kecelakaan

1076 Words
Cahaya melambaikan tangan kearah Deri yang saat ini baru saja selesai melakukan syuting. wanita itu langsung melompat-lompat bahagia serta langsung memeluknya. ''Aku kangen banget sama kamu,Der."Kata Cahaya. "Aku juga sayang, malah lebih kangen dari kamu."Balas pria itu. "Masa?" tanya Cahaya sambil menggoda. Deri hanya tersenyum. "Kamu gak percaya, kalau aku kangen sama kamu?" Balas Deri lagi Cahaya memutar bola matanya keatas, hal itu malah membuat Deri menjadi gemas, segera ia menarik hidung gadis itu, "Kamu tuh ya, mau aku cium disini.Berani ya godain aku kaya gitu."kata Deri lagi. "Aduh...duh Der sakit ini, jangan di tarik lagi!" "Habis kamu godain sih."Balas Deri yang masih terus menarik ujung hidung Cahaya. "Ampun, lepasin ya." "Boleh tapi ada syaratnya!" Kata Deri lagi. "Apa?" tanya Cahaya. Deri menunjuk sebelah pipinya, pertanda pria itu meminta dirinya untuk di cium oleh sang kekasih. "Deri disini banyak orang, malu lah."Kata Cahaya sambil melirik kesana kemari. "Gak peduli itu hukuman untuk kamu.Gimana?" "Baiklah." ''Good." Deri segera melepaskan tangannya dari hidung Cahaya.Ia lalu mencondongkan wajahnya agar sedikit dekat dengan wajah wanitanya itu. "Cup." Satu kecupan langsung di lancarkan oleh Cahaya, hingga membuat pria itu sedikit mematung. "Kok cuma gitu aja?" Protes Deri. "Memang harus bagaimana?"Tanya Cahaya, dengan wajah yang sudah merona merah. "Gak berasa yang, masa cuman gitu doang sih?" protes Deri lagi. "Deri, malu banyak orang disini."kata Cahaya. "Aku gak peduli sayang, aku tuh kangen banget sama kamu."Pria itu langsung menyeret tubuh Cahaya ke tempat yang lebih sepi dan banyak pepohonan. Ia langsung menyambar bibir Cahaya, bibir yang selalu menjadi candunya itu, hingga lipstick yang di pakai perempuan itu memudar. Dari kejauhan seorang wanita cantik tampak memperhatikan kemesraan pasangan yang sedang di mabuk cinta, wajahnya penuh dengan rasa iri. "Aku merindukan kamu, Bintang."Ungkap Rindu dengan lirih. "Kamu gak berhak merindukan pria yang sebentar lagi akan menikah dengan orang lain, Rindu."Ucap seseorang tiba-tiba. ** Deri berdiri diatas motor yang sedang melaju, dengan Cahaya yang mengendalikan mesin roda dua itu. Mereka tengah menikmati kebersamaan di sebuah jalan raya namun sedikit sepi sambil menikmati udara segar di sana. "Sayang, agak kencang dikit jalaninnya, udaranya seger banget kalau kena angin." Kata Deri. "Ih ini aku udah kencang, lagipula takut,Der.Jalanya sedikit curam dan belok-belok."Teria Cahaya, terus terang saja ia agak sedikit takut menjalankan motor di tempat seperti itu.Meskipun sepi pengendara, tapi karena jalanan yang menurun serta berliku-liku.Cahaya takut tidak bisa mengendalikan gas dan rem jika mendadak ada pengendara dari arah berlawanan. ''Gak apa-apa, aman kan ada aku."Balas Deri. "Tetep gak mau pokoknya." Balas Cahaya lagi. "Ah kamu gak asik, udah berhenti biar aku yang di depan sayang!"Kata Deri. "Tapi,Der.Takut jatuh kamu masih harus syuting lo."Balas Cahaya lagi. "Gak apa-apa, aman sayang." Setelah Cahaya menghentikan motornya di tepi jalan,lalu segera ddi ambil alih oleh Deri. "Pegangan yang kencang, sayang! Aku akan membawamu terbang ke surga." Kata Deri yang langsung memutar gas motornya dan melajukan secepat kilat. "Akhhhh Deri, jangan kencang-kencang."Teriak Cahaya. Sementara itu di tempat lain. Bintang tengah berada di ruang kerjanya saat sang asisten datang dengan membawa sebuah dokumen. "Ini yang anda minta Pak." Ucap Dimas.Pria tampan berusia sekitar 24 tahun itu. "Terima kasih,Dim."Balas Bintang. Ia langsung membuka lembar demi lembar berkas yang dibawa Dimas itu, ia baca teliti setiap tulisan di sana. ''Semoga proyek ini akan berjalan dengan lancar,para pemain yang sudah aku pulih , mereka sudah mulai bekerja kan" tanya Bintang lagi. "Sudah pak, semua yang terpilih sudah mulai melakukan syuting dan ada di dalam berkas ini." Balas Dimas sambil membuka map biru yang ia pegang. Bintang kemudian melihat satu demi satu foto para aktor dan artis juga kriteria mereka. Ada beberapa yang menarik perhatiannya, di mulai dari artis pendatang baru sampai yang sudah melalang buana di dunia perfilman. Kemudian keningnya mengerut saat melihat sebuah foto yang sangat ia kenali. "Via?" tanya Bintang, sambil melirik kearah Dimas. Pria itu sedikit pucat melihat sang atasan yang menatap tajam kearah dirinya itu. "Iya pak."Balasnya. Bintang langsung melempar map itu hingga isinya berhamburan keatas lantai. ''Kenapa kamu gak bilang kalau dia juga terlibat dalam proyek ini?" tanya Bintang sedikit emosi. Bintang sengaja menyibukkan dirinya di perusahaan cabang milik sang ayah agar tidak dekat-dekat dengan Via, tapi nyatanya wanita yang di jodohkan dengannya itu justru malah mengikutinya terus menerus, membuat Bintang sedikit muak. "Maaf pak, ini keputusan dari pak Gunawan, beliau yang menginginkan agar Nona Via terlibat dalam proyek ini dan menjadi bintang utama."Balas Dimas. "Apa? kenapa Papa bisa seenaknya ikut campur dengan proyek yang sedang aku tangani ini, memang papa gak ada kerjaan lain?" tanya Bintang lagi sedikit naik pitam. "Maf pak, saya kurang tahu mengenai hal ini."Balas Dimas. Bintang akhirnya hanya bisa kesal ia menyenderkan tubuhnya di belakang kursi, melonggarkan sedikit dasinya yang terasa amat sesak. Sungguh ia sangat bosan selalu di bawah kendali orang tuanya, dan dirinya masih jadi pecundang yang sama sekali tidak bisa berkutik. "Aku tida mau memakai Via untuk proyek yang sedang aku buat,Dim.Sampaikan ini pada direktur." ucap Bintang lagi. "Baik Pak akan saya sampaikan pada pak Direktur."Jawab Dimas. Kemudian pria itu memunguti semua berkas yang berserakan di lantai dan merapikannya. "Oh ya Dim, kamu sudah dapat informasi tentang Rindu?" tanya Bintang. Dimas yang sedang merapikan semua berkas tiba-tiba saja berhenti saat Bintang menanyakan tentang Rindu. "Pak mengenai nona Rindu, saya..." ** Deri terus saja melajukan kendaraan roda dua nya dengan begitu kencang, padahal mereka masih berada di jalanan yang menurun tajam dan berbelok-belok.Tebing tinggi di sebelah kiri jalan dan perkebunan teh di sebelah kiri. Seharusnya mereka harus lebih hati-hati lagi saat berkendara, tapi nyatanya Deri seolah tuli dengan teriakan Cahaya sedari tadi. "Deri stop! ini mengerikan.Aku takut Der!"Teriak Cahaya, pelukannya semakin erat pada pinggang kekasihnya itu begitu motor yang di kendarai Deri terus melaju dengan kencang. "Ini sangat seru sayang." "Apanya yang seru sih, gak ada .Aku sampai gak berani buka mata." Balas Cahaya. "Ayolah sayang, kamu akan menyukai ini.Buka matamu!' Namun di balik punggung pria itu Cahaya hanya menggeleng, ia sama sekali tidak ingin membuka matanya karena teramat takut.Hingga detik berikutnya ia memberanikan diri dan mengintip sudah sampai mana kekasihnya membawanya kebut-kebutan.Hingga ia menangkap di arah tikungan ada pengendara motor yang sama-sama sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Awalnya Cahaya biasa saja, tapi begitu semakin dekat ia merasakan sesuatu akan terjadi padanya. "Deri awas, kurangi kecepatan mu, itu ada motor lain sepertinya sedikit oleng!'Teriak Cahaya. Namun seperti sebelumnya, Deri yang sudah terlanjur menambah kecepatan tidak bisa berhenti begitu saja, ia pun terkejut melihat ada motor yang berada tepat di depannya, ia mencoba menghindar, tapi naas semua sudah terlambat. "Duar...!" Tabrakan Pun tak bisa di hindari.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD