluk ayahnya. Senyuman Melodi hilang begitu saja. Ia tahu yang ia lakukan adalah salah, tetapi bagi Melodi saat ini, harga tubuhnya tak sepenting harga dirinya. ia tidak akan mau mati dalam kemiskinan tanpa harga diri dan terus dihina oleh ibu dan kakaknya. Malam itu, Melodi dan Feri bisa mendapatkan makan malam yang layak. Melodi mampu melunasi utang dan membeli bahan makanan untuk dimasak. Tak hanya berdua, Melodi juga tidak lupa membagi makan malam mereka pada tetangga baiknya, Aldi. Aldi diundang makan malam di rumah Melodi dengan makanan yang banyak dan enak. Beberapa hari kemudian saat Melodi berencana membawa ayahnya ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya, Aldi datang. Ia membawa berita yang kurang menyenangkan. “Kang, aku dengar malam ini Fernita bakalan tunangan. Apa Akang tau soal ini?” tanya Aldi setelah duduk di kursi dekat Feri. “Gak, aku gak tau apapun. Kamu tau darimana?” “Dari yang kerja di vila Jodie itu. Kang.” Feri kemudian memandang Melodi yang juga duduk bersamanya. “Apa kamu tau soal pertunangan Kakak kamu?” Melodi menggeleng. Ia langsung ingat pada Rexy. Mengapa Rexy tidak mengatakan apapun sebelumnya? Apa itu alasan Rexy tidak menghubunginya setelah terakhir mereka bertemu? Kali ini ada rasa tidak senang di hati Melodi. Melodi tidak mau melihat Fernita mendapatkan Rexy. Ia harus mencegah pertunangan itu. Jika berhasil, maka Melodi bisa berhasil menjalankan sebagian rencananya untuk balas dendam. Fernita harus gagal bertunangan dengan Rexy. “Aku gak menyangka, Erni benar-benar menjauhkan aku dari anakku sendiri. Mungkin kalau Fernita menikah, aku juga gak akan diberi tahu,” ujar Feri masih mengobrol dengan Aldi. Feri kemudian terbatuk lagi. Aldi lantas mengusap punggung Feri dan Melodi menatap ayahnya dengan miris. “Mel akan selalu nemenin Papa kok.” Feri menaikkan senyuman pada Melodi dan mengangguk pelan. Aldi juga ikut tersenyum pada Melodi. “Kang, boleh minta tolong sebentar jagain Papa?” tanya Melodi meminta kesediaan Aldi. Aldi tersenyum seraya mengangguk dengan tulus. “Pa, Melodi mau keluar sebentar ya. Ada buku dan peralatan sekolah yang harus Melodi beli,” ujar Melodi memberi alasan agar bisa keluar rumah. “Kamu ke luar pakai apa?” “Pakai angkot saja, Pa.” Feri pun mengangguk dan mengizinkan. “Jangan pulang terlalu malam.” Setelah pamit pada Feri dan Aldi, Melodi pun keluar dari rumah menuju hotel milik Rexy. Ia tahu jika Rexy pasti ada di sana. Pesta pertunangan itu sedianya dilaksanakan di salah satu ballroom hotel milik keluarga Basupati yang sekarang dipimpin oleh Rexy. Melodi berhasil masuk karena ia memiliki kartu nama Rexy yang selalu dibawa ke mana pun. Dengan mudah, Melodi naik ke lantai di mana kamar presidential suite milik Rexy berada. Ia sudah pernah masuk ke sana jadi tidak sulit menemukannya. “Melodi?” ucap Rexy ketika membuka pintu. Rexy kemudian melongok keluar mencoba memastikan bahwa tak ada satu pun yang melihat. Ia menarik Melodi ke dalam sebelum bertanya lebih jauh. “Kamu ngapain di sini?” tanya Rexy di depan pintu. “Aku dengar Mas Rexy mau tunangan dengan Nita, apa itu bener?” Melodi balik bertanya setelah melihat jas tuxedo Rexy yang sedang ia gunakan. Rexy menghela napas dan mengangguk. “Cuma sebentar kok. Ini hanya perjanjian bisnis.” Rexy menjawab gampang tanpa beban. “Trus hubungan kita gimana?” Rexy malah tersenyum dan sedikit menyentuh ujung dagu Melodi. “Ya kita tetap berhubungan seperti biasa, Sayang. Kamu tetap pacarku. Lagi pula itu kan hanya pertunangan biasa,” ujar Rexy masih bersikap gampang serta cuek. “Tetep aja kalian tunangan kan?” sahut Melodi melipat kedua lengan di dadanya dan mulai cemberut. Rexy makin tersenyum melihat sikap manja Melodi. Ia lalu mendekat dan mengecup pipi Melodi. “Kamu cemburu ya?” “Iya, kan Mas Rexy pacarnya Mel. Memangnya Mel gak boleh cemburu?!” balas Melodi melirik memancing dengan mengambek. Rexy makin menyengir lalu terkekeh. Ia menengok lagi kiri dan kanan pada koridor yang sepi. “Gimana kalau kita ke kamar lain. Aku punya kejutan buat kamu.” Melodi menaikkan alisnya lalu mengangguk. Tangan Rexy membawa Melodi sekaligus menutup pintu di kamarnya itu. “Kejutan apa?” “Kalo dikasih tau, bukan kejutan namanya. Ayo ikut aku,” ajak Rexy terus menarik pergelangan tangan Melodi membawanya ke dalam lift dan satu lantai di bawahnya. “Ini kamar siapa?” tanya Melodi ketika masuk ke dalam kamar lain. “Kamarku juga tapi gak ada yang tau kecuali manajer di sini. Kamu juga jangan kasih tau siapa-siapa ya.” Melodi mengangguk sambil berjalan masuk ke dalam kamar super mewah itu. Kamar tersebut jauh lebih luas dari yang sebelumnya. Di dalam kamar terlihat sebuah meja dengan dekorasi kue yang sangat mewah dan cantik. “Wah bagus banget. Ini untuk siapa, Mas?” tanya Melodi sambil terus memandang pada meja tersebut. “Sebenarnya ini hadiah kejutan buat Nita. Gak ada yang tahu karena aku memesan sendiri. Tapi setelah aku pikir-pikir, daripada aku kasih dia, mungkin lebih baik untuk kamu saja,” jawab Rexy dengan santai dan terkesan pamer. Melodi menolehkan pada Rexy dengan ekspresi terkejut sambil membuka mulut. “Kamu suka?” tanya Rexy tersenyum melihat antusiasnya Melodi. Melodi mengangguk cepat dengan semangat. “Ini bagus banget.” Rexy kemudian menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Melodi untuk duduk. Di depannya terdapat sebuah cake yang sangat cantik dan beberapa makanan manis yang di dekorasi dengan sangat mewah. “Ada satu lagi yang aku mau kasih untuk kamu, tunggu sebentar,” ujar Rexy lalu berdiri dan berjalan ke salah satu laci. Ia mengeluarkan sebuah kotak lalu meletakkan di depan Melodi. “Buka, itu buat kamu juga.” Melodi yang tersenyum lebar kemudian membuka dan terlihatlah sebuah gelang tangan yang sangat cantik dihiasi oleh berlian di sepanjang rantainya. Mulut Melodi sampai terbuka melihat mewahnya hadiah yang diberikan Rexy padanya. “Kamu suka?” tanya Rexy masih tersenyum. “I-ini untuk Mel?” Rexy mengangguk. Melodi yang belum pernah menerima hadiah dalam hidupnya mulai meneteskan air mata haru. “Lho, kok kamu malah nangis? Kamu gak suka modelnya? Atau mau diganti dengan perhiasan lain?” Melodi masih tercengang lalu menggeleng pada Rexy. “Bukan Mas, seumur hidup, Mel gak pernah dapat kado dari siapa pun. Baru kali ini ada yang mau memberi Melodi kado semahal ini,” jawab Melodi masih tersenyum haru. Cengiran kesombongan Rexy sedikit memudar. Ia kembali tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya. Padahal gelang itu sedianya adalah hadiahnya untuk Fernita. Lebih bisa dikatakan bonus karena Alexander Jodie sudah memenangkan sebuah tender besar untuk keluarga Basupati. Sehingga sebagai CEO, Rexy harus memberikan hadiah yang sepadan untuk anak sambung Alex tersebut. Namun ternyata, Melodi lebih bisa menghargai pemberian Rexy dengan lebih baik. Maka Rexy berpikir untuk memberikannya saja pada Melodi daripada Fernita. “Mulai sekarang, aku akan berikan apa pun yang kamu mau. Kamu akan dapat banyak kejutan seperti ini dari aku. Atau kalau kamu pengen sesuatu kamu tinggal bilang, nanti aku belikan,” ujar Rexy lebih lembut dan terdengar lebih tulus. Jemari Rexy kemudian menyeka air mata Melodi dan masih terus tersenyum. “Udah jangan nangis. Kamu berhak kok mendapatkan ini daripada Nita. Aku tau dia bukan gadis yang baik. Menurutku kamu jauh lebih baik daripada dia,” ujar Rexy membuat Melodi masih tertegun menatapnya. Keduanya masih saling berpandangan saat Rexy kemudian mengambil gelang itu dan memakaikannya pada Melodi. Ia kembali mendekat dan mencium pipinya. “Kamu cantik banget pakai itu,” puji Rexy dan Melodi pun tersenyum. Rexy lalu menarik Melodi untuk duduk di pangkuannya. Ia terus memandang wajah cantik Melodi sambil membelai rambutnya. Perasaan yang melarutkan keduanya akhirnya membawa Rexy untuk mulai mencium Melodi. Tidak butuh waktu lama bagi Rexy untuk membangun mood bercinta malam ini. Melodi yang juga terbawa perasaan pada Rexy membiarkan pria itu membuka kembali jas yang akan dipakai untuk pertunangannya. Mereka saling berciuman dan memeluk satu sama lain. Gelak Melodi membuat Rexy tersenyum bahagia. Padahal satu jam yang lalu, Rexy begitu kesal dan tidak mau tersenyum. ia kesal karena harus bertunangan dengan gadis pecicilan seperti Nita. Di tambah, Melodi lebih cantik tiga kali dari Nita. Padahal mereka bersaudara, tetap saja jauh berbeda. Melodi tidak seperti saat pertama kali berhubungan dengan Rexy. Ia jadi jauh lebih berani dan bisa membalas ciuman Rexy. Hubungan itu terjadi begitu saja di balik selimut di dalam kamar rahasia milik Rexy Basupati. Sementara itu pesta pertunangan Rexy dan Ivanka masih berlangsung di ballroom hotel yang sama. Rexy seharusnya sudah muncul satu jam yang lalu. Tapi setelah disusul ke kamarnya, ia tidak ditemukan. “Gimana dong ini, Ma?” rengek Fernita pada ibunya karena Rexy ternyata malah tidak hadir. Orang tua Rexy, Baron dan Ranti Basupati harus menahan geram karena putra mereka membuat ulah lagi. “Cari Rexy sampai dapat!” ujar Baron memberi perintah pada pengawalnya. Fernita mulai malu karena sudah banyak tamu yang malah pulang gara-gara terlalu lama menunggu pesta dimulai. Ia mengambek seperti biasa namun berubah jadi kemarahan karena Rexy tak kunjung ditemukan bahkan setelah pesta selesai. “Rexy, kamu b******k!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD