Bab 22 Ini Salahnya

1706 Words

Saat aku muncul, semua mata memandang ke arahku. Seketika itu semua sorot mata, baik yang tajam, penuh kebencian, ataupun terlihat bahagia di atas penderitaan orang lain menatapku bersamaan …. Tapi tenang, aku tidak akan kabur. Sesampainya di koridor, dengan tak acuh aku memandang Mbak Eri. Aku melihat si wanita tua itu menggigit bibir hingga memutih dan menatapku dengan bengis. Setelah itu, dia berkata dengan napasnya tersengal dan nada mengancam, “Ray, hebat juga, ya, kau. Berani-beraninya kau bermain di belakangku!” Sebenarnya, bisa saja aku menjelaskan ke mereka bahwa semua yang terjadi adalah sebuah kesalahan. Namun, setelah aku terus berpikir selama dua hari belakangan, kuputuskan bahwa aku sudah tak sanggup lagi untuk berhubungan dengannya. Karena itulah, aku batal menjelaskan ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD