[12]

1554 Words
Persis seperti apa yang Justin katakan sebelum mereka berangkat; kemunculan Giselle membuat para tamu undangan heboh. Hampir semua mata tertuju pada sosok anggun serta penuh misterius yang tak pernah jauh dari Justin. Sudah bisa ditebak, siapa gadis yang tak melepaskan tangannya dari pemilik SEO. “Anda begitu memukau, Nona Giselle. Bagaimana kesan Anda menghadiri pesta seperti ini?” tanya salah satu wartawan sebelum mereka memasuki area perjamuan. Giselle hanya tersenyum seraya berkata. “Aku yakin kesan yang sama seperti Anda miliki adalah penggambaran yagn tepat untuk perjamuan megah ini. Iya, kan?” Si wartawan terkekeh. “Kabarnya Anda menerima kontrak kerja sama dengan brand fashion lain? Apa tak jadi soal mengingat Anda adalah salah satu model ternama dari SEO?” Mata Giselle menatap lekat pada si penanya sebelum akhirnya ia terkikik geli. “Apa aku harus menjawab? Jika aku katakan senang mendapatkan kontrak itu, bukankah sama saja aku membuat senyum bosku hilang? Atau sebenarnya bosku yang sudah mengatur ini semua agar desainer ternama pun terus unjuk kebolehan?” Tahu jika ucapan itu bernama seloroh, apalagi saat Giselle mengatakan hal tadi, bertepatan dengan datangnya sang pemilik brand yang dibicarakan. Jadilah semacam reuni kecil tapi sarat sekali bisnis. Giselle tahu itu, dan Justin tak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Mengikuti arahan dari staf yang telah ditunjuk, mereka pun beriring berjalan di atas karpet merah. Padahal jika Giselle tak salah ingat, ini hanya perjamuan makan malam biasa. Tapi sudah menjadi rahasia umum, undangan dari Duta Besar cukup menghebohkan dan hanya dihadiri kalangan tertentu. Namun pemberitaannya sampai ke seluruh penjuru seolah pesta tersebut memang dibuat untuk menunjukkan status sosial dari beberapa kalangan yang ada di negara ini. Beberapa blizt kamera mengarah pada Giselle. Lambaian tangan serta senyum tipis dari model yang tengah ramai dibicarakan itu terus ia tujukan pada pencari berita. Justin pernah mengatakan jika kemunculannya nanti, pasti akan menyedot banyak perhatian. Dan benar saja, hampir semuanya mengerubungi Giselle termasuk melontarkan banyak tanya. “Apa setiap tahun jika Duta Besar mengadakan pesta selalu seperti ini?” tanya Giselle begitu mereka mulai memasuki area lobby. Sudah tak ada lagi rekan media. Mereka hanya boleh menunggu sampai di area lobby depan, untuk pesta perjamuan sendiri, benar-benar dibuat seprivasi mungkin. Kendati begitu, Giselle tak akan percaya. Pasti ada mata tajam yang mengawasi pergerakan mereka di dalam sana. Jika menarik, akan dijadikan berita utama yang akan muncul esok harinya. “Begitulah.” Justin menyeringai. “Ada baik dan buruknya pesta seperti ini.” Ia pun membalas sapaan ramah yang datang padanya dari sudut lain. Salah satu istri pejabat di negara ini adalah langganan tetapnya di butik. “Aku tak menyangka Anda begitu cantik mengenakan blouse mustard ini.” Justin menerima pelukan hangat dari wanita paru baya yang tersenyum lebar ke arahnya. Tapi hanya sejenak. Wajah cerah tadi berubah merengut seolah pujian tadi membuat kegembiraan itu menguap begitu saja. “Kau ini! bisa tidak jangan memujiku berlebihan?” Justin tergelak. “Apa saya salah? Anda memang cantik, Nyonya Danisa. Anda pasti setuju denganku, kan, Tuan Marvel?” Sang pria yang sejak tadi memerhatikan interaksi antara Justin dan istrinya hanya bisa menggeleng heran. “Mungkin sebaiknya tak perlu kita beri pujian pada wanita. Dianggapnya, kita tak pernah serius mengutarakan hal itu.” Makin jadi gelak yang Justin pula. “Saya sependapat kalau begitu.” Tak ingin membuat Giselle hanya pajangan di sisinya, ia pun sedikit menarik tangan Giselle agar mendekat. “Kurasa Nyonya dan Tuan sudah mengenal model andalan SEO? Akan lebih menyenangkan untukku jika Giselle menyapa kalian lebih dulu.” Penuh santun, Giselle memperkenalkan dirinya. Pun sesekali meladeni apa pun pertanyaan dari wanita paruh baya yang memang cantik dengan blouse rancangan Justin ini. “Padahal sempat kupikir dia adalah kekasihmu, Justin.” Yang disindir hanya tertawa. “Aku masih ingin terus melaju dan bersama Giselle, aku yakin bisa menggapainya bersama. Untuk urusan satu itu, belum terpikir sama sekali.” Kali ini Marvel angkat bicara. “Kebersamaan bisa menimbulkan cinta, Justin. Kau seharusnya paham akan hal itu.” “Cinta ada karena terbiasa, ya?” Justin tanggapi dengan senyum lebar. “Masih banyak yang ingin kugapai, Tuan Marvel. Cinta bisa disingkirkan terlebih dahulu.” “Kau memang pria penuh semangat dan aku menyukai itu.” Danisa tertawa riang. “Aku tak sabar menunggu hari di mana kau perkenalkan kekasihmu padamu. Iya, kan, Sayang?” Marvel mengangguk segera. Mereka pun melangkah beriring menuju area perjamuan di mana kebanyakan tamu yang datang, familier di mata Justin. Juga Giselle yang mulai memahami posisinya di sana. Selain model yang tengah naik daun, ia juga punya pengaruh lebih untuk melakukan beberapa hal termasuk dalam hal promosi. Banyak orang yang berkecimpung di dunia bisnis, baik skala kecil atau besar menginginkan nama yang Giselle punya. Mereka yakin, Giselle pasti memiliki nama besar nantinya mengingat tingkat kepopuleran gadis itu semakin hari semakin naik. “Jangan pernah jauh dariku, Giselle,” bisik Justin di saat kedua orang tadi menjauh. Sepertinya juga mereka menemui beberapa kenalannya yang tak mungkin Justin ikuti. “Iya,” sahut Giselle pelan. “Karena sepertinya, aku memang harus bicara dengan Andrew di depanmu.” Justin pun melangkah pasti pada sosok yang terlihat mengarah padanya. Di saat yang sama juga, sang pria itu bersama wanita yang membuat Giselle mengepalkan tangan kuat-kuat. Jilly bersama Andrew di sana, berjalan mendekat pada mereka dengan wajah ramah yang dibuat-buat—Jilly apalagi. Terlihat begitu bangga atas pencapaiannya bisa hadir di acara seperti ini. jika bukan karena ajakan Andrew, dipastikan ia hanya bisa berandai-andai jika dirinya menjadi bagian dari pesta ini. “Aku tak menyangka jika kau datang malam ini,” kata Andrew sembari mengulurkan tangan agar Giselle menyambutnya. Ia berharap sekali akan hal itu. setidaknya menghabiskan satu gelas wine di sekitar ... ehm, balkon bangunan ini cukup menyenangkan. Tenang dan tak ada yang mengusik. Sayangnya, itu hanya angan. Giselle tersenyum tipis menyiratkan sebuah penolakan. Juga ucapan pria yang ada di samping Giselle. “Kurasa pemilik The Collage menginginkan berita eksklusif mengenai modelku? Benar begitu, Tuan Andrew?” Andrew terkekeh. Segera menarik tangannya yang tak mendapat sambut apa pun dari Giselle. Yang ada justru ia merasa jika Jilly menggamit tangannya semakin erat. Ck! Wanita ini. sudah ia katakan berulang kali, ia ada di sini karena rasa terima kasih lantaran banyak hal yang dikatakan Jilly terkait Giselle. Selebihnya? Andrew tak membutuhkan wanita itu lagi. sayangnya, tak semudah itu untuk lepas dari Jilly. “Banyak yang memberitakan Giselle dengan segala hal yang dicapainya sekarang.” Andrew menatap Justin dengan tajamnya. Senyum yang tadi tercipta di sudut bibir pria tadi pun terganti dengan seringai licik. “Bagaimana jika berita mengenai Giselle di masa lalu?” Ucapan itu segera saja membuat Giselle terbeliak tak percaya. Meski terhalang topeng yang sebagian menutupi wajahnya, tapi pasti kentara sekali jika ia terkejut. Matanya segera saja menatap Andrew dengan emosi. “Kau—“ Justin segera menahan apa yang ingin dikatakan Giselle. Dengan genggaman tangan yang begitu erat, ia yakin Giselle tak akan meneruskan ucapannya. Menghadapi Andrew serta wanita yang kini terlihat kegirangan karena ucapan Andrew barusan, membuat Justin merasa mual. “Lama tak berjumpa, Tuan Justin,” kata Jilly memecah suasana tegang di antara mereka. ah, tidak. bukan memecah, tapi mengasah agar semakin menegangkan obrolan yang menyenangkan ini. ia bisa memanfaatkan banyak situasi terkait dengan hal-hal yang tak mungkin dengan mudah disingkirkan dari diri Giselle. Itulah jati dirinya. Seorang penari penghibur yang kadang kala menerima tamu kaya raya demi uang. Ah ... sepertinya bisa dijadikan head line news yang sangat menggemparkan. “Kurasa tak cukup lama waktu pertemuan kita kembali, Jilly.” Justin tersenyum lebar. Ia melirik pada jam yang ada di tangannya. “Kau cukup senggang menikmati malam di sini. bagaimana kabar klubmu?” Jilly terkekeh. “Anda ingin berkunjung? Kupastikan Anda mendapatkan gadis pengganti yang lebih dari ini.” matanya melirik pada Giselle yang tampak menggeram tertahan. “Mengingat masa lalu, Nami? Menggunakan topeng dan berpenampilan seperti ini?” karenanya juga, Jilly tergelak. Ia sampai menutup mulutnya agar jangan sampai terlalu menyita banyak perhatian orang lain. “Aku punya kabar gembira untukmu, Tuan Andrew,” kata Justin dengan ketenangan yang mengerikan. “Jika berita ini sampai ke pihak lain, kurasa kau akan kerepotan menghalaunya.” Andrew yang tadinya serasa di atas angin, mulai menunjukkan sikap waspada. “Kau yakin klubmu baik-baik saja?” tanya Justin dengan seringai licik. “Ehm ... kurasa tak sam—“ Dering ponsel dari tas Jilly, membuat wanita itu terkejut. Ia pun segera merogoh ponselnya di mana nama orang kepercayaan yang mengelola klubnya itu muncul di layar. Biasanya jika bukan urusan penting, Michael tak akan menghubunginya. “Ada apa?” tanya Jilly tanpa basa basi. “Bos, ada penggerebekan di klub! Banyak yang ditahan sementara di ruang khusus! Bagaimana bisa? bukankah Anda sudah memberikan jatah bulanan?” Sorot mata Jilly terbeliak hampir loncat dari tempatnya. “Ada wartawan juga. kebanyakan menanyakan keberadaan Anda. Saya rasa, Anda harus berhati-hati di mana pun Anda berada.” Melihat bagaimana wajah Jilly, Justin tersenyum puas. Ia pun mengarahkan pandangan pada Andrew. “Apa ... harus kukatakan dengan jelas, Tuan Andrew? Jika Anda tengah banyak dibicarakan oleh umum sebagai pria yang dekat dengan pemilik klub?” Andrew membalas tatapan itu tak kalah menantang. “Pemilik klub yang tengah berurusan dengan hukum karena penggerebekan hari ini. jangan pernah mungkiri, klub milik Nona Jilly Adams sebagai tempat transaksi narkoba skala internasional. Ehm ... akan menjadi berita seperti apa, ya, esok hari?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD